Saya bertanya,
"Artinya apa wahai guru?"
Sambil tersenyum Sang Guru kemudian menjelaskan,
"Artinya kalau SEJARAH itu ibarat sebuah Pohon, maka Surat Luqman ayat 31 di atas menjadi penegasan bahwa SEJARAH itu haruslah berwujud TULISAN dan bukan GAMBAR, makanya Al-Quran menyebutnya dengan kalimat "pohon-pohon dijadikan pena". Mengapa? Karena TULISAN itu tidak akan hilang dimakan zaman, dan ia akan menjadi bukti dari keberadaan SEJARAH itu sendiri. Dan SEJARAH tanpa bukti TULISAN maka ia hanya akan disebut sebagai PRA-SEJARAH."
Catatan Tambahan:
Inilah sebabnya mengapa GR. Elton dan Henry Pirenne menyebutkan bahwa SEJARAH terbagi menjadi FILOLOGI (ilmu sejarah yang mempelajari tulisan pada naskah-naskah kuno, dan lontar-lontar kuno) dan EPIGRAFI (ilmu sejarah yang mempelajari tulisan pada batu, kayu, logam yang dikenal sebagai prasasti).
Kemudian Saya melanjutkan,
"Baik Guru, saya sudah mulai paham sekarang. Oh ya satu lagi pertanyaan saya, apakah benar bahwa SEJARAH itu akan selalu berulang dan berulang? Mohon penjelasan dari Guru."
Sang Guru menjawab,
"Anakku, seperti telah kukatakan sebelumnya bahwa SEJARAH itu ibarat sebuah Pohon. Perhatikanlah bagaimana sebuah Pohon menjalani kehidupannya dari sebuah biji, kemudian biji itu bertunas, kemudian dari tunas menjadi kecambah, dan dari kecambah tumbuhlah daun-daun, ranting-ranting, dan cabang-cabang dan kemudian ia terus tumbuh dan membesar hingga tibalah waktunya ia mengeluarkan bunga, dan dari bunga kemudian muncul buah, dan ketika buah ini masak maka ia menjadi makanan bagi manusia ataupun hewan, hingga kemudian hanya tersisa biji. Lihatlah anakku bagaimana sebuah Pohon menjalani siklus hidupnya dari BIJI kemudian kembali menjadi BIJI dan begitu seterusnya sebagai siklus regenerasi untuk mempertahankan keberadaan dirinya dari waktu ke waktu. Maka demikian pula halnya dengan SEJARAH yang juga merupakan sebuah proses siklus yang berulang dan terus berulang meskipun dalam perjalanan waktunya tidak ada yang sama persis dalam SEJARAH, namun ia akan selalu memiliki POLA yang SAMA dari waktu ke waktu. POLA inilah yang seharusnya dijadikan Pelajaran bagi orang-orang yang berfikir dan mau belajar dari POLA Sejarah Umat-Umat Terdahulu di Masa Lalu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan karena begitu pentingnya mempelajari POLA Sejarah Umat-Umat Terdahulu ini, sampai-sampai sepertiga bagian dari Al-Quran berisikan tentang Qishash atau kisah-kisah dan sejarah umat-umat terdahulu."
Catatan Tambahan: