Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun SDM Berkarakter

6 Januari 2022   23:58 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:27 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada banyak pribadi tokoh bangsa yang memiliki karakter kuat sebagaimana dimaksudkan Rizal. Sultan Hamengku Buwono IX pernah menolak mentah-mentah ajakan Belanda untuk menyingkir dari Yogya, saat Jepang menyerang Indonesia. "Apapun yang akan terjadi, saya tak akan meninggalkan Yogya. Justru bila bahaya memuncak, saya wajib berada di tempat demi keselamatan Keraton dan rakyat."

Karakter daya tahan Sultan, juga ditunjukkan oleh Proklamator Bung Hatta saat dibuang Belanda ke Boven Digoel. Surat-surat Hatta yang disampaikan ke Maktuo Rafiah (kakak sulungnya) hanya menceritakan kondisi lingkungan di tempat pembuangan, dan tidak pernah menceritakan keluh kesah, apalagi cengeng.

Tentang keberanian, karakter ini menonjol pada kisah hidup Jenderal Hoegeng. Rumah kecil dan sederhana di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, itu pun tetap bersahaja, "Sejak saya menjabat Kepala Imigrasi, kemudian menjadi menteri, dan menjabat Kapolri, saya tetap di rumah ini. 

Tidak ada tambahan barang-barang mewah." Keteguhan Hoegeng tak tertandingi. Demikian pula saat seorang pengusaha wanita asal Makassar terlibat kasus penyelundupan, Pengusaha itu memohon kepada Hoegeng agar kasusnya dihentikan, dan tidak diproses lebih lanjut ke pengadildan, sambil mengirim berbagai hadiah ke rumah Hoegeng. Tentu saja, polisi yang teguh ini tidak mau menerimanya, dan semua hadiah pun dikembalikan.

Lain lagi dengan kisah hidup Jacob Kusmanto. Ia, pengusaha yang menjalankan bisnis retail berbagai produk, seperti selimut, tas, handuk, perlengkapan bayi berbasis tekstil, tirai dan kelambu, taplak meja, gorden tebal. Jakob dikenal sangat taat membayar pajak. Beberapa kali ia harus menghadapi perkara di pengadilan pajak karena "dipaksa" oleh tuduhan dari petugas pajak. 

Namun, ia menang dalam semua perkara itu, karena memang tidak ada kecurangan dalam perpajakannya. Karakter ketaatannya, menghasilkan ketenangan dan kenikmatan yang nyata (hal. 191)

Setelah mengolah diri dan mengembangkan karakter secara personal di Buku Jilid 1, Rizal mempertajam refleksi bagaimana pengelolaan diri dan relasi dengan karakter pada Anak, Siswa, dan Karyawan. Pembahasan lebih dalam tentang bagaimana penerapan di ketiga subjek tersebut dijelaskan detail di buku Jilid 2.

Pembentukan dan pembangunan sumber daya manusia yang berkarakter, harus dimulai dari ketulusan dan kesediaan masing-masing pribadi. Sama halnya apabila setelah membaca buku ini, kita tidak menjalankannya, maka karakter bangsa yang diidamkan hanyalah angin lalu.

Sumber Buku “Character Excellence, Mengembangkan Karakter Pribadi”; ditulis oleh Rizal Badudu, Penerbit Kompas (Februari 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun