Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sketsa Pantai

6 Juni 2018   23:32 Diperbarui: 6 Juni 2018   23:48 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pantai, laut, ombak, sunset, dan riuh rendah anak pantai selalu mampu melambungkan khayalan, seandainya dunia sedamai ini.

"Tak mungkin, Dika! Dunia ini tak akan pernah bisa damai. Sebelum kamu pernah berperang, kamu tidak akan pernah merasakan damai yang sesungguhnya. Sebab, rasa damai itu hanya ada di negeri awan -- saat kita sudah tahu, bagaimana nafas kita tak butuh oksigen lagi!" Sanggah Rama, seorang teman baikku.

Aku tak pernah menolak sanggahan Rama, tapi juga tak mengiyakannya. Manusia dilahirkan untuk bertanya, bukan untuk menjawab. Jadi, tidak mungkinlah bila rasa damai akan dimiliki dunia, sekarang ini, kecuali bila manusia telah berhenti bertanya, mengapa, kenapa, bagaimana. Itu pikirku.

Dan kepada matahari sore itu, aku mencoba menghentikan tanyaku. Tapi yang terjadi, justru aku menemukan pertanyaan baru. Bukankah kedamaian ini hanya sementara? Tanyaku pada diri sendiri. Mungkin. Sebab, rasa enggan untuk meninggalkan suasana sore itu terasa begitu menjerat. Tak ingin pergi. Tak ingin berlalu. Meski aku tahu, aku harus tetap pulang. Sebagaimana matahari yang terus menuruni tangga langit, untuk menghangatkan belahan bumi lainnya.

Slamaran, 2001/18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun