Mohon tunggu...
Yazqi Albee
Yazqi Albee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pilu Pedagang Bandrek

9 Januari 2024   16:36 Diperbarui: 16 Januari 2024   19:30 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : google.com (Indonesia Food Department)

Tak terasa, kami mengobrol cukup lama karena hujan yang tak kunjung reda, dan dari kisah hidup pak asnawi, saya juga mendapatkan banyak pelajaran.

Bagi pak Asnawi, seorang kepala keluarga harus berani berjuang menghadapi apapun, dan harus terus banting tulang untuk menghidupi anak dan istri.

"Yaa biarpun anak sama istri ngga ikut sama saya kesini karena ngga diizinin sama mertua saya, saya kan tetep harus biayain mereka. Berat a sebenernya, tapi ya ngga masalah, toh sekarang kalo kangen bisa video call".

Pada awalnya, istri dan anak pak Asnawi hendak dibawa ke Bandung karena bagaimanapun, sebuah keluarga kecil tak dapat dipisahkan. Namun sayang, karena mertua pak Asnawi tidak begitu suka kepada pak Asnawi, istrinya tidak diberi izin untuk ikut ke Bandung bersama pak Asnawi, suaminya sendiri.

Ada yang menarik perhatian saya saat saya melihat pak Asnawi berjalan ke gerobak nya untuk melayani pelanggan. Saya melihat pak Asnawi berjalan agak sedikit pincang, karena saya pikir ada yang tidak beres dengan kaki beliau, saya pun berniat menanyakan soal kaki nya, barangkali ada yang bisa saya bantu.

"Bapak jalannya pincang, kenapa pak? ada yang sakit?" tanya saya.

"Kaki sebelah kanan saya memang bekas patah a, masih sakit sedikit kadang-kadang." Ucap pak Asnawi.

Beliau berkata bahwa kondisi kakinya sudah seperti itu sejak tahun 2018 karena saat masih bekerja di probolinggo sebagai kuli, beliau mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya patah, namun karena keterbatasan ekonomi, beliau berkata bahwa kakinya tidak mendapatkan penanganan medis.

"Kalo ke rumah sakit gitu ngga a, uang darimana saya, jadi cuma di urut urut aja sama tetangga yang bisa" tutur pak Asnawi.

Tidak terasa, hujan pun akhirnya sedikit mereda setelah bertukar cerita bersama beliau.

Karena takut hujan lagi, akhirnya saya bergegas untuk pulang, namun sebelum pulang, saya membeli lagi bandrek untuk orang dirumah, sekaligus membantu menghabiskan dagangan pak Asnawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun