Mohon tunggu...
Yazqi Albee
Yazqi Albee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa ilmu komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Pilu Pedagang Bandrek

9 Januari 2024   16:36 Diperbarui: 16 Januari 2024   19:30 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : google.com (Indonesia Food Department)

Hujan pun semakin lebat, namun untungnya bandrek dan makanan yang saya pesan di antarkan ke meja yang saya tempati.

Nikmatnya bandrek hangat ternyata tidak tertandingi, apalagi diminum selagi hujan, di temani ubi cilembu, kacang dan juga singkong kukus. Ternyata tidak sia-sia saya menyusuri jalan yang jauh untuk menikmati bandrek dan makanan yang enak ini.

Saya pun sampai penasaran dengan ubi cilembu yang dijual oleh bapak ini, karena rasanya sangat manis dan teksturnya sangat lembut, yang lebih menggoda nya lagi, ubi ini berwarna kuning sekali.

"Pak, ini ubinya asli cilembu?" tanya saya

"Iya a, asli cilembu" jawab bapak pedagang bandrek

Saya pun akhirnya berkenalan dan mengobrol dengan bapak penjual bandrek ini.

Bapak Asnawi namanya, beliau ternyata bukan warga asli Bandung, karena ketika kami mengobrol, beliau berkata bahwa beliau baru 5 tahun di Bandung dan baru 3 bulan berjualan bandrek. 

"Saya asli probolinggo a, tapi udah lumayan lama di Bandung, disini mau ngadu nasib aja, kalo anak istri ada di probolinggo." ucap pak Asnawi 

Pak Asnawi bercerita bahwa awal mula beliau bisa ke Bandung dan mencari rezeki disini karena beliau merasa bosan dengan suasana di Probolinggo dan ingin mencoba peruntungan di kota lain sampai pada akhirnya beliau memutuskan untuk memilih kota Bandung.

Beliau bilang, penghasilan beliau di Bandung ini lebih baik daripada saat beliau menjadi kuli di Probolinggo.

"Disini lumayan a daripada di probolinggo, kalo bandrek sama yang lain lainnya habis, saya bisa dapet 400 ribu per hari, tapi kalo ngga habis kadang suka ngga nentu. bisa 200an, kadang 100an juga, kalo 100 ribu ngga balik modal itu a" tutur pak Asnawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun