Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Janganlah Mengikutku

20 April 2024   23:30 Diperbarui: 20 April 2024   23:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Aku yang terpuruk;

karena hanya memikirkan diri,

bernapsu merengkuh dunia,

atau karena gelimang dosa.


Hidup mungkin tiada berkah,

karena selalu menyebar keburukan,

atau menghasut,

karena memecah belah,

atau iri, 

karena dengki,

atau selalu curiga,

karena hidup yang tiada pernah tulus.

Mengapa aku tidak mampu menjadi bijaksana,

menapaki jalan kebajikan?

Karena aku tiada pernah melakukan kebaikan;


Tuhanku,

aku tahu Engkaulah penentu,

yang memberi Cahaya langit,

namun setan menggulung hati milikMu;

bahkan Cahaya bumi menjauhiku.

Biarkanlah aku dengan akuku,

berbalut napsuku,

sampai seluruh isi tubuhku terluka,

hingga mata hatiku terbuka,

melalui setitik demi setitik cahaya-Mu;

dan engkau,

janganlah mengikutku. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun