Aku yang terpuruk;
karena hanya memikirkan diri,
bernapsu merengkuh dunia,
atau karena gelimang dosa.
Hidup mungkin tiada berkah,
karena selalu menyebar keburukan,
atau menghasut,
karena memecah belah,
atau iri,Â
karena dengki,
atau selalu curiga,
karena hidup yang tiada pernah tulus.
Mengapa aku tidak mampu menjadi bijaksana,
menapaki jalan kebajikan?
Karena aku tiada pernah melakukan kebaikan;
aku tahu Engkaulah penentu,
yang memberi Cahaya langit,
namun setan menggulung hati milikMu;
bahkan Cahaya bumi menjauhiku.
Biarkanlah aku dengan akuku,
berbalut napsuku,
sampai seluruh isi tubuhku terluka,
hingga mata hatiku terbuka,
melalui setitik demi setitik cahaya-Mu;
dan engkau,
janganlah mengikutku. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H