Mohon tunggu...
Yayat S. Soelaeman
Yayat S. Soelaeman Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Inspirasi

writer and journalist / yayatindonesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Wartawan Foto ANTARA Berkisah Lewat Buku

10 Maret 2022   15:40 Diperbarui: 10 Maret 2022   15:55 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Diskusi (Foto: Yayat S. Soelaeman)

Bahkan dalam bukunya, Audy bercerita mengenai perkembangan Biro Foto ANTARA sebagai satu unit kerja yang menjadi bagian dari Redaksi ANTARA yang memproduksi foto-foto berita untuk para pelanggan. Bukan hanya pelanggan media massa, tetapi juga perusahaan dan perorangan.

Perkembangan Biro Foto ANTARA dapat dikatakan menjadi kisah penting tersendiri dalam buku ini, karena keberadaannya mampu mewarnai sejarah perkembangan fotografi Indonesia. Selain menjadi penyedia produk foto dalam dan luar negeri (Reuters dan AFP), Biro Foto ANTARA juga memiliki Lembaga Pendidikan Jurnalistik (LPJA) dan Galeri Foto Jurnalistik (GFJA).

LPJA merupakan institusi pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas dan wawasan para wartawan, wartawan foto, dan staf kehumasan, sedangkan GFJA di antaranya memiliki fungsi penting untuk meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap karya seni foto jurnalistik.

"Indonesia pernah memiliki kantor berita foto Press Photo Service atau IPPHOS yang lahir tahun 1946, didirikan kakak-beradik Alexius Impurung Mendur dan Frans Soemarto Mendur. IPPHOS bahkan lebih tua dibanding Magnum Photos yang berdiri tahun 1947," kata Oscar Motuloh ketika menjadi pembicara dalam diskusi.

Sepertinya Oscar Motuloh, yang menginisiasi pendirian GFJA, memimpikan membangun Biro Foto ANTARA seperti layaknya IPPHOS dan Magnum Photos, sebagai agensi foto jurnalistik (foto berita) di Indonesia. Atau bahkan sekelas agensi foto jurnalistik ternama, Black Star (Photo Agency), yang berkecimpung di foto jurnalistik dunia sejak tahun 1935.

Peserta Diskusi (Foto: Yayat S. Soelaeman)
Peserta Diskusi (Foto: Yayat S. Soelaeman)
Alex dan Frans, pendiri IPPHOS, adalah fotografer jurnalistik Indonesia yang mengabadikan momen Proklamasi Kemerdekaan RI. Foto-foto mereka menjadi satu-satunya yang diterbitkan dari peristiwa bersejarah tersebut. Tak hanya mengabadikan momen langka tersebut, keduanya juga mengabadikan foto ikonik lainnya terkait perjuangan bangsa Indonesia.

Sedangkan Magnum Photos menyediakan foto-foto jurrnalistik dari berbagai isu di banyak belahan dunia, termasuk foto perang paling update, dan banyak mendokumentasikan detail-detail pertumbuhan suatu generasi, para pemuda dan perempuan serta human interest dari seluruh dunia.

Bagi Oscar Motuloh, foto sebagai media komunikasi, harus mampu menceritakan lebih banyak makna tersirat dibanding yang bisa direkamnya. Tak hanya itu, sebuah foto seharusnya mampu menjadi salah satu cara untuk mengabadikan suasana hati dan perasaan seseorang, serta situasi yang pernah terjadi.

"Foto adalah bahasa visual, dan itu milik para wartawan foto," kata Oscar Motuloh, yang mendapat gelar kehormatan sebagai Empu Fotografi Indonesia (semacam Doctor Honoris Causa) dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada tahun 2019. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun