Mohon tunggu...
Yayat R Cipasang
Yayat R Cipasang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis dan editor beberapa buku di antaranya Selebritas Ramai-Ramai Bidik Senayan (Madia Publisher, 2009), Ketika Hollywood Ngambek (Departemen Keuangan RI, 2011), Pers Amnesia: Mengapa Jawa Pos Berbohong & Mengapa SBY Nginggris (C&K Publisher, 2012), Max Sopacua: Separuh Jiwaku Pergi (C&K Pulisher, 2013), Sutan Bhatoegana Ngeri-ngeri Sedap Gebrak Senayan (C&K Pulisher, 2013), Sutarto Alimoeso Jenderal Semut Membangun Bulog yang Baru (Kreatif Media, 2014), Transformasi Yanti B. Sugarda: Ibu Polling Indonesia (Change, 2014) DPR Salah Gaul (Change, 2014), Biografi Inspiratif Pemilik Trusmi Group Muslim Muda Miliarder (Gramedia, 2015) dan Negeri Kecanduan Impor (C&K Publisher, 2016). | Email: kangyayat@gmail.com | Facebook: Yayat R Cipasang | Twitter: @YayatRCipasang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sutan Bhatoegana, Sang MC Dangdut Keliling (3)

16 November 2016   15:08 Diperbarui: 21 November 2016   18:18 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.biografi.co/

YOGYAKARTA telah memaksa Sutan berjuang untuk hidup dan kuliah di Akademi Teknik Nasional (ATN) Yogyakarta. Untuk dua hal itu berbagai cara dilakoni Sutan, mulai dari yang halal sampai yang haram sekalipun. Mulai dari pembawa acara (MC) dangdut di acara hiburan rakyat sekatenan dengan honor Rp 3.000 hinga mengoplos minuman keras di sebuah diskotek abal-abal. Sejatinya Sutan adalah petugas keamanan di kelompok dangdut itu dengan modal dasar sebagai Kepala Seksi II Yon Mahakarta ATN Yogyakarta alias Menwa.

Sejatinya Sutan adalah petugas keamanan di kelompok dangdut itu dengan modal dasar sebagai Kepala Seksi II Yon Mahakarta ATN Yogyakarta alias Menwa.

Kisah menjadi MC lebih banyak karena ketidaksengajaan. Suatu hari MC utama kelompok dangdut absen menjelang acara dimulai. Bos kelompok dangdut kelimpungan mencari penggantinya. Di antara rombongan kelompok dangdut ada yang nyeletuk, "Sutan, Sutan aja Pak Bos. Udah dia saja pasti bisa. Dia kan tukang ngoceh."

Tentu, didapuk seperti itu Sutan tak bisa menolak. Menolak jadi MC, bisa mematikan kelompok dangdut yang selama ini menjadi sumber mata pencahariannya. Dengan bermodalkan sebotol Kuntul, minuman keras yang dicampur spirtus dan bir, Sutan tampil ke depan dan benar saja langsung ngoceh.

"Bapak-bapak, ibu-ibu dan hadirin sekalian malam ini kami akan menghibur saudara-saudara sekalian dan kami telah mengundang warga negara Jerman yang telah menjadi warga negara Indonesia dan telah mempelajari lagu dangdut, inilah dia Jimmy yang akan membawakan lagu Haram."

Tepuk tangan membahana. Penonton pun meneriakkan nama Jimmy mirip demo buruh zaman sekarang. "Jimmy...Jimmy...Jimmy!

Sutan tidak tahu apa yang ada dalam pikiran penonton saat itu setelah Jimmy yang keluar dan menyanyikan lagu Rhoma Irama itu adalah bukan orang Jerman melainkan warga negara Indonesia. Hanya kulit dan rambut saja yang memang albino.

Yang jelas penonton ikut bergoyang dan menyanyikan syair lagu Haram. Sementara Jimmy bergoyang bukan karena tuntutan koreogri  melainkan improvisasi dan gerakannya lebih banyak horizontal dan vertikal karena sebelumnya di kolong panggung kebanyakan menenggak dua botol Kuntul.

Ha-ha-ha...
Kenapa, e, kenapa minuman itu haram
Karena, e, karena merusakkan pikiran
Kenapa, e, kenapa berzina juga haram
Karena, e, karena itu cara binatang

Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah

Itulah perangkap syetan
Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan

Kenapa, e, kenapa berjudi itu haram
Karena, e, karena merusak keuangan
Kenapa, e, kenapa mencuri juga haram
Karena, e, karena hai merugikan orang
Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah

Itulah perangkap syetan
Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan
Ha-ha-ha...

Biasanya sudah biasa setiap yang akan menyesatkan
Sepintas lalu menyenangkan
Biasanya sudah biasa
Setiap yang akan merugikan
Sepintas lalu menguntungkan
Begitu caranya syetan menggoda kita
Dihiasinya dosa dengan bunga dunia

Sutan kembali ngoceh dan kembali membuat penasaran penonton yang memenuhi alun-alun. "Berikutnya kami bawakan penyanyi dangdut yang insya Allah bulan depan akan masuk dapur rekaman, inilah Rita dari Ambarawa...."

Joget Rita semakin panas menyanyikan Mandi Madu dari Elvy Skaesih. Teriakan penonton makin histeris ketika Rita yang mabuk dalam pengaruh minuman Kuntul pelan-pelan membuka empat kancing bajunya.

Basah, basah, basah, seluruh tubuh
ah, ah, ah, menyentuh kalbumanis
manis, manis, semanis madu
ah, ah, ah, menyentuh syahdu

Basah diri ini, basah hati ini
kasih dan sayangmu
menyirami hidupku
bagaikan mandi madu
ah, ah, ah, mandi madu

Kau taburkan sejuta pesona
dirimu tak dapat kulupakan
kau sirami bersemilah cinta
bungapun kini mekarlah sudah

Manis manis cintamu
manis manis kasihmu
diri ini bagai mandi madu

Sekatenan tidak hanya di Yogyakarta. Sutan dan kelompoknya juga menggelar hiburan rakyat tersebut sampai ke Pacitan, Ponorogo dan Bangkalan, Madura. Safari Dangdut ke luar daerah itu menggunakan truk dan berlangsung enam bulan. Petaka pula terjadi di Madura.

Hari pertama berlangsung sukses dan menyedot banyak penonton. Begitu juga pada hari kedua. Hari ketiga benar-benar apes. Hiburan rakyat dibubarkan paksa oleh polisi setempat.  Kelompok dangdut digerebek.  Penyanyi dipaksa turun dari panggung.

Gara-garanya  penyanyi dangdut perempuan menyanyikan lagu Elvy  Sukaesih terlalu mendesah dan diangggap mengundang berahi. Alasan lainnya, penyanyi dangdut terlalu banyak mempreteli kancingnya sehingga buah dadanya menyembul keluar.

Sutan dan rombongan terpaksa meringkuk di kantor polisi selama tiga hari. Sutan mencari akal agar segera dapat keluar dari kantor polisi. Rupanya antara ide Sutan dan komandan polisi nyambung. Seorang penyanyi dangdut dan sekaligus bahenol ‘dikorbankan’ untuk melayani nafsu bejat sang komandan semalaman.

Sutan merasa itu adalah pilihan terburuk dari beberapa yang terburuk. Lapar dan tanpa harapan saat itu membuat Sutan harus berpikir keras agar kelompok dangdutnya segera keluar dari kantor polisi.

Setelah bebas dan mendapat izin dengan berbagai persyaratan, malamnya kelompok dangdut kembali manggung di tempat yang sama. Kali ini tanpa desahan, tanpa minuman keras, tanpa goyangan erotis dan tanpa membuka kancing baju. Hasilnya, tak ada satu pun penonton.

Inilah pertunjukkan yang paling sial dan Sutan bersama kelompoknya pulang dalam truk terbuka dengan penuh kecewa, lapar dan kelelahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun