Mohon tunggu...
Yayat R Cipasang
Yayat R Cipasang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis dan editor beberapa buku di antaranya Selebritas Ramai-Ramai Bidik Senayan (Madia Publisher, 2009), Ketika Hollywood Ngambek (Departemen Keuangan RI, 2011), Pers Amnesia: Mengapa Jawa Pos Berbohong & Mengapa SBY Nginggris (C&K Publisher, 2012), Max Sopacua: Separuh Jiwaku Pergi (C&K Pulisher, 2013), Sutan Bhatoegana Ngeri-ngeri Sedap Gebrak Senayan (C&K Pulisher, 2013), Sutarto Alimoeso Jenderal Semut Membangun Bulog yang Baru (Kreatif Media, 2014), Transformasi Yanti B. Sugarda: Ibu Polling Indonesia (Change, 2014) DPR Salah Gaul (Change, 2014), Biografi Inspiratif Pemilik Trusmi Group Muslim Muda Miliarder (Gramedia, 2015) dan Negeri Kecanduan Impor (C&K Publisher, 2016). | Email: kangyayat@gmail.com | Facebook: Yayat R Cipasang | Twitter: @YayatRCipasang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sutan Bhatoegana, Sang MC Dangdut Keliling (3)

16 November 2016   15:08 Diperbarui: 21 November 2016   18:18 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.biografi.co/

Gara-garanya  penyanyi dangdut perempuan menyanyikan lagu Elvy  Sukaesih terlalu mendesah dan diangggap mengundang berahi. Alasan lainnya, penyanyi dangdut terlalu banyak mempreteli kancingnya sehingga buah dadanya menyembul keluar.

Sutan dan rombongan terpaksa meringkuk di kantor polisi selama tiga hari. Sutan mencari akal agar segera dapat keluar dari kantor polisi. Rupanya antara ide Sutan dan komandan polisi nyambung. Seorang penyanyi dangdut dan sekaligus bahenol ‘dikorbankan’ untuk melayani nafsu bejat sang komandan semalaman.

Sutan merasa itu adalah pilihan terburuk dari beberapa yang terburuk. Lapar dan tanpa harapan saat itu membuat Sutan harus berpikir keras agar kelompok dangdutnya segera keluar dari kantor polisi.

Setelah bebas dan mendapat izin dengan berbagai persyaratan, malamnya kelompok dangdut kembali manggung di tempat yang sama. Kali ini tanpa desahan, tanpa minuman keras, tanpa goyangan erotis dan tanpa membuka kancing baju. Hasilnya, tak ada satu pun penonton.

Inilah pertunjukkan yang paling sial dan Sutan bersama kelompoknya pulang dalam truk terbuka dengan penuh kecewa, lapar dan kelelahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun