Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Music of Silence, Jalan Panjang Andrea Bocelli

26 Mei 2020   17:33 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:22 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amos Bardi dan sang maestro (dok.auccaravan.com)

Karena sekarang masa pandemi, Mola TV membuka donasi untuk melawan Corona. Donasinya mulai dari 10 ribu rupiah. Saya juga lakukan donasi sebelum menonton film di Mola TV. Saya senang dapat hiburan dari Mola TV dan Andrea Bocelli dan saya juga ingin Corona segera pergi.

Saya langsung pilih menonton The Music of Silence, karena film ini berkisah tentang kehidupan masa kecil Andrea Bocelli hingga ia mencapai kejayaannya. Toby Sebastian berperan sebagai Amos Bardi, nama yang dipilih Andrea Bocelli untuk menampilkan sosoknya dalam film ini.

Amos Bardi dan sang maestro (dok.auccaravan.com)
Amos Bardi dan sang maestro (dok.auccaravan.com)
Amos Bardi lahir di Lajatico Toscana Itali, dari pasangan Edi (Luisa Ranieri) dan Sandro (Jordi Molla). Di usia 5 bulan Amos Bardi didiagnosa menderita Congenital Glaucoma yang menyebabkan matanya harus dioperasi dan ia tak dapat melihat dengan jelas.

Musik klasik ia dengar pertama kali ketika sedang diopname di rumah sakit setelah dioperasi. Usianya tiga tahun ketika itu.

Kemudian musik klasik kerap diperdengarkan oleh pamannya. Bakat menyanyi Amos Bardi muncul ketika ia bersekolah di sekolah khusus tuna netra. Pamannya, Giovanni, mengajaknya berlomba di kontes bakat dan Amos Bardi menang. Sayang, ketika ia sedang happy-happynya menyanyi, sebuah peristiwa membuatnya tak mau lagi bernyanyi. Ia lantas ingin menjadi pengacara dan bersekolah di sekolah hukum.

Di sekolah hukum ini ia berkenalan dengan Andriano, yang kemudian membuka jalan untuk Amos Bardi bermain piano di sebuah bar.

Kehidupan terus menemukan jalannya. Dari bar ini, Amos Bardi bertemu teknisi piano yang mengenalkannya dengan Maestro Suarez Infiesta yang merupakan seniman yang sering bekerja sama dengan para penyanyi opera.

Amos Bardi berusaha menyanyi lagi (dok.odt.co.nz)
Amos Bardi berusaha menyanyi lagi (dok.odt.co.nz)
Oleh sang Maestro, Amos Bardi kembali membangkitkan jiwa seninya. Diajar dengan keras, kemampuan Amos Bardi jauh meningkat.

Saya sungguh terpesona dengan sang Maestro. Antonio Banderas memainkan karakter sang Maestro dengan apik. Aktor luar negeri mah gitu ya, makin tua malah makin matang, berkharisma dan tetap ganteng.

Singkatnya, karir menyanyi Amos Bardi nampaknya akan gemilang ketika ia bertemu dengan musisi rock Italia, Zucchero. Zucchero membuat demo tape berisi nyanyian Andrea Bocelli dan mengirimkannya kepada Luciano Pavarotti, penyanyi opera yang sungguh legend. Pavarotti malah menyarankan Zucchero untuk berkolaborasi dengan Andrea Bocelli.

Zucchero mengiyakan saran itu, namun karena kesibukannya manggung di mancanegara, duet itu tak langsung terjadi. Amos Bardi dilanda kegalauan luar biasa karena karir menyanyinya menjadi tidak jelas. Di satu sisi, ada istri yang harus ia nafkahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun