Namun saya ingin menulis tentang alternatif biar para orang tua nggak pusing dengan sistem zonasi. Biar orang tua nggak setress dan berpotensi bikin anak makin setress. Kasian lho anak kita, udah setress karena Ujian Nasional, setress lagi pas mau melanjutkan sekoah. Jangan tambahin ke-setress-an pada anak-anak karena akan sekolah di manapun mereka pasti mereka akan setress juga menghadapi aneka macam pelajaran sekolah. Alternatifnya apa? Masukkan anak ke Sekolah Menengah Kejuruan.
SMK yang membuat anak kreatif tapi jarang dilirik
Kebanyakan orang tua masih memandang rendah Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Anak-anak yang masuk ke SMK dianggap anak-anak yang nggak bakal melanjutkan kuliah dan begitu lulus langsung bekerja. Kuliah itu cuma untuk anak-anak lulusan SMA, anak SMK mah langsung kerja aja di minimarket.. kalimat ini beberapa kali saya dengar. Iya bener.. masih ada yang berpikir begini tentang anak-anak lulusan SMK.
Dulu.. saya masuk SMK setelah lulus SMP. Jaman saya SMK namanya masih SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas). Orang tua saya memasukkan saya ke SMEA dengan tujuan saya bisa langsung bekerja. Kalaupun saya melanjutkan kuliah ya pengennya saya bisa membiayai kulisah dengan nyambi bekerja. Dulu anak SMEA memang lebih cepet dapet kerja ketimbang lulusan SMA.
Sekarang ada jurusan broadcasting, multimedia, animasi dan lain-lain. Beberapa tahun lagi jurusan di SMK akan makin banyak, menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Ketika memasukkan anak saya ke SMK, tujuan supaya anak saya cepet bekerja setelah mereka lulus adalah tujuan yang ketiga. Tujuan pertama adalah agar anak saya berkembang kreativitasnya, nggak melulu hanya tergantung pada pelajaran di buku.Â
Tujuan yang kedua adalah agar mereka punya keahlian khusus. Dengan memiliki keahlian khusus, saya berharap anak-anak saya lebih bisa bersaing di jaman sekarang.
Ketika dua anak saya masuk ke SMK dan mengambil jurusan animasi, tetangga sekitar rumah mengernyitkan dahi ketika mendengar anak saya sekolah di jurusan animasi. Apa itu animasi? Menggambar? Wong menggambar aja kok pake sekolah.. begini komentar yang saya dengar.Â
Tapi saya membalasnya dengan senyum. Sama tetangga nggak boleh membalas dengan kalimat negatif.. nanti nggak dikasih opor ayam waktu Lebaran hahahaha...