Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar Motret dari Arbain Rambey dan Kisah di Balik Foto Headline Kompas

29 Maret 2018   20:43 Diperbarui: 31 Maret 2018   00:05 6318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pak Arbain Rambey in action (dok.yayat)

makanya kenali wajah (dok.twitter pak Arbain Rambey)
makanya kenali wajah (dok.twitter pak Arbain Rambey)
Pada acara ngaben seorang tokoh di Bali, pak Arbain dan seorang photographer Kompas survey lokasi pada malam hari. Dari survey ini ditemukanlah posisi terbaik buat memotret. Kemudian dirancang foto seperti apa yang akan diambil. Keesokan harinya, jam 5  pagi, teman pak Arbain naik ke genteng atas sebuah bangunan. 

Ia diam di situ menanti arak-arakan Ngaben lewat. Jam berapa arak-arakan ngaben lewat? Jam 2 siang! Hasil fotonya emang keren. Foto arak-arakan Ngaben terlihat dramatis dari atas.

Terus lain lagi saat pelantikan pak Jokowi sebagai Presiden RI. Nggak tanggung-tanggung  Kompas menerjunkan 18 photographernya yang disebar di beberapa titik. Ada yang di istana, ada yang di jalan raya tempat arak-arakan pak Jokowi lewat dan lain-lain. Ini demi Kompas mendapatkan foto jurnalistik yang bagus dan beda dari yang lainnya. Akhirnya Kompas menaruh foto pak Jokowi gembira berdiri di atas mobil di kelilingi masyarakat saat arak-arakan sebagai Headline.

Sementara saat Nunun, tersangka korupsi tertangkap. Kompas menerjunkan beberapa photographer tersebar di beberapa titik. Karena ada info bahwa Nunun tertangkap, namun nggak ada kejelasan d mana tertangkapnya dan kapan di bawa oleh KPK. Para photographer belum melaporkan hasil fotonya sampai menjelang tengah malam, padahal Kompas harus sudah naik cetak jam 12 malam. 

Akhirnya foto berhasil didapatkan oleh photographer Kompas dan dikirimkan ke redaksi nyaris jam 12 malam. Itupun bukan foto muka Nunun yang terpampang jelas melainkan penampakan kerudungnya dan dipotret dari belakang, saking crowdednya suasana di sana. Tapi foto ini jadi headline dan menjadi foto yang kondisinya lebih bagus dari foto media lainnya. 

Masih banyak kisah di balik foto headline Kompas yang diceritakan oleh pak Arbain Rambey kemarin. Ini membuat saya salut dan kagum banget sama Kompas sekaligus salut pada photograpernya yang bekerja ekstra berat. Sebuah foto yang memenuhi kaidah jurnalistik itu tak mudah buat dijepret, tapi ketika hasilnya terpampang nyata, ia menjadi bagian dari sejarah hidup bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun