Ia diam di situ menanti arak-arakan Ngaben lewat. Jam berapa arak-arakan ngaben lewat? Jam 2 siang! Hasil fotonya emang keren. Foto arak-arakan Ngaben terlihat dramatis dari atas.
Terus lain lagi saat pelantikan pak Jokowi sebagai Presiden RI. Nggak tanggung-tanggung  Kompas menerjunkan 18 photographernya yang disebar di beberapa titik. Ada yang di istana, ada yang di jalan raya tempat arak-arakan pak Jokowi lewat dan lain-lain. Ini demi Kompas mendapatkan foto jurnalistik yang bagus dan beda dari yang lainnya. Akhirnya Kompas menaruh foto pak Jokowi gembira berdiri di atas mobil di kelilingi masyarakat saat arak-arakan sebagai Headline.
Sementara saat Nunun, tersangka korupsi tertangkap. Kompas menerjunkan beberapa photographer tersebar di beberapa titik. Karena ada info bahwa Nunun tertangkap, namun nggak ada kejelasan d mana tertangkapnya dan kapan di bawa oleh KPK. Para photographer belum melaporkan hasil fotonya sampai menjelang tengah malam, padahal Kompas harus sudah naik cetak jam 12 malam.Â
Akhirnya foto berhasil didapatkan oleh photographer Kompas dan dikirimkan ke redaksi nyaris jam 12 malam. Itupun bukan foto muka Nunun yang terpampang jelas melainkan penampakan kerudungnya dan dipotret dari belakang, saking crowdednya suasana di sana. Tapi foto ini jadi headline dan menjadi foto yang kondisinya lebih bagus dari foto media lainnya.Â
Masih banyak kisah di balik foto headline Kompas yang diceritakan oleh pak Arbain Rambey kemarin. Ini membuat saya salut dan kagum banget sama Kompas sekaligus salut pada photograpernya yang bekerja ekstra berat. Sebuah foto yang memenuhi kaidah jurnalistik itu tak mudah buat dijepret, tapi ketika hasilnya terpampang nyata, ia menjadi bagian dari sejarah hidup bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H