2.1. Kepemimpinan Manajerial Transaksional
Kepemimpinan manajerial transaksional berpusat pada hubungan pertukaran antara pemimpin dan bawahan, di mana pemimpin memberikan penghargaan atau hukuman berdasarkan kinerja bawahan. Pemimpin transaksional cenderung menekankan kepatuhan terhadap prosedur dan target yang telah ditetapkan. Di dalam Organisasi  PAM Tirta Latimojong
Kabupaten Luwu, Direktur PAM Tirta Latimojong menerapkan kepemimpinan transaksional dengan menetapkan target penagihan pemasukan pendapatan air berjalan hingga 90% setiap bulan dan penagihan tunggakan pendapatan air hingga 90% . Karyawan yang mencapai atau melebihi target diberi insentif bonus, sementara yang tidak memenuhi target menerima teguran. Melalui pendekatan ini, Direktur PAM Tirta Latimojong tersebut mampu mempertahankan produktivitas tim dan memastikan bahwa tujuan operasional tercapai
- 2.2. Kepemimpinan Manajerial Transformasional
- Pemimpin transformasional mendorong inovasi dan perbaikan terus-menerus dengan menanamkan visi yang kuat dan memberikan perhatian terhadap pengembangan individu.
- Di dalam Organisasi  PAM Tirta Latimojong Kabupaten Luwu, Direktur PAM Tirta Latimojong memberikan pelatihan dan dukungan yang di perlukan kepada karyawan,sehingga pengetahuan dan skil karyawan dapat meningkat sehingga Visi dan misi perusahaan dapat tercapai.
- 2.3. Kepemimpinan Manajerial Situasional
Kepemimpinan manajerial situasional mengajarkan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi. Pemimpin yang efektif adalah mereka yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan tingkat kesiapan, kemampuan, dan motivasi bawahan dalam situasi tertentu. Di dalam Organisasi  PAM Tirta Latimojong Kabupaten Luwu, Direktur PAM Tirta Latimojong menghadapi karyawan yang berbeda dalam tingkat pendidikan dan pengalaman.  Untuk Karyawan yang kurang berpengalaman, direktur mengambil pendekatan yang lebih direktif dengan memberikan instruksi detail dan pengawasan ketat.Namun, untuk Karyawan yang lebih berpengalaman, direktur memberikan lebih banyak kebebasan dalam pengambilan keputusan. Dengan menyesuaikan gaya kepemimpinan sesuai dengan kebutuhan masing-masing karyawan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik.
- 3. Kepemimpinan Struktural
Struktur kepemimpinan Struktural adalah sebuah alur kerja dan tanggungjawab yang menjelaskan bagaimana hubungan antara karyawan (anggota) dengan pemilik bisnis/manajer(pemimpin). Dalam bisnis dikenal 2 struktur kepemimpinan struktural yakni
struktur kepemimpinan horizontal (sejajar) dan vertical (atas-bawah).Namun yang dibahas adalah Kepemimpinan Struktural Vertikal
- 3.1. Kepemimpinan Struktural Vertikal
   Â
 Struktur kepemimpinan vertical menggunakan sistem hierarki dalam perusahaan yang berdasarkan pada penentuan posisi/peran  yang telah ditentukan. Karyawan dapat lebih mudah mengenali rantai komando dan hubungan pelaporan tanggungjawab dalam perusahaan.
Di dalam Organisasi  PAM Tirta Latimojong Kabupaten Luwu,  Direktur  dalam PAM Tirta Latimojong Kabupaten Luwu  berada pada level tertinggi dan membawahi langsung kepala bagian yang mempunyai 3 bagian dan 1 kepala pengawasan internal dan setiap kepala bagian dan satu kepala pengawasan internal bertanggung jawab langsung kepada direktur dalam dan setiap pekerjaan dan setiap bagian mempunyai mempunyai Sub bagian yang dipimpin langsung Kepala Sub bagian yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala bagian masing masing Sub bagian. Dan semua karyawan pada level bawah bertanggung jawab langsung kepada Kepala Sub bagian masing masing. Secara singkat, tidak adanya kebingungan ketika menentukan kepada siapa karyawan harus melaporkan tanggung jawab dan masalah.
  Â
4. KesimpulanÂ