Jika anda seorang guru, apakah anda senang jika hampir semua siswa anda dikelas mendapai nilai 1 - 50 bahkan 0? Jika saya yang menjadi guru, saya akan malu, karena berarti saya telah gagal menyampaikan materi. Apakah anda percaya, ada guru yang seperti ini. Setiap membuat soal, banyak yang belum diajarkannya di kelas. Guru yang baik, tentu saja akan memberi soal-soal yang dipahami siswanya. Berikanlah soal yang paling tidak di atas 50% siswa akan mendapat hasil di atas 70.
Yang lebih parah lagi ada anak dari teman saya yang tahun ini lulus SMP, nilai Matematikanya di raport 90, tapi pemahaman matematikanya hanya 30%. Si ibu baru tahu kalau anaknya tidak mengerti Matematika setelah lulus SMP, ketika ingin masuk SMU. Karuan saja ia mencak-mencak. Mengapa nilai Matematika anaknya di raport selalu bagus? Setelah tanya sana tanya sini, ternyata gurunya tidak punya kemampuan dalam mengajar, jadi memberi nilai asal-asalan saja.
2. SISWA
Siswa-siswa sekarang rata-rata tidak fokus. Saya mengalami sendiri bagaimana sulitnya mengajar. Sebagai guru bimbel, saya kadang kesal. Saya merasa sayalah guru mereka yang sesungguhnya, karena sepulang sekolah mereka sama sekali tidak tahu apa yang sudah diajarkan gurunya di sekolah. Saya harus menerangkan berulang-ulang hanya untuk 1 materi.
Jika saya ditanya oleh teman-teman saya, "Lebih enak ngajar siapa, anak sendiri atau orang lain?" Â Dengan pasti saya menjawab, "Anak sendiri!' karena memang anak saya lebih mudah dan fokus kalau sedang belajar.
Anak-anak sekarang tidak mandiri. Dari 10 soal yang saya berikan kesepuluhnya selalu bertanya dan minta dijelaskan, padahal tipe soalnya sama persis, hanya berbeda angka. Jika guru mengeluarkan soal berbeda dari yang pernah saya ajarkan saat ulangan dan nilai ulangannya kecil, selalu bilang belum diajarkan. Saya yang disalahkan. Padahal sudah saya ajarkan, tapi yang pasti angkanya tidak mungkin sama dengan apa yang saya ajarkan, dan lagi saya hanya guru bimbel yang seharusnya mengajar untuk materi yang belum mereka pahami. Tapi kenyataannya semua materi yang diajarkan di sekolah tidak mereka mengerti sama sekali.
Anak-anak sekarang malas. Setiap kali mengajar, mereka selalu mengulur-ngulur dan buang-buang waktu. 10 soal dikerjakan dengan waktu hampir 1 1/2 jam. Pulang sekolah hanya bermain dan bermain tanpa mau belajar sama sekali jika tidak dipaksa.
3. ORANG TUA
Orang tua sekarang kebanyakan sibuk bekerja atau sibuk ngerumpi, hingga tidak mau turun tangan langsung mengajari anaknya sendiri. Untuk melepas tanggung jawab, mereka menyerahkan pada guru bimbel, sehingga kalau nilai anak mereka jelek kebanyakan akan menyalahkan guru bimbelnya. Padahal guru yang terbaik bagi seorang anak adalah ibunya sendiri. Jika seorang ibu mau belajar, lalu mengajari anak-anak mereka, maka hasilnya akan lebih luar biasa dibandingkan jika mereka mengikuti bimbel sana-sini.
Saya mempunyai 3 orang anak, mereka semua sama sekali tidak pernah mengikuti bimbel/kursus apapun. Saya hanya mengarahkan mereka dan mereka semua belajar secara mandiri. Hanya pada saat SD saya mengajari mereka, itupun hanya untuk materi yang mereka tidak mengerti. Semua anak saya selalu pulang dari sekolah dengan pemahaman 70-80% materi yang diajarkan gurunya. Mengapa mereka bisa seperti itu? Karena mereka tahu, tidak ada yang akan mengajari mereka selain guru sekolah dan ibunya di rumah.
Jangan takut anak-anak kita tidak naik kelas. Karena seorang guru tidak hanya menilai dari otak saja, tapi sikap dan kerajinan mereka.