Mohon tunggu...
Yasa Aditiya
Yasa Aditiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Pemula yang tertarik dalam dunia tulis menulis. Memiliki aspirasi untuk menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asal Usul Tanabata

13 September 2021   19:11 Diperbarui: 13 September 2021   19:24 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Halo lagi!

Sekarang, saya mau membagikan cerita tentang Tanabata. 

Tanabata adalah suatu perayaan tradisional di Jepang, dimana kita menggantungkan kertas yang disebut Tanzaku di pohon bambu.

Kita dapat menulis permohonan kita di Tanzaku dan ada kepercayaan bila kita menggantungkan Tanzaku setinggi mungkin, maka permohonannya akan semakin mungkin terkabulkan.

Keesokan harinya, pohon bambu itu akan dihanyutkan ke sungai dan dibakar sebagai persembahan.

Nah, setelah tau apa itu Tanabata, apakah kalian tau mengenai asal usul dari Tanabata?

Berikut ini saya akan berikan terjemahan dari kisah Tanabata. Silahka membaca!

Tanabata

Kisah Tanabata diawali di Sungai Langit (Galaksi Bima Sakti), dimana para dewa tinggal. Dikisahkan sang Dewa Langit memiliki anak perempuan bernama Orihime.

Orihime dapat menenun kain yang sangat indah. Kain yang ditenunnya bahkan dapat mengeluarkan warna yang berbeda seiring bergantinya musim. 

Namun, Dewa Langit merasa kasihan kepada anaknya yang selalu menenun kain tanpa beristirahat atau pun bermain.

Hingga akhirnya, sang Dewa Langit berkata pada Orihime.

"Kamu selalu bekerja keras menenun kain untuk orang lain. Bagaimana kalau kita mencari seseorang untukmu?"

Dengan begitu, Dewa Langit memulai pencarian untuk menemukan orang yang tepat untuk Orihime.

Dewa Langit berjalan-jalan di pinggir Sungai Langit dan tanpa sengaja, dia menemukan seekor sapi. Dia mengikuti sapi itu dan menjumpai laki-laki muda bernama Hikoboshi.

Hikoboshi tinggal di seberang Sungai Langit. Ia bekerja memberikan makan dan minum sapinya dan mengurusi ladangnya dengan giat setiap harinya. 

"Orang muda ini bekerja dengan sangat giat, aku yakin Orihime akan senang menjumpainya."

Dewa Langit yang senang memilih Hikoboshi untuk dijadikan pasangan pernikahan untuk Orihime. 

Ketika keduanya bertemu, langsung lah mereka jatuh cinta. Hikoboshi dan Orihime menjadi pasangan yang sangat serasi dan memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

Tetapi, mereka terlalu senang bermain bersama sehingga mereka mulai lupa dengan pekerjaan mereka.

Orihime jarang menenun kain dan Hikoboshi juga jarang memberikan makan sapinya serta membiarkan ladangnya terbengkalai.

Melihat keadaan mereka, Dewa langit menjadi cemas. Ia mengingatkan kedua pasangan itu untuk melakukan pekerjaannya lagi.

Sayangnya, peringatan sang Dewa Langit hanya masuk telinga kanan, lalu keluar lewat telinga kiri. Pekerjaan mereka tetap tidak terlaksana.

Karena Orihime berhenti menenun kain, pakaian para dewa menjadi kumuh. Sapi-sapi milik Hikoboshi menjadi kurus dan penyakitan akibat tidak diberikan makan. Ladangnya juga penuh dengan rerumputan.

"Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Kalian berdua tidak bisa lagi bertemu mulai dari sekarang!"

Dewa Langit yang marah segera memisahkan Orihime dan Hikoboshi dan menempatkan mereka berseberangan, dipisahkan oleh Sungai Langit.

Mereka berdua dipisahkan dan tidak bisa melihat satu sama lain lagi. Orihime setiap hari menangis. Hikoboshi mengurung dirinya di kamarnya tanpa menunjukkan tanda akan keluar dalam jangka waktu dekat.

Akibatnya, Orihime tidak ingin menenun dan Hikoboshi tidak ingin mengurusi ternak dan ladangnya. Sapi-sapi Hikoboshi menjadi semakin sakit dan lemah.

Dewa Langit tak pernah membayangkan mereka akan menjadi seperti itu. Maka dari itu, berkatalah ia kepada dua orang itu.

"Apabila kalian bekerja dengan rajin dan giat, kalian dapat bertemu setahun sekali."

Mendengar hal itu, mereka berdua menjadi bersemangat dan bekerja dengan sepenuh hati. Keduanya sangat menantikan tanggal tujuh bulan Juli, yang dimana pada hari itu mereka dapat bertemu kembali seperti yang dijanjikan kepada mereka. 

Orihime yang kembali menenun membuat para dewa senang, karena bajunya kembali menjadi bagus. 

Hikoboshi juga mengurus sapi dan ladangnya dengan baik hingga sapi-sapinya menjadi sehat kembali dan ladangnya menghasilkan banyak hasil panen.

Pada tanggal 7 Bulan Juli, Hikoboshi dan Orihime sangat menantikan saat dimana mereka dapat bertemu kembali. 

Sayangnya, pada hari itu, hujan deras turun, membuat mereka tidak dapat bertemu.

Namun, sekumpulan burung murai berkumpul dan membuatkan jembatan dari sayap mereka agar Hikoboshi dan Orihime bisa bertemu. 

Sejak saat itu, mereka bekerja keras setiap hari dan selalu menantikan tanggal 7 di Bulan Juli, hari dimana mereka dapat bertemu kembali.

Konon, apabila terjadi hujan pada saat Tanabata, Orihime dan Hikoboshi tidak dapat bertemu. Maka dari itu, diharapkan Tanabata dapat berlangsung dalam kondis cuaca yang cerah.

Di cerita ini, Sungai Langit adalah Galaksi Bima Sakti.

Cerita ini saya translate dari link di bawah ini :

https://www.jishujinja.or.jp/tanabata/story/

Saya masih pemula dalam menerjemahkan teks Jepang ke dalam Bahasa Indonesia. Di terjemahan kali ini, saya menambahkan dan mengubah beberapa kalimat agar dapat terdengar lebih menarik dan ringan untuk dibaca.

Terima kasih sudah membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun