Mohon tunggu...
Yasa Aditiya
Yasa Aditiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Pemula yang tertarik dalam dunia tulis menulis. Memiliki aspirasi untuk menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asal Usul Tanabata

13 September 2021   19:11 Diperbarui: 13 September 2021   19:24 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sayangnya, peringatan sang Dewa Langit hanya masuk telinga kanan, lalu keluar lewat telinga kiri. Pekerjaan mereka tetap tidak terlaksana.

Karena Orihime berhenti menenun kain, pakaian para dewa menjadi kumuh. Sapi-sapi milik Hikoboshi menjadi kurus dan penyakitan akibat tidak diberikan makan. Ladangnya juga penuh dengan rerumputan.

"Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Kalian berdua tidak bisa lagi bertemu mulai dari sekarang!"

Dewa Langit yang marah segera memisahkan Orihime dan Hikoboshi dan menempatkan mereka berseberangan, dipisahkan oleh Sungai Langit.

Mereka berdua dipisahkan dan tidak bisa melihat satu sama lain lagi. Orihime setiap hari menangis. Hikoboshi mengurung dirinya di kamarnya tanpa menunjukkan tanda akan keluar dalam jangka waktu dekat.

Akibatnya, Orihime tidak ingin menenun dan Hikoboshi tidak ingin mengurusi ternak dan ladangnya. Sapi-sapi Hikoboshi menjadi semakin sakit dan lemah.

Dewa Langit tak pernah membayangkan mereka akan menjadi seperti itu. Maka dari itu, berkatalah ia kepada dua orang itu.

"Apabila kalian bekerja dengan rajin dan giat, kalian dapat bertemu setahun sekali."

Mendengar hal itu, mereka berdua menjadi bersemangat dan bekerja dengan sepenuh hati. Keduanya sangat menantikan tanggal tujuh bulan Juli, yang dimana pada hari itu mereka dapat bertemu kembali seperti yang dijanjikan kepada mereka. 

Orihime yang kembali menenun membuat para dewa senang, karena bajunya kembali menjadi bagus. 

Hikoboshi juga mengurus sapi dan ladangnya dengan baik hingga sapi-sapinya menjadi sehat kembali dan ladangnya menghasilkan banyak hasil panen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun