Mohon tunggu...
Yasmita Yukha Boestami
Yasmita Yukha Boestami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Be Happy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyikapi Maraknya Infotainment dari Perspektif Islam

16 Juli 2022   05:22 Diperbarui: 16 Juli 2022   05:47 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedang Menonton Infotainment Sumber Foto : Freepik

Pada zaman modern ini, pasti keberagaman media massa semakin berkembang dan bervariatif jenisnya, hal tersebut merupakan bukti nyata pesatnya teknologi informasi. Menurut Burhan Bungin dalam buku Media Relations Konsep, Strategi & Aplikasi, media massa ialah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Secara umum media massa mempunyai fungsi yaitu menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi.

Mayoritas masyarakatnya telah menjangkau media televisi. Sebab, televisi bukan barang yang mewah dan mahal. Media merupakan alat yang digunakan masyarakat kapitalis dalam memasarkan produk budaya dan menciptakan gaya hidup materialis, pragmatis, hedonis dan bahkan konsumtif. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya " Televisi Siaran Teori dan Praktek ", yang dimaksud televisi adalah televisi siaran (television broadcast) yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikannya heterogen.

Besarnya animo publik terhadap televisi membuat industri media bersaing merebut perhatian pemirsa dengan bermacam acara yang dianggap memiliki nilai lebih dibandingkan media lain. Banyak tayangan menarik yang disajikan demi mengalihkan perhatian publik. Mulai dari berita, sinetron, kuis, infotainment, sampai realitas buatan yang disulap menjadi fakta objektif. Maraknya tayangan infotainment ini kental dipengaruhi kuatnya logika pasar bebas yang dikendalikan oleh kepentingan pasar. Infotainment adalah ungkapan populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Infotainment kependekan dari dua istilah inggris information–entertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebriti dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. Hiburan menjadi dasar ideologi bagi segala konten yang disajikan di televisi karena orientasinya ialah untuk menjaring rating sebesar-besarnya.

Infotainment Menurut Islam 

  • Al Qur’an

Tayangan  melalui TV khususnya dalam acara infotainment secara tidak sadar masyarakat telah diajar untuk gemar menceritakan aib atau kekurangan orang lain. Karena sebahagian besar tayangan pada acara televisi swasta nasional yang menyuguhkan acara serupa walaupun dengan topik yang berbeda-beda. Hal ini tentu bertentangan dengan pesan moral dari al-Qur‟an sebagaimana dijelaskan misalnya dapat dilihat pada QS. al-Hujurat [49]:12 yang terjemahannya, Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain..”

Secara normatif ayat di atas mengandung tiga pesan moral yaitu, pertama; orang yang beriman kepada Allah Swt., diperintahkan agar menjauhi sifat prasangka yang tidak berdasar kepada orang lain, kedua; jangan saling mencari kesalahan (kekurangan) dan ketiga; jangan saling menggunjing keburukan orang lain. Dalam dunia infotainment paling tidak ada tiga hal yang biasa diekspos kepada masyarakat diantaranya, masalah karir selebiritis, masalah rumah tangga selebritis dan masalah dan masalah pribadi selebritis tersebut. Ketiga isi tayanyan ini sesungguhnya inilah yang dilarang di dalam agama Islam

  • As- Sunnah

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah bersabda, “Taukah kalian apakah Ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tau.” Maka Rasulullah bersabda: “Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.” kemudia ada yang bertanya, “Bagaimana jika yang saya katakan ada padanya?” ghibah. Jika tidak maka engkau telah berbuat dusta tentangnya.” (HR. Muslimi: 2589)

  • Pendapat Ulama

Al-Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Tidak ada perselisihan bahwa ghibag termasuk dosa besar. Barangsiapa yang menghibah orang lain, wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah.” Al-Imam An-Nawawi berkata, “Ghibah dan namimah (mengadu domba) diharamkan menurut kesepakatan kaum muslimin. Dali-dalil kerharamannya sangat tegas dan jelas berdasarkan Al -Qur’an, As-Sunnah, dan kesepakatan umat.”

Etika Komunikasi Islam 

Sebelum penulis membahas tentang etika komunikasi Islam, hendaknya perlu diketahui terlebih dahulu pengertian dari komunikasi Islam itu sendiri. Menurut A. Muis dalam bukunya Komunikasi Islami memaparkan bahwa semua macam komunikasi Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan komunikasi non-Islam dalam hal model, proses dan efeknya, tetapi yang membedakannya lebih kepada landasan filosofisnya

Selanjutnya etika komunikasi Islam yang telah dipaparkan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam Aktual: Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim ialah ada enam bentuk atau jenis gaya bicara (qawlan) di dalam al-Qur‟an yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip atau etika komunikasi Islam. Bentuk-bentuk etika komunikasi Islam tersebut seperti halnya (Jalaluddin Rakhma,1994 :76)

     Prinsip Etika Komunikasi Islam (Qawlan)

  • Qawlan Sadidan ( Perkataan yang benar)
  • Qawlan Baligha (Perkataan yang efektif, tepat sasaran)
  • Qawlan Karima ( Perkataan yang mulia)
  • Qawlan Ma’rufan (perkataan yang baik, pantas)
  • Qawlan Layyina ( Perkataan yang lemah lembut)
  • Qawlan Maisura (Perkataan yang mudah diterima)

Analisa Infotainment Pada Tayangan Tv dalam  Etika Komunikasi Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun