"hah! kau ini"
Olivia menjitak kepalaku dan masuk kelas dengan kesal bersamaku. Aku menahan tawa saat Olivia bersungut-sungut saat pelajaran dan di tegur oleh guru. Ia melotot kepadaku dan hanya pasrah dengan keadaan. Hari dengan cepat berlalu dan sudah berganti dengan hari lain. begitu juga dengan minggu yang berganti dengan minggu yang lain. Anehnya kasus hilang nya anak tanpa sebab terus meningkat secara signifikan, bahkan sekarang polisi turun tangan untuk menyelidiki kasus ini. Saat itu juga Olivia pun sedikit agak aneh. Aneh? ya...dia sering marah dan suka melamun. Aku cemas dengan Olivia tetapi dia marah kepadaku saat aku ingin membawa Olivia menuju ruang medis. Beberapa hari kemudian aku dan Olivia menuju perpustakaan untuk mengerjakan tugas, dan itu atas keinginannya. Aku pun bingung tapi menyetujuinya. Tapi saat aku masuk ke dalam perpustakaan aku mencium seperti bau bangkai.
"Olivia...anda mencium seperti bangkai?"
"Hah? bangkai...apa?" Olivia menyingkirkan buku satu rak dan mengosongi ruang antara rak satu dengan lainnya.Â
"t-tidak apa-apa"
Aku mulai curiga dengan sifat yang berbeda dari Olivia tapi aku tetap fokus untuk mengerjakan tugasku di perpustakaan ini. Ini adalah satu-satunya perpustakaan yang kami miliki di sekolah ini. Desain koridor dan langit-langit indah dan buku tersusun sesuai dengan genre masing-masing.
"Olivia...kata guru sore ini polisi datang untuk menyelidiki ya?"
"benarkah?"
"Iya...akan ada banyak polisi untuk memulai menggeledah seisi sekolah ini"
"kalau begitu haruskah aku mempercepat prosesnya?" suara Olivia berubah secara menyeramkan.
"Proses apa?"