Konsep mutu telah menjadi fokus penting dalam berbagai bidang, mulai dari manufaktur hingga pelayanan. Para tokoh mutu telah memberikan kontribusi penting dalam mengembangkan dan mendefinisikan konsep mutu, salah satu tokoh yang mengembangkan dan mendefinisikan konsep mutu yaitu Joseph Moses Juran.
Joseph M. Juran lahir di Rumania pada tahun 1904, menyelesaikan pendidikannya di The University of Minnesota pada tahun 1924 dan kemudian bergabung dengan dapartemen inspeksi di Hawthorne Works milik Bell Telephone.
Joseph M. Juran adalah salah satu tokoh terkemuka dalam dunia manajemen mutu, yang kontribusinya telah membentuk cara perusahaan atau organisasi mendekati kualitas produk dan layanan mereka. Juran memberikan kontribusi yang signifikan dalam evolusi manajemen mutu, terutama setelah ia berpindah ke Jepang pada tahun 1954. Di Jepang, ia berperan dalam membantu negara tersebut dalam membangun kembali indutri Jepang untuk menjadi kompetitif di pasar global, melalui penerapan konsep mutu yang ia tetapkan.
Menurut Juran, mutu merupakan kesesuaian untuk pengguna (fitness for use), yang mana hal ini berarti bahwa suatu produk atau jasa haruslah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna, lebih jauh Juran mengemukakan lima dimensi mutu, yaitu:
a) Rancangan (design), merujuk pada spesifikasi detail dari suatu produk
b) Kesesuaian (conformance), yaitu kesesuaian antara rencana desain dan produk yang sebenarnya diproduksi
c) Ketersediaan (availability), menyoroti pentingnya keandalan, durabilitas, dan aksesibilitas produk untuk pemakaian konsumen
d) Keamanan (safety), produk harus aman untuk digunakan tanpa menimbulkan risiko bagi pengguna
e) Guna praktis (field use), berkaitan dengan manfaat nyata yang diperoleh konsumen dari penggunaan produk
Kontribusi Juran dalam dunia mutu yang paling terkenal yaitu, Juran's Three Basic Steps to Progress, Juran's Ten Steps to Quality Improvement, The Pareto Principle, dan The Juran Trilogy. Adapun penjelasan lebih rincinya, yaitu sebagai berikut:
Juran's Three Basic Steps to Progress
Juran berpendapat bahwa terdapat tiga langkah dasar yang harus dilaksanakan oleh sebuah perusahaan atau organisasi yang berambisi mencapai standar mutu global. Juran juga percaya bahwa dalam perjalanan meningkatkan mutu, akan ada titik diminishing return dalam hubungan antara mutu dan daya saing. Langkah-langkah tersebut meliputu:
a) Melakukan peningkatan yang terstruktur dan berkelanjutan, yang harus didukung dengan komitmen penuh dan dihadapkan pada situasi yang memerlukan tindakan segera.
b) Melaksanakan pelatihan secara menyeluruh kepada semua anggota organisasi.
c) Menciptakan dan menegakkan komitmen serta kepemimpinan dari jajaran manajemen atas.
Juran's Ten Steps to Quality Improvement
Juran menyarankan sepuluh langkah efektif untuk meningkatkan mutu, yang meliputi:
1. Menciptakan kesadaran tentang pentingnya dan kesempatan untuk peningkatan
2. Menyusun tujuan untuk peningkatan tersebut
3. Membangun struktur organisasi yang mendukung pencapaian tujuan
4. Memberikan pelatihan yang diperlukan
5. Melakukan proyek-proyek khusus untuk menyelesaikan permasalahan
6. Melakukan pelaporan berkala tentang kemajuan yang telah dicapai
7. Mengakui dan memberi penghargaan atas keberhasilan
8. Menyebarluaskan keberhasilan yang telah dicapai
9. Menjaga dan memastikan keberlanjutan dari hasil-hasil positif
10. Mendorong perbaikan berkelanjutan melalui integrasi dalam sistem operasional perusahaan secara rutin
The Pareto Principle
Juran populer dengan menerapkan Prinsip Pareto dalam manajemen mutu, yang sering diringkas menjadi "80/20 Rule" atau 80% of the trouble comes from 20% of the problems. Ini mengacu pada pengamatan bahwa sebagian besar masalah (sekitar 80%) biasanya disebabkan oleh sejumlah kecil penyebab utama (sekitar 20%). Mengidentifikasi dan mengatasi 20% penyebab ini dapat secara signifikan meningkatkan kualitas.
The Juran Trilogy
The Juran Trilogy, yang dikemukakan oleh Joseph M. Juran, merangkum tiga aspek kunci dalam proses manajemen organisasi yang terinspirasi dari pendekatan manajerial keuangan perusahaan. Konsep ini meliputi:
a. Perencanaan Kualitas (Quality Planning/QP), proses ini bertujuan untuk memahami siapa pelanggan dan apa yang mereka butuhkan, mengembangkan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan tersebut, dan memastikan bahwa semua anggota organisasi memiliki pemahaman yang sama tentang cara memuaskan kebutuhan pelanggan tersebut.
b. Pengendalian Kualitas (Quality Control/QC), fokus pada proses evaluasi produk untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh pelanggan. Proses ini melibatkan identifikasi dan koreksi masalah untuk memastikan peningkatan kualitas yang berkelanjutan.
c. Perbaikan Kualitas (Quality Improvement/QI), adalah proses berkelanjutan untuk mempertahankan standar kualitas yang telah dicapai dan berusaha untuk peningkatan lebih lanjut. Hal ini mencakup alokasi sumber daya yang efektif, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, pelatihan karyawan yang terlibat dalam proyek mutu, menetapkan struktur permanen untuk menjaga mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.
Untuk meningkatkan mutu dalam sebuah perusahaan atau organisasi, Juran menyarankan serangkaian langkah-langkah, termasuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mutu, menetapkan tujuan perbaikan, mengorganisir tim, memberikan pelatihan, melaksanakan rencana aksi untuk mengatasi masalah, melaporkan kemajuan, memberikan penghargaan, menginformasikan hasil yang telah dicapai, dan menjaga serta memperbaiki kualitas secara sistematis dalam operasional perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H