Sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia, batik tak sekadar menjadi ekspresi estetik tapi juga merupakan identitas kultural, simbol sosial, dan spiritual bagi bangsa Nusantara.
Batik juga menjadi refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia yang terlihat dari sejumlah motifnya. Pengaruh Arab dalam motif hias yang biasa ditemui di seni kaligrafi, pengaruh Eropa dalam bentuk motif bunga, pengaruh China dalam motif phoenix (burung api), hingga pengaruh India dan Persia dalam motif merak. UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia karena memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol dan makna filosofi kehidupan rakyat Indonesia.
Batik Malangan merupakan salah satu produk UMKM yang dimiliki oleh Kota Malang yang sedang diusahakan untuk diperkuat lagi identitasnya. dengan perkembangan jaman dan disadarinya bahwa batik malang merupakan warisan seni budaya Nusantara maka pemerintah malang kembali menggiatkan para perajin batik untuk kembali pada patron awalnya yaitu dikerjakan kembali dengan tangan seperti dalam proses pembuatan batik tulis. Beberapa motif batik malang memiliki hak paten atas motif batik malang yang tercipta sehingga tidak sembarangan orang boleh memperbanyak.
Meski belum sepopuler batik yang ada di daerah Jawa lainnya, namun pesona dan keindahaan Batik Malangan tidak kalah bagusnya dengan batik yang ada di daerah lain. Keunggulan Batik Malangan adalah memiliki corak yang khas dan unik yang telah berkembang dari berbagai daerah di Malang Raya, antara lain batik Druju, batik Celaket, batik Blimbing, dan lain-lain.
Salah satu Motif Batik Malang yang paling populer diantara motif batik lainnya adalah Motif Batik Malang Kucecwara. Motif batik tersebut mempunyai komposisi perpaduan motif diantaranya, Mahkota, gambar Tugu Malang, Rumbai Singa, Arca, Bunga Teratai, Sulur-sulur juga isen-isen berbentuk belah ketupat.

- Mahkota yang yang terdapat pada motif batik tersebut merupakan representasi dari bentuk mahkota dari raja Gajayana yang pernah membawa Kerajaan Gajayana menuju puncak kejayaannya. Jika dikaitkan dengan kehidupan masyarakat, sebagai wujud suatu harapan agar yang mengenakan Batik Malang ini mampu meraih puncak kejayaan dalam perjalanan hidupnya.
- Gambar Tugu Malang perlambang kekuasaan wilayah yang bisa juga kita representasikan sebagai wujud keperkasaan dan ketegaran.
- Rumbai Singa mewakili kultur atau budaya masyarakat Malang pada waktu itu yang memiliki jiwa pemberani dengan semangat yang membara dan pantang menyerah seperti "Singo Edan", hingga menjadi lambang Malang saat ini.
- Bunga Teratai melambangkan suatu keindahan alam yang penuh kesuburan. Menurut kisah cerita hindu era kerajaan singosari, bunga teratai merupakan salah satu jenis bunga Dewa Wishnu sebagai dewa pemelihata alam. Makna yang terkandung dari bunga ini yaitu kearifan atau kebijaksanaan yang mengakibatkan kemakmuran bagi masyarakat yang dipimpinnya. Contoh yang paling mudah yaitu kepala keluarga, sehingga sangat pas sekali jika seorang kepala keluarga mengenakan motif batik malang ini dalam bekerja atau mencari nafkah.
- Arca candi singosari menjadi salah satu ornamen utama dari Motif Batik Malang karena memang merupakan identitas Malang itu sendiri, dimana candi tersebut berada. Selain itu juga untuk mengingatkan kita akan kejayaan Singosari pada waktu tersebut.
- Sulur-Sulur sebagai perwujudan suatu kehidupan yang tidak kekal namun selalu tumbuh, berkembang dan senantiasa menunjukkan bahwa manusia itu pasti akan menerima ajal. Dan sulur bersambung menunjukkan bahwa akan selalu ada generasi penerus yang akan melanjutkan tujuan kehidupan. Hal ini menjadi harapan agar manusia senantiasa introspeksi diri dan nerimo ing pandum guna mengetahui bahwa manusia memiliki batasan-batasan.
- Isen-Isen Belah Ketupat merupakan representasi dari relief candi Badut yang memiliki makna pengakuan bahwa manusia tidak sempurna, tempatnya salah dan tidak layak juga tidak pantas untuk menyombongkan diri. Hal tersebut sejalan dengan filosofi sulur-sulur yang berujung pada introspeksi diri.
Setiap motif batik diatas bisa disimpulkan bahwa Motif Batik Malang tersebut mengharapkan suatu keluhuran dari pemakainya untuk selalu berdiri tegak, berani, bertanggung jawab dengan penuh rasa hormat agar mampu menyatu dengan lingkungan dia tinggal.
Salah satu tempat berkumpul para perajin batik dimalang adalah galeri batik celaket. Ketika saya berkunjung kesana, hanya ada 4 pekerja belia yang sedang asyik mencanting dan mewarna. Beberapa mengaku lulusan SMU dan memang sudah lama menyukai dunia perbatikan. Salut dengan mereka yang begitu telaten dan ulet mendesain batik, yang tidak semua anak seusia mereka bisa melakukannya.
Mereka terlihat begitu enjoy menikmati profesinya. Di tengah konsentrasi mencanting, sesekali terdengar gelak diantara mereka. Menurut mereka, mereka begitu enjoy, karena memang tidak ada tekanan dari sang pemilik untuk menyelesaikan proses membatiknya kecuali jika ada pemesanan.
Pun dengan motif batiknya, pemilik memberikan kebebasan kepada pekerja untuk berimajinasi. Tentu saja, tetap dengan pakem khas malangan. Tidak adanya tekanan tersebut, sangat membantu mereka dalam berkreasi menciptakan desain batik baru.
Maklum saja, ciri khas batik Celaket yang modern dituntut untuk mengikuti perkembangan fesyen yang sedang jadi tren. Selain membuat batik tulis, para pengrajin juga membuat batik cap dan campuran. Biasanya desain batik cap yang digunakan merupakan pesanan dari konsumen. Proses pembuatannya pun lebih cepat, dalam sehari mereka bisa menyelesaikan sampai dua lembar kain.



Walaupun bukan asli AREMA, tetapi beliau begitu mencintai kota Malang. Dan untuk mewujudkan kecintaannya pada kota bunga ini, beliaupun mengaplikasikannya diatas selembar kain. Seperti halnya motif batik malang kucecwara, batik buatan bapak Hanan juga tak kalah unik. Motifnya menggunakan ikon khas Malang, seperti tugu, singa, apel dan lainnya. Warnanya juga selalu ikuti tren dari tahun ke tahun. Tak heran,Produknya selalu laris diborong wisatawan yang berlibur ke Malang bahkan sampai kemanca Negara. Seperti Jepang, Belanda, Denmark dan Kanada. Bahkan Beberapa nama terkenalpun juga menjadi bintang Batik Celaket Malang, antara lain: Irfan Bachdim (pemain sepakbola), Ayu Azhari (artis top 90-an), Liza Elly Purnamasari (Putri Indonesia Lingkungan 2011), Sandy Harun (Artis Senior), Kiki Puspa Ayu (Foto Model)mengagumi batik celaket besutan bapak Hanan. Maklum, batik buatan pak Hanan cukup unik. Motifnya menggunakan ikon khas Malang, seperti tugu, singa, apel dan lainnya. Warnanya juga selalu mengikuti tren dari tahun ke tahun.
Selain menekuni bisnis batik dan menjadi pioner batik celaket, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur ini juga menjalankan usaha konveksi. Ia menggarap seragam SD, SMP, SMA, dan pakaian dinas Pemerintahan. Berbeda dengan usaha batik, konveksinya berada di Solo, Jawa Tengah. Dalam sehari, dia bisa menghasilkan ratusan seragam yang nantinya bakal dijual di sekitar Solo dan Malang.
Berkat kesabaran dan keuletannya, pengusaha batik tersebut meraih penghargaan SMESCO Inspiring Enterpreneurship Business Award (SIEBA) 2016. Penghargaan bergengsi tersebut diberikan langsung oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Jakarta pada 8 Desember 2016 yang lalu.
Penghargaan membanggakan tersebut diberikan kepada pria berdarah Banyuwangi ini karena dinilai telah berhasil menjadi penggerak ekonomi kreatif bagi masyarakat. Menurutnya, menjadi pengusaha tidak boleh terlalu menggantungkan pada pemerintah, masyarakat harus bisa mandiri dan tampil sebagai penggerak. Menurut pak Hanan “Bisnis tidak hanya soal ekonomi, tapi harus ada nilai pemberdayaan dan inspirasi bagi orang lain untuk turut berlomba menjadi pengusaha’’

UMKM diakui memiliki peran penting dan strategi. Bukan saja sebagai agen pertumbuhan, tetapi terkait penyerapan tenaga kerja serta pendistribusian barang dan jasa. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah terus mendorong perkembangan dan pertumbuhan UMKM melalui berbagai kebijakan dan pengawalan. Pada 2008, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Undang-Undang ini merupakan acuan pemberdayaan UMKM.
Perkembangan industri kreatif tentunya tak luput dari dukungan industri logistik. Pun dengan pemerintah yang turut mendukung pergerakan potensi e-commerce nasional. Apalagi di era digital saat ini, bisnis e-commerce menjadi hal yang tak bisa dibendung lagi. Kementerian Koordinator Perekonomian, memperkirakan bisnis e-commerce Indonesia bakal meningkat 10 kali lipat pada 2020, dengan valuasi fantastis yakni diyakini menembus US$ 130 miliar atau setara Rp1.800 triliun.
Selain itu, dari aspek infrastruktur telekomunikasi, pemerintah melalui Kemenkominfo mendorong pembangunan broadband nasional melalui program percepatan 4G seluruh Indonesia, pembangunan Palapa Ring, pembangunan satelit multifungsi sehingga jaringan broadband dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Tentu ini akan menjadi arus data yang akan berfungsi menjadi pendukung arus logistik nasional.

Dukungan lain misalnya diwujudkan dengan mengembangkan berbagai inovasi strategis berbasis Friendly Logistic. Oleh karena itu JNE mengusung tagline “Connecting Happiness” dan akan terus berupaya memberikan pelayanan prima agar dapat terus menjadi bagian dari kebahagiaan para pelanggan. JNE pun mempersiapkan layanan JNE International Service dengan mendistribusikan paket pelanggan ke lebih dari 250 negara utama di semua benua. Saat ini JNE telah memiliki sekitar 5.000 jaringan layanan yang tersebar di berbagai kecamatan dari Sabang sampai Merauke. JNE juga terus menambah jumlah armada truk dan karyawan yang kini telah berjumlah lebih dari 14.000 orang.
JNE juga sedang membangun pergudangan terluas di Cikarang Jawa Barat yang mencapai 30.000 m2 atau setara dengan 4 hingga 5 kali luas lapangan sepak bola. Pergudangan ini dapat digunakan untuk kebutuhan distribusi barang oleh pelanggan korporasi maupun UKM. Melalui inovasi ini JNE hendak memberikan solusi warehousing (pergudangan) terpadu yang lebih efektif dan terjangkau bagi para pelaku UKM. Agar UKM dapat berfokus pada pengembangan usaha.
Dalam sektor TI, agar aktivitas pengiriman paket yang dilakukan semakin membuat nyaman, berbagai informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan dengan mudah melalui mobile devices yang sudah dibuat JNE, seperti mobile apps MyJNE, mobile apps Pesona, dan website JNE.
Lalu, dalam hal infrastruktur dan jaringan, JNE pun terus mengembangkannya dengan membuat gateway, gedung operasional, dan titik layanan (gerai) baru di seluruh Indonesia. Seperti saat ini, JNE telah memiliki sekitar 6.000 titik layanan di seluruh Indonesia, mulai dari kota besar sampai tingkat kecamatan yang didukung lebih dari 7 ribu armada berbagai jenis kendaraan.
Tentu, inti pengembangan ketiga strategi JNE tersebut adalah inovasi. JNE sangat konsen dalam berinovasi. Seperti pada 2016, JNE meluncurkan tujuh program andalan sekaligus yang diberi nama 7 Magnificent. Ketujuh program andalan tersebut, yakni: Aplikasi MyJNE, JNE-PopBox, @box prepaid, Promo JNE Super Speed, JNE International Shipment, Layanan CD Music, dan JNE Trucking. Dalam pengembangan di bidang TI dan infrastruktur tersebut, JNE setidaknya menggelontorkan dana Rp 55 miliar di bidang TI dan Rp 400 miliar di bidang infrastruktur.
Yang juga tak kalah penting, adalah pengembangan SDM agar mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini. Sekarang jumlah karyawan JNE mencapai 40 ribu orang di seluruh Indonesia, yang terdiri dari karyawan kantor pusat dan 56 kantor cabang, serta karyawan mitra atau agen JNE.
JNE juga aktif berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan melalui akun media sosial JNE untuk memaksimalkan komunikasi langsung kepada pelanggan, yaitu Twitter: @JNE_ID dengan jumlah followers saat ini mencapai 98.572, Facebook: JNE Pusat mencapai 134.440 fans, Youtube 261 subscribers dan Linkedin 5.493 followers.
Dengan berbagai strategi yang dikembangkannya, JNE pun tidak terlalu khawatir dengan adanya persaingan yang semakin sengit. Bahkan, perusahaan ini sangatlah percaya, era disrupsi digital ini merupakan eranya berkolaborasi. JNE kini telah menjalin kolaborasi dengan hampir seluruh e-commerce di sini, di antaraya Lazada, Zalora, Bukalapak, Blibli, Shopie, Elevania, dan Tokopedia.
Potensi Batik Kota Malang tentunya menjadi modal dasar pengembangan ekonomi kreatif dan diyakini dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian kota Malang maupun Jawa Timur secara signifikan. Dengan melakukan perencanaan, pengembangan serta pembinaan para pelaku usaha/insan kreatif tersebut serta memfasilitasi manajemen pemasaran produk kreatifnya, diharapkan batik malangan memiliki kwalitas, nilai tambah serta harga yang kompetitif di pasaran, sejajar dengan industri industri batik yang telah menggurita di Indonesia. Kolaborasi apik antara pelaku UMKM, pemerintah, maupun pihak swasta dalam hal ini perusahaan logistik terkemuka JNE tentunya akan semakin mengokohkan batik khususnya batik malangan agar kian kompetitif khususnya di kawasan Asean.
Referensi :
STRATEGI BERSAING : BATIK MALANGAN KONVENSIONALMELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK BATIK KOMBINASIPADA UKM KELURAHAN MERJOSARI MALANG
Filosofi dari Motif Batik Malang
Nilai Etik dan Estetik Batik Bisa Jadi Inspirasi Generasi Milenial
Sentra Batik Malang
Berinovasi Membantu UKM
Geliat JNE di Tengah Pusaran Persaingan
UKM Maju dan Tumbuh Bersama JNE di Era Digital
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI