Mohon tunggu...
Yulia Yasman
Yulia Yasman Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Magister Manajemen FIK UI Angkatan 2011

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penerapan Integrated Care Pathways (ICP) Bagian dari Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit

26 November 2012   10:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 1799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada banyak variasi dalam kualitas ICP yang sedang dikembangkan di National Health Service (NHS) Inggris, dan bahwa perkembangan ICP di banyak layanan kesehatan tidak memadai. Tool yang dihasilkan ini dapat menjadi standar kerangka kerja untuk staff NHS saat membuat ICP. Namun, penelitian tentang evaluasi alat ICP sendiri masih sangat sedikit. Data-data penelitian ini penting karena menunjukkan bahwa ada kebutuhan yang belum terpenuhi, dan perlu bimbingan bagi staf dan organisasi dalam mengembangkan dan mengevaluasi proses pembuatan ICP. Studi ini menunjukkan bahwa“ The ICP key element checklist” dapat menjadi alat sederhana yang memberikan kerangka kerja untuk mengembangkan ICP secara sistematis.

The Integrated Care Pathway Appraisal Tool (ICPAT)

Dikembangkan sejak tahun 1999 oleh Whittle dkk di Inggris dengan mendapatkan dukungan dari perkumpulan pengembangan mutu West Midlands Regional Levy Board. Instrumen ini dibuat berdasarkan desain yang sama dengan instrument AGREE (Appraisal of Guidelines Research and Evaluation).

Integrated Clinical Pathway Appraisal Tool (ICPAT) Checklist

1.Content / Structure of ICP

Have identified start and finish points

Reflect a patient’s journey(i.e. moving along a continuum of days/weeks/months/stages/objectives/programs)

Reflect 24-hour continuous care/treatment (where appropriate)

Form the record of care for an individual patient

Allow documentation tobe individualized to meet the patient’s needs

Outline the anticipated process of care/treatment

2.ICP Documentation

Identify the relevant patients in the title of the ICP (e.g., ICP for Laparoscopic Cholecystectomy)

Indicate the circumstances when a patient should come off or should not be put on (exclusion criteria)

Meet local/national minimum standards for documentation (e.g. institution standards if exist)

Include a reminder that says professional judgment must be applied while taking into account the patient’s wishes & needs (i.e., the ICP is not a tramline and can be varied)

Reference the evidence on which the content is based

Include the date of development of the document on the ICP

Include space for the identification of the individual patient on each page

3.The Development Process

Record decisions made concerning the content of the ICP

Record description/list staff involved in the development of the ICP

Conduct a literature search to gather the evidence base for the clinical content of the ICP

Record the rationale for including and excluding pieces of evidence/guidelines

Pilot test the ICP and audit the ICP documentation after the pilot

Consider clinical risk as part of the content of the ICP

Consider training, education, and competency of staff as part of the content of the ICP

Involve patient and/or their family members in the development of the ICP (by using focus groups/questionnaires/complaints/patient diaries, etc.)

Take into account patients’ and family members’ multicultural needs

4.The Implementation Process

Establish an on-going training programfor the staff

Identify resources (individuals/time) to undertake the training on how to use the ICP

Establish a system to feedback the variations of the ICP to the staff and patients/family members

Agree on the location where the ICP documentation will be stored once finished

Assess the risks involved in an ICP development before commencement

Name an individual responsible for maintaining the ICP

Provide training to staff when a change to the ICP content is made

Provide regular training for new staff that will be using the ICP

Set a review date of one year or less

Get endorsement for the ICP development from the Trust Board/Clinical Governance Committee

Questions:

Within the organization, is there a plan specifically for ICP development?

Are ICPs evident in the organization’s Clinical Governance Strategy?

*This checklist is adapted from The Integrated Care Pathways Appraisal Tool (ICPAT).Whittle C, McDonald PS, Dunn L, de Luc K. Developing the integrated care pathways appraisal tool (ICPAT): a pilot study.J Integrated Care Pathways 2004;8:77–81.

ICPAT merupakan salah satu instrument yang sudah divalidasi dan dapat digunakan untuk melakukan evaluasi dari isi dan mutu ICP, yang terdiri dari 6 dimensi (Whittle, 2009) yaitu:

1.Dimensi 1 : Bagian ini memastikan apakah formulir yang dinilai adalah Clinical Pathway (CP). Hal ini disebabkan karena ada banyak kesimpangsiuran pengertian dan definisi CP. Maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah untuk menilai apakah suatu guideline yang akan kita nilai adalah CP atau bukan.

2.Dimensi 2 : Menilai proses dokumentasi ICP. CP adalah formulir yang digunakan secara actual untuk mendokumentasikan pelayanan / terapi yang diberikan kepada masing-masing pasien. Dokumentasi ini termasuk untuk mencatat kepatuhan maupun ketidakpatuhan (variasi).

3.Dimensi 3 : Menilai proses pengembangan CP sama pentingnya dengan CP yang dihasilkan, karena CP merupakan sebuah alat yang akan digunakan untuk mengevaluasi pelayanan / terapi yang telah diberikan dan untuk memperbaiki pelayanan tersebut sehingga akan melibatkan proses perubahan dalam praktek sehari-hari.

4.Dimensi 4 : Menilai proses implementasi ICP. Definisi dari penerapan (implementasi) CP adalah saat proses pengembangan CP (termasuk uji coba) telah selesai dilakukan dan tim yang mengembangkan telah siap untuk menerapkannya dalam praktek sehari-hari. Dalam bagian ini pertanyaan-pertanyaan yang dibuat adalah untuk memastikan efektifitas penerapan dan penggunaanCP.

5.Dimensi 5: Menilai proses pemeliharaan ICP. Salah satu factor sukses terpenting dalam penggunaan CP adalah kegiatan untuk menjaga CP yang mensyaratkan CP berfungsi sebagai alat dinamis yang dapat merespon masukan dari staf, pasien, respon klinis, referensi terbaru sehingga isi dan desain dari CP perlu direview terus menerus.

6.Dimensi 6 : Menilai peran organisasi (RS). Peran organisasi merupakan salah satu hal penting yang akan mendukung proses pelaksanaan ICP.

KELEBIHAN PENGGUNAAN ICP

Banyak rumah sakit mulai menerapkan ICP dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien, karena penggunaan ICP memiliki kelebihan antara lain sebagai berikut:

1.ICP merupakan format pendokumentasian multidisiplin. Format ini dapat memberikan efisiensi dalam pencatatan, dimana tidak terjadi pengulangan atau duplikasi penulisan, sehingga kemungkinan salah komunikasi dalam tim kesehatan yang merawat pasien dapat dihindarkan.

2.Meningkatkan peran dan komunikasi dalam tim multidisiplin sehingga masing-masing anggota tim termotivasi dalam peningkatan pengetahuan dan kompetensi.

3.Terdapat standarisasi outcome sesuai lamanya hari rawat, sehingga akan tercapai effective cost dalam perawatan.

4.Dapat meningkatkan kepuasan pasien karena pelaksanaan discharge planning kepada pasien lebih jelas.

KEKURANGAN PENGGUNAAN ICP

Selain mempunyai kelebihan dalam penggunaan ICP, perlu dicermati juga kekurangan yang ditemui dalam penerapan format ICP ini, antara lain sebagai berikut:

1.Dokumentasi ICP ini membutuhkan waktu yang relative lama dalam pembentukan dan pengembangannya.

2.Tidak terlihat proses keperawatan secara jelas karena harus menyesuaikan dengan tahap perencanan medis, pengobatan, dan pemeriksaan penunjang lainnya.

3.Format dokumentasi hanya digunakan untuk masalah spesifik, contoh format ICP untuk bedah tulang tidak dapat digunakan untuk unit bedah syaraf. Sehingga akan banyak sekali format yang harus dihasilkan untuk seluruh pelayanan yang tersedia.

KESIMPULAN

Semua pasien berhak atas perawatan yang berkualitas tinggi yang disampaikan pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan orang yang tepat, dan dengan hasil yang tepat. Keputusan klinis harus berdasarkan evidence-based best practice, dan semua staf harus up to date dengan perkembangan terbaru. Fokus manajemen mutu dan kualitas pelayanan kesehatan telah bergeser dari penekanan pada struktur organisasi ke proses dan hasil klinis dan non-klinis. Salah satu alat yang disarankan adalah ICP untuk memfasilitasi manajemen mutu. ICP menawarkan dokumentasi keperawatan professional terpadu, yang dapat memastikan bahwa pasien menerima perawatan terbaik setiap saat, serta dapat memberikan organisasi peningkatan mutu berkelanjutan. Akhirnya ICP dapat mendukung clinical governance.

ICP merupakan format dokumentasi multidisplin secara umum dapat diterapkan di Indonesia atas pertimbangan kebutuhan untuk memperbaiki kualitas dokumentasi, kebutuhan untuk mengurangi waktu perawat mencatat, kebutuhan menghemat biaya, mengurangi duplikasi, mengurangi salah komunikasi, dan penekanan pada hasil yang ingin dicapai pasien. Kekurangan yang mungkin ditemui dalam format dokumentasi multidisiplin adalah tidak terlihatnya proses keperawatan secara jelas mulai dari tahap pengkajian, penetapan diagnose dan rencana intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun