Cobaan yang rasanya asin seperti garam, rintangan yang pedasnya seperti cabe, dan kegagalan yang asamnya seperti jeruk, bisa jadi hanyalah bahan dasar yang perlu ditakar dengan pas. Lalu, kita padukan dengan nikmat lain yang Allah berikan, maka tersajilah kebahagiaan hidup.
Kuncinya adalah resep yang istimewa dan pribadi yang berilmu disertai iman dalam mengolahnya. Sebaik-baik resep kehidupan adalah apa yang telah Allah tetapkan dalam Al-Qur'an dan yang disampaikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadis-hadisnya.
Allah Ta'ala berfirman;
"Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thoha: 123-124)
Dalam Al-Qur'an maupun hadis, telah banyak dijelaskan beberapa perpaduan resep kehidupan. Tentang bagaimana cara bersabar, cara ikhlas, tawakal, tawaduk, dan yang lainnya. Semuanya dijelaskan dengan tuntas. Tinggal bagaimana kita memelajarinya, menerapkannya, dan menjadikannya pedoman hidup.
Resep kehidupan telah tersaji sebegitu komplit dan lengkap. Jika kita masih saja sulit menemukan kelezatan-kelezatan dalam hidup, bisa jadi kita masih kurang beriman dengan semua itu. Dan yang pasti, kita tidak terbiasa menerapkan resep-resep itu. Mungkin Menerapkan sekali, tapi setelah itu meninggalkannya.
Menerapkan pedoman hidup yang benar, haruslah rutin dan dibiasakan, agar kita semakin ahli dalam meracik kebahagiaan hidup. Ibarat kita sering salah dalam memasak, padahal di dapur tersedia buku resep yang menunggu untuk dipraktekkan. Ya, Â kita butuh untuk mencoba lagi, praktik lagi. Berulang-ulang, berkali-kali, percobaan demi percobaan, lalu temuilah makanan yang lezat ketika telah menjadi ahli.
Di bulan Ramadan ini kita belajar. Â Ada ibadah puasa yang bisa kita petik hikmahnya tentang cara menakar. Kita bisa mengerti seberapa banyak kebutuhan makanan yang kita perlukan. Setelah itu, kita pun bisa mengukur kebutuhan lainnya melalui cara kita menahan segala hal yang membatalkan puasa. Kita akan paham hal mana saja yang penting dan yang mana hanya sekadar pelengkap.
Puasa, adalah momen yang tepat untuk mulai menerapkan resep istimewa di hidup kita. Melalui puasa, kita akan menemukan bentuk hidup ideal yang sebenarnya. Ada kesederhanaan yang penuh manfaat. Ada perjuangan yang diiringi keberkahan.K
Kembali lagi ke intinya. Hidup bukanlah soal mewah atau kekurangan. Tapi bagaimana kita mengolah bagian-bagiannya menjadi istimewa. Mengolah apa yang tersedia menjadi berkualitas.
Wallahu A'lam
---Yasir Husain, Penulis Buku SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)Â