Untuk mencapai maksud ini, dibutuhkan ketekunan dan keseriusan guru dalam menganalisa setiap penilaian. Dari sana akan dijumpai peserta didik yang bermasalah berdasarkan tingkatannya masing-masing. Kalau sudah ditemukan masalahnya, langkah selanjutnya diarahkan kepada guru BK untuk ditangani secara lebih dalam sekaligus diberitahukan kepada orangtua/wali peserta didik.
Pemerintah sesungguhnya sudah menyiapkan formatnya berupa K13, tinggal bagaimana sekolah menerapkannya dalam konteksnya masing-masing. Lebih dari itu, bagaimana sekolah mengkondisikan agar guru bisa melaksanakan tugasnya dengan cermat supaya jangan asal nilai atau hanya sekedar memenuhi standar administrasi.
Selain sekolah, keluarga dalam hal ini orangtua juga harus tetap berkoordinasi dengan pihak sekolah. Kecenderungan orangtua "zaman now" adalah membiarkan sepenuhnya pendidikan anak kepada pihak sekolah. Orangtua kurang menyadari dan memahami sepenuhnya tentang peranannya dalam pendidikan anak.
Padahal bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Refael Molina, anggota Forum Penulis NTT mengatakan keluarga adalah tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual dan pendidikan sosial. Sehingga dapat dikatakan keluarga merupakan tempat pendidikan yang lebih sempurna sifat dan wujudnya daripada pusat-pusat pendidikan lainnya, untuk melangsungkan pendidikan ke arah kecerdasan budi pekerti (pembentukan watak individual) dan persediaan hidup kemasyarakatan (Poskupang.com Sabtu, 11 Maret 2017 18:33).
Jika mengacu pada konsep ini, sesungguhnya keluarga memiliki peranan yang paling signifikan dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada anak. Dan pihak sekolah tinggal memolesnya agar menjadi lebih baik lagi. Tetapi, alangkah cerdas serta mulianya jika sekolah dan keluarga bersama-sama berusaha sekuat tenaga dalam membina dan membentuk karakter anak. Dan ketika anak didera masalah (hamil), tidak perlu membangun argumentasi untuk saling menyalahkan. Sebab, tugas mendidik adalah tanggungjawab bersama baik sekolah maupun keluarga seturut peranan atau fungsinya masing-masing.
Sekiranya pihak sekolah dan keluarga senantiasa menyadari dan menjalankan fungsinya secara benar dan tepat, hemat saya tidak ada lagi "korban" berikutnya yang menimpah generasi muda bangsa. Sekolah dan keluarga layak disoroti secara serius. Karena, bagaimana pun juga sekolah dan pihak keluarga adalah kelompok yang memang bersentuhan langsung dengan pendidikan anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI