Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika harus mempunyai syarat sebagai berikut: 1) perbuatan manusia harus disertai pengertian. Jika seseorang melakukan perbuatan jahat tetapi ia tak mengetahui bahwa perbuatannya itu melanggar hukum, maka perbuatannya itu tidak mendapat sanksi etika;2) perbuatan manusia dilakukan dengan sengaja; 3) perbuatan manusia dilakukan dengan bebas/ dengan kehendak sendiri.
Pengetahuan tentang etika dapat membantu guru memecahkan banyak dilema yang muncul di kelas. Sering kali, para guru harus mengambil tindakan dalam situasi-situasi dimana mereka tidak mampu mengumpulkan semua fakta relevan dan dimana tidak ada arah tindakan yang tunggal secara total benar atau salah.Â
Misalnya, apakah seorang guru matematika dibenarkan dengan memisahkan dua gadis yang mengganggu dan menempatkan salah seorangnya di suatu kelompok matematika di bawah tingkat kemampuannya dalam upaya meningkatkan prestasi kelas keseluruhan.
Etika dapat menyumbangkan kepada guru cara-cara berpikir mengenai permasalahan-permasalahan yang sulit untuk menentukan arah tindakan yang benar. Cabang dari filsafat ini juga membantu guru memahami bahwa "pemikiran etis dan pembuatan keputusan bukanlah semata-mata mengikuti aturan-aturan.Â
EstetikaÂ
Cabang dari aksiologi yang dikenal sebagai estetika itu berhubungan dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan keindahan dan seni.Estetika disebut jugadengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang berasaldari kata aisthetika atau aisthesis (Yunani) yang artinya hal-halyang dapat diserap dengan indera atau serapan indera.Â
Estetik membahas hal yang berkaitan dengan refleksi kritis terhadap nilai-nilai atas sesuatu yang disebut indah atau tidak indah. Menurut Harry Broudy, seorang filosof pendidikan yang terkenal, mengatakan bahwa seni itu penting, tidak semata-mata indah. Melalui peningkatan persepsi-persepsi estetis para siswa dapat menentukan peningkatan makna dalam semua aspek kehidupan.Â
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 -- 1762) melalui beberapa uraian yangberkembang menjadi ilmu tentang keindahan (Encarta Encyclopedia 2001,1999). Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi.Â
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk, dan sebagainya.
Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat. Namun rumusan keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh filsuf Plato yang menentukan keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan.Â
Sementara Aristoteles menilai keindahan datang dari aturan-aturan, kesimetrisan, dan keberadaan. Sedangkan pada bentuk yang melebihi nilai betul, hingga mencapai nilai baik penuh arti, maka bentuk tersebut dinilai sebagai indah. Dalam pengertian tersebut, maka sesuatu yang estetis belum tentu indah dalam arti sesungguhnya, sedangkan sesuatu yang indah pasti estetis