Menurut Parkay, estetika juga membantu guru meningkatkan keefektifannya. Pengajaran, karena dapat dipandang sebagai suatu bentuk ekspresi artistik, dapat dinilai menurut standar-standar artistik dari keindahan dan kualitas. Berkenaan dengan ini, guru adalah seorang seniman dan secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas kerjanya.
Implikasi Aksiologi dalam Pendidikan
Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan mengintegrasikan nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakannya dalam kepribadian peserta didik. Memang untuk menjelaskan apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi, baik, benar, indah dan buruk, dalam arti mendalam dimaksudkan untuk membina kepribadian ideal anak, jelas merupakan tugas utama pendidikan.Â
Pendidikan harus memberikan pemahaman/pengertian baik, benar, bagus, buruk dan sejenisnya kepada peserta didik secara komprehensif dalam arti dilihat dari segi etika, estetika, dan nilai sosial.Â
Dalam masyarakat, nilai-nilai itu terintegrasi dan saling berinteraksi. Nilai-nilai di dalam rumah tangga/keluarga, tetangga, kota, negara adalah nilai-nilai yang tak mungkin diabaikan dunia pendidikan bahkan sebaliknya harus mendapat perhatian.Â
Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara islami, sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Aksiologi pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam.Â
Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut Abuddin Nata adalah untuk mewujudkan manusia yang shaleh, taat beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akhirat. Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
1) Mengandung petunjuk akhlak.
2) Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di bumi dan kebahagiaan di akhirat.
3) Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
4) Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan  akhirat