Mohon tunggu...
Yasin Hidayat
Yasin Hidayat Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Saya seorang IT, Penulis, Konten Kreator

Saya seorang IT di salah satu lembaga keagamaan hidup di desa terpencil, ujung Indonesia. Pekerjaan sehari hari adalah petani sawit, konten kreator medsos tema ceramah, perjalanan wisata, dan memiliki blog wisata pancurajipost.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nasib Para Transmigran tahun 80-an Sampai Sekarang

26 Agustus 2024   11:32 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:38 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Anak Transmigrasi : Antara ada dan tiada hadirnya Pemerintah

Masih ingatkah anda generasi kelahiran tahun 80-an, Program Transmigrasi yang dicanangkan oleh Almarhum Presiden ke dua Indonesia, Bapak Soeharto yang menurut kami telah sukses membawa perubahan signifikan terutama dalam pembangunan yang merata dan transfer ilmu yang dibawa masyarakat transmigrasi dari jawa ke masyarakat lokal.
Sebelum kami ceritakan lebih dalam, kami adalah anak transmigrasi yang lahir di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Bapak dan Ibu kami asli dari Cilacap Jawa Tengah yang mengikuti program transmigrasi pada tahun 1982 lalu.


Perjalanan dari Jawa Ke Kalimantan


Kata ibu kami, Perjalanan dari Jawa sampai ke Kalimantan Barat sangat melelahkan dan membutuhkan berhari hari perjalanan atau sekitar satu minggu lebih. perjalanan dimulai dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang bersama ratusan rombongan keluarga dari berbagai daerah di jawa tengah seperti rawalo, kebumen, wonosobo, kalisari, purwokerto, dan masih banyak lagi.

Barang barang yang dibawapun bermacam macam mulai dari sepeda jengki, peralatan tukang, cangkul, arit,bibit tanaman, ayam hidup, burung di dalam sangkar, pakaian seadanya, radio, dan masih banyak lagi.

Waktu perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke Pelabuhan Pontianak sekitar 3 hari dengan menggunakan kapal penumpang seperti kapal lawit yang ukurannya besar sekali.


Perjalanan dari Pontianak ke Area Transmigrasi


Sesampainya di Pelabuhan, Rombongan transmigrasi beristirahat beberapa hari sambil menunggu kendaraan yang akan membawa mereka ke tempat tujuan.

Kemudian rombongan transmigrasi melanjutkan perjalanan dari Ibukota pontianak menuju kabupaten sanggau masih menggunakan angkutan air, bedanya menggunakan perahu kecil yang dinamakan perahu bandong.

Kapal Bandong Malam Hari di Taman Alun-Alun Kapuas Foto (Rian Teknika) 
Kapal Bandong Malam Hari di Taman Alun-Alun Kapuas Foto (Rian Teknika) 
Perahu bandong adalah perahu khas kalimantan yang ukurannya tidak terlalu besar namun bisa menampung sekitar 50 - 100 orang. Biasanya perahu bandong difungsikan sebagai alat transportasi untuk penumpang, membawa hasil pertanian seperti karet, beras, dan lain lain. Perahu bandong juga difungsikan sebagai rumah berjalan para pedagang karena sebagian besar mereka hidup diatas air untuk berniaga, menjual dagangannya dari satu tempat ke tempat lain dan di zaman sekarang Kapal bandong difungsikan sebagai transportasi wisata.

Dari Pontianak menuju Kabupaten Sanggau jika menggunakan jalur darat jaraknya sekitar 195 Km atau sekitar 3 -4 jam waktu berkendara karena di zaman sekarang tahun 2024 jalur darat telah ter-aspal semuanya dibandingkan dengan dulu ketika era tahun 80-an bisa berhari hari, karena akses jalan rusak dan masih banyak jalan tanah dan tergenang banjir.

Karena alasan itulah, penggunaan transportasi air melewati sungai kapuas di era 80-an sangat penting, karena lebih cepat dibandingkan dengan jalur darat. Sungai Kapuas adalah Sungai terpanjang di Kalimantan Barat yang menghubungkan seluruh Kabupaten di Kalimantan Barat. Jadi Sungai di era 80-an merupakan jalan air tol terbaik dan tercepat.

Menggunakan jalur air, rombongan transmigrasi sampai di Kabupaten Sanggau sekitar 12 jam lebih. Keterbatasan tenaga mesin di perahu bandong yang membuat perjalanan lambat tapi lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun