Mohon tunggu...
Yasifa HulwahSyahira
Yasifa HulwahSyahira Mohon Tunggu... Lainnya - xii mipa 2

Mipa 2

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

K.H Hasyim Asy'ri

20 November 2021   11:06 Diperbarui: 20 November 2021   11:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu hasrat saya untuk memperdalam ilmu agama masih belum puas,meskipun saya sudah bertahun tahun berkelana kebanyak pesantren untuk menimba ilmu.Saat itu membuat saya memutuskan untuk pergi ke Mekkah untuk bisa lebih menjadi orang yang berpegangan pada ilmu yang saya ketahui.Dan saya tinggal disana selama tujuh bulan .

Lalu saya kembali ketanah air untuk waktu yang singkat hanya untuk beberapa urusan.Dan saya pun berangkat lagi ketanah suci Mekkah untuk melanjutkan untuk melanjutkan pendidikan dan bermukim disana.Selama saya di Mekkah saya belajar banyak sekali ilmu dari berbagai ulama terkenal,diantaranya ada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau,Syekh Nawawi Banten,Syekh Mahfudz at-tarmis dan masih banyak lagi.

Meskipun saya banyak belajar dengan ulama tetapi saya lebih dekat secara intens dengan Syekh Mahfudz At-tarmis yang beliau termasuk guru besar di masjidil haram.Syekh Mahfudz At-tarmis ini sebagai seorang isnad (mata rantai penghubung)pengajaran kitab shahih bhukari.Dan sampai akhirnya saya mendapatkan ijazah untuk mengajarkan kitab shahih bhukari dan shahih muslim dan sayapun dikenal sebagai seorang ahli hadis.

Usai saya banyak belajar ilmu di Mekkah sayapun kembali ketahan air untuk mengamalkan ilmu yang sudah saya dapatkan di arab.Saya amalkan ilmu yang sudah saya dapat dengan mengajar dipesantren milik kakek saya.Setelah saya mengajar para santri banyak sekali yang bicara pada saya,bahwa mereka senang diajarkan oleh saya karena cara saya mengajar sangat mudah untuk diterima oleh mereka ilmu ilmunya hal itu membuat dirinya merasa bangga pada dirinya sendiri.

Setelah saya mengajar di pesantren milik kakek saya,timbullah niatan saya ingin mendirikan pesantren sendiri,sampai akhirnya sayapun memikirkan lokasi yang tepat untuk menidirkan pesantren.Setelah saya mencari tahu berbagai lokasi saya mendapatkan lokasinya yaitu di jombang dimana lokasi itu tempat orang orang yang berjiwa srigala dan setan.Setelah didirikan saya beri nama pesantren itu Tebuireng.Sebenernya sebelum mendirikan pesantren ini saya menaklukan dulu jagoan didaerah ini dengan menemukan kelemahannya.Disana saya tidak hanya mendirikan pesantren tetapi juga saya membeli sawah didaerah situ.

Selain itu saya harus tetap waspada karena mengingat daerah ini bukan lingkungan yang kondusif,saya harus memastikan untuk pesantren saya harus selalu aman.Seiring dengan berjalannya waktu semakin banyak santri yang menuntut ilmu di pesantren saya,saya sangat merasa senang dan terharu karena banyak sekali santri yang nyaman dengan berada dipesantren saya,saya melihat biasanya santri santri saat dibulan ramadhan itu selalu pulang kekampung halamannya,karena merasa penasaran saya langsung bertanya kepada salah satu santri "nak kenapa kamu tidak pulang untuk berpuasa bersama dengan keluarga mu?" Santri tersebut menjawab saya dengan "karena saya ingin tetap disini kiai saya sangat merasa nyaman berada disini dan saya juga ingin menghabiskan bulan puasa saya dengan menimba ilmu lebih dari biasanya",jawabnnya membuat saya sangat terharu sekali.

Semakin majunya pesantren yang saya pimpin membuat dengan cepat pengakuan dari pemerintah kali itu.Selain mempelajari ilmu agama ,saya juga mulai memperlajari ilmu ilmu umum yang wajib dipelajari santri santri dipesantren saya.Berbagai cara saya lakukan agar santri saya bisa belajar dengan nyaman.

Selain saya sibuk mengajar dipesantren,saya juga aktif dengan kegiatan lainnya.Pada tahun 1925 saya turut serta dalam menyetujui pengiriman utusan ke arab saudi,yang dikenal dengan komite Hijaz.Berawal dari komite Hijaz ,akhirnya diputuskan untuk membentuk Jam'iyah Nadhlatul ulama (NU) pada januari 1926.

Saya dipilih menjadi pimpinan pengurus besar NU dengan gelar Rais Akbar dan semakin dikenal oleh banyak orang.Sayapun mulai memasuki dunia politik dalam lingkup nasional.
Saya berpikir untuk menyatukan ulama ulama yang memiliki pandngan berbeda beda bisa mudah bersama NU ini,bagi saya perjuangan yang dilakukan sendiri sendiri hanya bisa memberi kesempatan bagi penjajah untuk menghancurkan kita.

Seruan-seruan dari saya mengenai mewaspadai adudomba sesama umat islam mulai menimbulkan kekhwatiran bagi pemerintahan Hindia Belanda.Mereka khawatir seruan saya bisa mempengaruhi masyarakat untuk menentang pemerintahan Kolonial.Saya adalah ulama yang tidak mau berkompromi pada penjajah, baik itu Belanda maupun Jepang.Pada masa penjajahan Belanda ,sikap saya sangat non komperatif yang membuat Belanda kelimpungan.

Setelah saya melakukan banyak hal,membuat belanda melakukan segala cara agar saya bisa tunduk kepada belanda,salah satu cara yang mereka lakukan belanda menuduh saya sebagai pembunuh sampai akhirnya saya ditangkap,karena saat itu intel belanda membuat kerusuhan dipesantren saya sampai akhirnya intel itu meninggal karena digebuk oleh masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun