Mohon tunggu...
Yasifa HulwahSyahira
Yasifa HulwahSyahira Mohon Tunggu... Lainnya - xii mipa 2

Mipa 2

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

K.H Hasyim Asy'ri

20 November 2021   11:06 Diperbarui: 20 November 2021   11:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NOVEL SEJARAH MUHAMMAD HASYIM AS-ari
                         

 

Disusun oleh :
Yasifa Hulwah Syahira
XII MIPA 2

SMAN 1 PADALARANG

Berawal dari kisah orang tua saya yang bernama Nyai Halimah,yang saat itu sedang mengandung saya selama 14 bulan,hal itu membuat dirinya merasa bahwa dia akan melahirkan seorang anak yang jeniu cerdas dan membanggakan.Sampai akhirnya saya lahir di jombang pada 14 februari 1871 dan saya diberi nama Muhammad Hasyim oleh ibu saya.Ketika saya sudah lahir di dunia ibu saya langsung merasakan hal yang menimbulkan pertanda bahwa anaknya ini akan menjadi seorang yang hebat di masa yang akan datang.

 Setelah waktu berjalan beberapa lama ternyata saya telah melakukan hal hal yang mungkin tidak masuk akal untuk dilakukan anak kecil,saya melihatkan sikapnya,seperti jika ada barang di bawah yang terjatuh saya mengembalikan ketempat yang tepat,disitu ibu saya merasa semakin yakin dengan saya,bahwa saya akan menjadi orang hebat.Dengan anugrah yang diberikan Tuhan pada saya membuat ibu saya sangat bersyukur dengan apa yang sudah di berikan Tuhan.

Waktu terus berjalan tak terasa saya sudah menginjak usia 13 tahun dimana diusia saya yang relatif muda tapi saya sudah bisa menguasai berbagai ilmu agama,sampai saya bisa membantu orang tua saya mengajarkan para santri yang lebih senior dibandingkan saya.Saat itu saya sangat menyadari bahwa ini adalah berkat kedua orang tua saya yang memiliki latar belakang kuat mengenai agama,terutama agama yang saya peluk yaitu agama islam.Dari situ saya berpikir bahwa saya harus bisa menjadi orang yang berguna seperti orang tua saya terutama seperti Ayah saya yang bisa mendirikan pesanteran yang dikenal bagus begitupun dengan kakek saya yang memiliki pesantren juga.

Saya tidak puas disitu saja,saat saya usia 14 tahun saya langsung mempelajari ilmu ilmu baru tentang agama islam dengan saya mengikuti pelajar dari pesantren satu kepesantren lainnya,karena menurut saya setiap pesantren memiliki cara untuk bisa mengajarkan atau mengamalkan suatu ilmu dengan cara yang berbeda beda agar saya dapat mengamalkan kembali ilmu tersebut kepada generasi generasi selanjutnya.

Dan setelah itu saya pergi kepesantren Siwalan Siduarjo yang disana saya menimba ilmu dan sampai akhirnya saya dijadikan menantu oleh Kiai Ya'Qub,dan saya menanyakan peda Kiai Ya'qub "mengapa kiai menginginkan saya menjadi menantu kiai?" dan Kiaipun menjawab "karena banyak sekali hal hal yang membuat saya yakin kalo kamu bisa menjadi menantu saya".Sampai akhirnya sayapun menjadi menantu Kiai karena saya menikah dengan anak kiai yang bernama Nafiqoh.Dan sampai saya memiliki beberapa anak hasil dari pernikahan dengan anak kiai Ya'qub.

Saya membersarkan anak saya bersama istri saya dengan memberikan ilmu ilmu agar anak saya dapat menjadi seorang yang sukses untuk masa depan yang benar benar sulit untuk kita jalani,karena bagi saya lebih sulit untuk bertahan hidup di masa depan dibanding masa yang saya jalani,semakin lama semakin banyak orang yang ingin menghancurkan negeri,makanya saya sangat memberikan yang terbaik agar bisa menjadi orang tua yang bisa menjadi suatu kenangan ketika anak anak saya sudah besar, sebagaimana orang tua saya memberikan bekal sampai saya bisa sepert ini,hal seperti inilah yang membuat saya bangga pada kedua orang tua saya,itah harapan saya pada anak anak saya.

Tidak lama kemudia ketika anak saya sudah sedikit besar ibu dari anak anak saya meninggal atau istri saya,hal itu membuat saya sangst terpukul sekali ditinggalkan oleh belahan jiwa saya,yang sangat saya harapkan bisa menemani saya hingga akhir hayat,saya sempat sangat terima karena harus ditinggalkan istri,saya berpikir saya tidak bisa menjalani hidup sehari hari tanpa istri saya,hal itu juga dirasakan oleh anak anak saya yang  sedih sekali karena harus di tinggalkan oleh seorang ihu,yang dimana mereka belum merasa puas diurusi oleh istri saya,mereka sampai bertanya pada saya "pak mengapa ibu meninggalkan kami?,kami masih samgt membutuhkan sosok ibu untuk bisa bertumbuh menjadi seseorang yang sukses dan dewasa?,mereka sambil menangis,saya hanya bisa terdiam saja,saat itu saya samgat bingung dan sedikit meresa bersalah mengapa sampai bisa istri saya meninggal apakah ini salah saya,dipikiran saya saat itu hanya berfikir tentang istri saya.Setelah beberapa minggu kemudian semakin lama saya berfikir bisa membuat saya semakin bingung,akhirnya disitu saya bisa mengiklaskan kepergian istri saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun