NOVEL SEJARAH MUHAMMAD HASYIM AS-ari
            Â
Â
Disusun oleh :
Yasifa Hulwah Syahira
XII MIPA 2
SMAN 1 PADALARANG
Berawal dari kisah orang tua saya yang bernama Nyai Halimah,yang saat itu sedang mengandung saya selama 14 bulan,hal itu membuat dirinya merasa bahwa dia akan melahirkan seorang anak yang jeniu cerdas dan membanggakan.Sampai akhirnya saya lahir di jombang pada 14 februari 1871 dan saya diberi nama Muhammad Hasyim oleh ibu saya.Ketika saya sudah lahir di dunia ibu saya langsung merasakan hal yang menimbulkan pertanda bahwa anaknya ini akan menjadi seorang yang hebat di masa yang akan datang.
 Setelah waktu berjalan beberapa lama ternyata saya telah melakukan hal hal yang mungkin tidak masuk akal untuk dilakukan anak kecil,saya melihatkan sikapnya,seperti jika ada barang di bawah yang terjatuh saya mengembalikan ketempat yang tepat,disitu ibu saya merasa semakin yakin dengan saya,bahwa saya akan menjadi orang hebat.Dengan anugrah yang diberikan Tuhan pada saya membuat ibu saya sangat bersyukur dengan apa yang sudah di berikan Tuhan.
Waktu terus berjalan tak terasa saya sudah menginjak usia 13 tahun dimana diusia saya yang relatif muda tapi saya sudah bisa menguasai berbagai ilmu agama,sampai saya bisa membantu orang tua saya mengajarkan para santri yang lebih senior dibandingkan saya.Saat itu saya sangat menyadari bahwa ini adalah berkat kedua orang tua saya yang memiliki latar belakang kuat mengenai agama,terutama agama yang saya peluk yaitu agama islam.Dari situ saya berpikir bahwa saya harus bisa menjadi orang yang berguna seperti orang tua saya terutama seperti Ayah saya yang bisa mendirikan pesanteran yang dikenal bagus begitupun dengan kakek saya yang memiliki pesantren juga.
Saya tidak puas disitu saja,saat saya usia 14 tahun saya langsung mempelajari ilmu ilmu baru tentang agama islam dengan saya mengikuti pelajar dari pesantren satu kepesantren lainnya,karena menurut saya setiap pesantren memiliki cara untuk bisa mengajarkan atau mengamalkan suatu ilmu dengan cara yang berbeda beda agar saya dapat mengamalkan kembali ilmu tersebut kepada generasi generasi selanjutnya.
Dan setelah itu saya pergi kepesantren Siwalan Siduarjo yang disana saya menimba ilmu dan sampai akhirnya saya dijadikan menantu oleh Kiai Ya'Qub,dan saya menanyakan peda Kiai Ya'qub "mengapa kiai menginginkan saya menjadi menantu kiai?" dan Kiaipun menjawab "karena banyak sekali hal hal yang membuat saya yakin kalo kamu bisa menjadi menantu saya".Sampai akhirnya sayapun menjadi menantu Kiai karena saya menikah dengan anak kiai yang bernama Nafiqoh.Dan sampai saya memiliki beberapa anak hasil dari pernikahan dengan anak kiai Ya'qub.
Saya membersarkan anak saya bersama istri saya dengan memberikan ilmu ilmu agar anak saya dapat menjadi seorang yang sukses untuk masa depan yang benar benar sulit untuk kita jalani,karena bagi saya lebih sulit untuk bertahan hidup di masa depan dibanding masa yang saya jalani,semakin lama semakin banyak orang yang ingin menghancurkan negeri,makanya saya sangat memberikan yang terbaik agar bisa menjadi orang tua yang bisa menjadi suatu kenangan ketika anak anak saya sudah besar, sebagaimana orang tua saya memberikan bekal sampai saya bisa sepert ini,hal seperti inilah yang membuat saya bangga pada kedua orang tua saya,itah harapan saya pada anak anak saya.
Tidak lama kemudia ketika anak saya sudah sedikit besar ibu dari anak anak saya meninggal atau istri saya,hal itu membuat saya sangst terpukul sekali ditinggalkan oleh belahan jiwa saya,yang sangat saya harapkan bisa menemani saya hingga akhir hayat,saya sempat sangat terima karena harus ditinggalkan istri,saya berpikir saya tidak bisa menjalani hidup sehari hari tanpa istri saya,hal itu juga dirasakan oleh anak anak saya yang  sedih sekali karena harus di tinggalkan oleh seorang ihu,yang dimana mereka belum merasa puas diurusi oleh istri saya,mereka sampai bertanya pada saya "pak mengapa ibu meninggalkan kami?,kami masih samgt membutuhkan sosok ibu untuk bisa bertumbuh menjadi seseorang yang sukses dan dewasa?,mereka sambil menangis,saya hanya bisa terdiam saja,saat itu saya samgat bingung dan sedikit meresa bersalah mengapa sampai bisa istri saya meninggal apakah ini salah saya,dipikiran saya saat itu hanya berfikir tentang istri saya.Setelah beberapa minggu kemudian semakin lama saya berfikir bisa membuat saya semakin bingung,akhirnya disitu saya bisa mengiklaskan kepergian istri saya.
Saat itu hasrat saya untuk memperdalam ilmu agama masih belum puas,meskipun saya sudah bertahun tahun berkelana kebanyak pesantren untuk menimba ilmu.Saat itu membuat saya memutuskan untuk pergi ke Mekkah untuk bisa lebih menjadi orang yang berpegangan pada ilmu yang saya ketahui.Dan saya tinggal disana selama tujuh bulan .
Lalu saya kembali ketanah air untuk waktu yang singkat hanya untuk beberapa urusan.Dan saya pun berangkat lagi ketanah suci Mekkah untuk melanjutkan untuk melanjutkan pendidikan dan bermukim disana.Selama saya di Mekkah saya belajar banyak sekali ilmu dari berbagai ulama terkenal,diantaranya ada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau,Syekh Nawawi Banten,Syekh Mahfudz at-tarmis dan masih banyak lagi.
Meskipun saya banyak belajar dengan ulama tetapi saya lebih dekat secara intens dengan Syekh Mahfudz At-tarmis yang beliau termasuk guru besar di masjidil haram.Syekh Mahfudz At-tarmis ini sebagai seorang isnad (mata rantai penghubung)pengajaran kitab shahih bhukari.Dan sampai akhirnya saya mendapatkan ijazah untuk mengajarkan kitab shahih bhukari dan shahih muslim dan sayapun dikenal sebagai seorang ahli hadis.
Usai saya banyak belajar ilmu di Mekkah sayapun kembali ketahan air untuk mengamalkan ilmu yang sudah saya dapatkan di arab.Saya amalkan ilmu yang sudah saya dapat dengan mengajar dipesantren milik kakek saya.Setelah saya mengajar para santri banyak sekali yang bicara pada saya,bahwa mereka senang diajarkan oleh saya karena cara saya mengajar sangat mudah untuk diterima oleh mereka ilmu ilmunya hal itu membuat dirinya merasa bangga pada dirinya sendiri.
Setelah saya mengajar di pesantren milik kakek saya,timbullah niatan saya ingin mendirikan pesantren sendiri,sampai akhirnya sayapun memikirkan lokasi yang tepat untuk menidirkan pesantren.Setelah saya mencari tahu berbagai lokasi saya mendapatkan lokasinya yaitu di jombang dimana lokasi itu tempat orang orang yang berjiwa srigala dan setan.Setelah didirikan saya beri nama pesantren itu Tebuireng.Sebenernya sebelum mendirikan pesantren ini saya menaklukan dulu jagoan didaerah ini dengan menemukan kelemahannya.Disana saya tidak hanya mendirikan pesantren tetapi juga saya membeli sawah didaerah situ.
Selain itu saya harus tetap waspada karena mengingat daerah ini bukan lingkungan yang kondusif,saya harus memastikan untuk pesantren saya harus selalu aman.Seiring dengan berjalannya waktu semakin banyak santri yang menuntut ilmu di pesantren saya,saya sangat merasa senang dan terharu karena banyak sekali santri yang nyaman dengan berada dipesantren saya,saya melihat biasanya santri santri saat dibulan ramadhan itu selalu pulang kekampung halamannya,karena merasa penasaran saya langsung bertanya kepada salah satu santri "nak kenapa kamu tidak pulang untuk berpuasa bersama dengan keluarga mu?" Santri tersebut menjawab saya dengan "karena saya ingin tetap disini kiai saya sangat merasa nyaman berada disini dan saya juga ingin menghabiskan bulan puasa saya dengan menimba ilmu lebih dari biasanya",jawabnnya membuat saya sangat terharu sekali.
Semakin majunya pesantren yang saya pimpin membuat dengan cepat pengakuan dari pemerintah kali itu.Selain mempelajari ilmu agama ,saya juga mulai memperlajari ilmu ilmu umum yang wajib dipelajari santri santri dipesantren saya.Berbagai cara saya lakukan agar santri saya bisa belajar dengan nyaman.
Selain saya sibuk mengajar dipesantren,saya juga aktif dengan kegiatan lainnya.Pada tahun 1925 saya turut serta dalam menyetujui pengiriman utusan ke arab saudi,yang dikenal dengan komite Hijaz.Berawal dari komite Hijaz ,akhirnya diputuskan untuk membentuk Jam'iyah Nadhlatul ulama (NU) pada januari 1926.
Saya dipilih menjadi pimpinan pengurus besar NU dengan gelar Rais Akbar dan semakin dikenal oleh banyak orang.Sayapun mulai memasuki dunia politik dalam lingkup nasional.
Saya berpikir untuk menyatukan ulama ulama yang memiliki pandngan berbeda beda bisa mudah bersama NU ini,bagi saya perjuangan yang dilakukan sendiri sendiri hanya bisa memberi kesempatan bagi penjajah untuk menghancurkan kita.
Seruan-seruan dari saya mengenai mewaspadai adudomba sesama umat islam mulai menimbulkan kekhwatiran bagi pemerintahan Hindia Belanda.Mereka khawatir seruan saya bisa mempengaruhi masyarakat untuk menentang pemerintahan Kolonial.Saya adalah ulama yang tidak mau berkompromi pada penjajah, baik itu Belanda maupun Jepang.Pada masa penjajahan Belanda ,sikap saya sangat non komperatif yang membuat Belanda kelimpungan.
Setelah saya melakukan banyak hal,membuat belanda melakukan segala cara agar saya bisa tunduk kepada belanda,salah satu cara yang mereka lakukan belanda menuduh saya sebagai pembunuh sampai akhirnya saya ditangkap,karena saat itu intel belanda membuat kerusuhan dipesantren saya sampai akhirnya intel itu meninggal karena digebuk oleh masa.
Peristiwa tersebut di manfaatkan oleh belanda untuk menangkap saya.Namun,karena saya mengetahui hukum hukum belanda saya mampu menepis hukumsn itu dan saya lolos dari jeratan hukum,saat saya terbukti saya berbicara pada orang oarang belanda "Kalian jangan coha coba memitnah saya,karena saya dapat membuktikan mana yang benar dan yang salah".Belanda terus menerus berusaha membuat saya tunduk pada belanda dengan cara licik dan represif.Sampai sampai belanda mengirim pasukan untuk memporak-porandakan pesnatren saya hingga hampir seluruh bagunan peantren hancur dan  banyak kitab-kitab yang terbakar orang yang ada di pesantren itu yang menyampsiksn keadaan .Perlakuan repsesif Belanda ini berlangsung hingga masa masa revolusi fisik tahun 1930an.
Pada sekitar tahun 1935 Belanda mengubah taktiknya dengan menawarkan bantuan dan penghargaan dalam bentuk bintang perak atas jasanya dibidang  pendidikan islma,namun semua itu ditolak oleh saya.Belanda melanjutkan taktiknya di tahun 1937 dengan cara saya didekati oleh orang orang belanda yang memberi iming-iminh anugrah bintang jasa.namun iming-iming itu ditolak oleh saya.Sampai pada suatu waktu saya pernah mengharamkan naik haji dengan kapal Belanda .Akibatnya,banyak umat muslim yang telah mendaftarkan diri untuk haji mengrungkan niatnya.
Saat saya berjuang melawan penjajah saya diberitahunkabar bahagia bahwa anak saya telah melahirkan anak seorang laki laki,hal itu membuat saya sangat bahagia dan semangat untuk menenani masa masa hidup cucu saya.Lalu saya pergi untuk melihat cucu saya,dan sampai akhirnya saya melihat cucu saya dan saya sangat bahagia,saya langsung membisikan pada cucu saya "nak ingat nanti kamu harus menjadi orang yang berguna bagi bangsa,negara,dan agama".air mata saya langsung meneteskan begitu saja.Dan saya mengucapkan pada anak saya "selamat ya anak kamu melahirkan anak yang luar biasa,anak saya langsung memeluk saya dan dia bilang "pa harus sehat selalu ya agar bisa melihat cucu bpak menjadi orang yang sukses  seperti kamu."
Saya dalam melawan penjajah tidak hanya berhenti sampai disitu saja.Sampai saat Jepang menjajah Indonesia karena ulama menentang keres perintah Seikerei  atau perintah yang menyuruh kita untuk membungkukan badan setiap pagi kea rah matahari terbit dengan tujuan menghormati kaisar jepang,tapi bagi saya untuk apa melakukan hal bodoh seperti itu hanya membuanh buang waktu.Karena saya menolak ,saya ditangkap oleh serdadu jepang dan dijebloskan kepenjara selama beberapa bulan dengan dipindah pindah kan dari jombang ke mojokerto,hingga sampai di penjara bubutan surabaya,bercampur dengan tawanan sekutu.
Setelah saya lama di penjera Jepang menyadari bahwa saya sangat besar pengaruhnya,sampai akhirnya saya di bebaskan saat saya dibebaskan saya langsung bertanya "kenapa kalian membebaskan saya" (dengan nada tinggi) tapi mereka hanya diam tidak ada reaksi apapun,ternyata mereka membebaskan saya hanya untuk memanfaatkan saya.Lalu beberapa bulan kemudia saya diangkat menjadi kepala kantor urusan agama (Shumubu).Tetapi saat itu saya menyadari bahwa jepang ingin memanfaatkan saya.Disitulah saya langsung menyusun strategi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan memanfaatkan kedudukan yang saya punya saat itu.Saya meminta Jepang yang saat itu tengah gencar membentuk organisasi militer dan semi-militer untuk melatih para santri.
Kemudia dari situlah saya menyiapkan para santri untuk ikut terjun kemilisi Laskar Hizbullah dan barisan Sabilillah yang diketua oleh putra saya Abdul Kholik.Laskar laskar itulah yang saat itu ikut berjuang melawan Belanda di Nassa Revolusi dalam usaha mempertahankan kemerdekaan.Perjuangan saya tidak sampai disitu saja,saya terus berlanjut dalam membantu memerdekakan Indonesia.Saat itu saya tiba tiba menyadari bahwa saya memiliki kemapuan yaitu dengan menyampaikan ajaran islam dengan semangat nasionalisme dan kebangsaan.Saya mampu membuat jaringan intelektual disuruh wilayah Nusantara ,terutama Pulau Jawa.
Saya merupakan salah satu toko modernisasi pesantren yang menginginkan bahwa pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi dapat memberikan ilmu lainnya dengan berkembangnya zaman,harapan saya sangat besar pada santri santri pesantren saya.Agar santri saya dapat membawa ilmu ini untuk masa depan,untuk bantu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,ketika saya bertanya kepada para santri "Apakah kalian semua siap jika saya memberikan ilmu lainnya untuk kalian?,sontak mereka menjawab "kami sangat siap kiai",begitu bangganya saya mendengar jawaban para santri santri yang membuat saya semakin yakin bahwa santri santri ini akan menjadi orang yang berguna bagi bangsa,negara dan agama.
Tetapi pada saat itu  saya meresa juga sangat takut atau khwatir pada santri santri saya yang baru,soalnya tidak semua orang bisa siap untuk memasukan ilmu yanh menurut saya saja sulit untuk dipelajari,jadi saya sangat berpesan untuk santri santri yang lama dapat membantu membimbing santri yang baru.Saya sangat yakin dari salah satu santri saya akan ada yang menjadi tokoh integrasi.
Setelah sekian lama saya sudah melawan penjajah begitu sulit dan lama,dan mengelola pesantren hingga sampai bisa seperti saat ini.Sayapun langsung berpikir seperti sekarang ini waktunya saya berdiam untuk menyenangkan masa masa tua saya bersama ,anak anak ,cucu saya.Hal itu membuat saya sangat sedih waktu berjalan begitu cepat saya sudah semakin tua dan saya saat itu berpikir umur saya tidak akan lama lagi.Dan sayapun bermain setiap saat dengan cucu saya yang sangat lucu sekali,melihat cucu tersemyum sekali bahagia banget .
Setelah beberapa minggu saya meresa tidak beres dengan badan saya,saya mulai sakit sakitan disitu,dan sayapun langsung diberi segala macam obat oleh anak saya yang sangat kwatir pada saya.Setelah diberi obat pun saya masih meresa kesakitan,hal itu membuat saya untuk merasa akan hilanh dari dunia ini.Sayapun langsung bergegas memberikan pesan  pesan pada anak anak saya dan memberikan harta yang saya punya untuk anak dan cucu saya.mereka pun saat saya bilang begitu mereka menangis  tersegung segung sambil melihat saya kesakitan ,merasakan sakaratul maut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H