Mohon tunggu...
Yarifai Mappeaty
Yarifai Mappeaty Mohon Tunggu... Penulis - Laki

Keterampilan menulis diperoleh secara otodidak. Sejak 2017, menekuni penulisan buku biografi roman. Buku "Sosok Tanpa Nama Besar" (2017) dan "Dari Tepian Danau Tempe (2019).

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membedah Tagline "Gerakan Membangun Kampung"

9 Maret 2018   15:50 Diperbarui: 9 Maret 2018   16:09 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikuti kerangka pikir di atas, maka Gerakan Membangun Kampung yang dicetuskan oleh NH  AZIZ, pada akhirnya  dipahami sebagai konsep membangun Sulawesi Selatan secara menyeluruh dari pinggiran.  Konsep ini ditawarkan sebagi solusi strategis bagi pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, kesenjangan pertumbuhan dan pendapatan antar wilayah, yang merupakan masalah utama bagi Sulawesi Selatan. Konsep ini bertujuan  membangun pusat-pusat pertumbuhan dan mendorong munculnya sumber-sumber ekonomi baru di kampung-kampung melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam yang ada.

Konsep gerakan membangun kampung, dirancang sedemikian  sesuai kondisi Sulawesi Selatan dengan bertumpu kepada  3 (tiga) aspek yang disebut Trikarya Pembangunan, yaitu, Pembangunan berbasis infrastruktur; Pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan; dan Pembangunan sumber daya manusia berbasis kearifan lokal.

Pembangunan Berbasis Infrastruktur

Sebagaimana disinggung di atas bahwa masalah utama Sulawesi Selatan yang paling menonjol adalah faktor kesenjangan. Kesenjangan itu bukan hanya menyangkut kesenjangan pendapatan semata, tetapi juga menyangkut kesenjangan pembangunan infrastruktur antar wilayah, terutama wilayah kota dan kampung. Ketersediaan infrastruktur di wilayah kampung masih jauh dari memadai. Hal ini  membuat pertumbuhan ekonomi terasa sangat lamban, bahkan mengalami stagnasi selama bertahun-tahun. Kampung-kampung di Sulawesi Selatan masih membutuhkan infrastruktur jalan  jembatan, listrik, pelabuhan laut dan udara, dalam rangka mendukung investasi serta memperlancar mobilisasi pengangkutan komoditi dan pergerakan manusia untuk mendukung gerak laju perekonomian.

Pengembangan sektor agro yang dipandang sebagai sektor yang paling berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan, ketika mengalami penyempitan ruang pertumbuhan, mustahil dapat dioptimalkan karena dukungan infrastruktur pertanian belum memadai, seperti infrastruktur bendungan dan  irigasi. Lebih dari pada itu, transformasi sektor ini menuju agroindustri dan agrobisnis sebagaimana diharapkan  menjadi basis perekonomian Sulawesi Selatan di masa depan, akan sulit diwujudkan jika ketersediaan infrastruktur sumber daya listrik dan infrastruktur perekonomian lainnya masih terbatas.

Selain itu, kesenjangan juga terjadi pada ketersediaan infrastruktur pengembangan sumber daya manusia. Sedangkan realitasnya, kualitas sumber daya manusia di kampung, memang  sangat jauh tertinggal.  Padahal kita menyadari bahwa untuk mengakselerasi pembangunan di kampung, kita membutuhkan sumber daya manusia yang terdidik, tercerahkan dan sehat jasmani dan rohani.  Untuk itu, pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, dan keagamaan tetap harus dikedepankan, paralel dengan pembangunan ekonomi. Itu sebabnya, pembangunan infrastruktur pendidikan, kesehatan dan keagaaman, merupakan anasir penting dalam Gerakan Membangun Kampung NH - AZIZ.

Pembangunan Berbasis Ekonomi Kerakyatan

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan yang demikian tinggi tetapi indeks gini rasio juga tinggi, memberi gambaran bahwa sedang terjadi ketidakadilan di dalam pembangunan ekonomi Sulawesi Selatan. Pertumbuhan ekonomi Sulsel saat ini,   realitasnya hanya  menghasilkan sekelompok kecil orang kaya, namun sebagian besar dari masyarakat tetap dalam keadaan miskin. Hal ini menunjukkan  betapa pembangunan ekonomi Sulawesi Selatan berjalan mengikuti ciri ekonomi yang kapitalistik.  Padahal, seharusnya pembangunan itu memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat seluas-luasnya, sesuai amanat konstitusi.

Oleh karena itu,  pembangunan ekonomi Sulawesi Selatan yang dikonsepsikan dalam Gerakan Membangun Kampung adalah pembangunan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Untuk maksud tersebut, maka gerakan koperasi dan pengembangan badan usaha milik desa (BUMDES) harus didorong untuk terus tumbuh dan berkembang, agar lembaga ekonomi koperasi dan BUMDES sebagai lembaga ekonomi rakyat, dapat lebih berperan aktif sehingga menjadi pelaku usaha dominan di tengah masyarakat.

Pembangunan Sumber Daya Manusia Berbasis Kearifan Lokal

Manusia Sulawesi Selatan adalah manusia yang memiliki kepribadian dan jati diri yang unik dan khas. Kepribadian dan jati diri itu, terbangun dari nilai-nilai kearifan lokal yang berlangsung secara turun-temurun. Sedangkan Nilai-nilai kearifan lokal itu bersumber dari aspek budaya dan agama yang telah dianut oleh masyarakat Sulawesi Selatan selama ratusan tahun. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut, telah lama tergerus oleh moderninsasi sistem pendidikan nasional kita, yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun