Kalau bicara soal dunia akademik, pasti ada saja sosok-sosok keren yang bikin kita takjub. Nah, kali ini kita akan kenalan dengan seorang profesor yang nggak cuma jago riset, tapi juga jadi inspirasi buat banyak akademisi. Siapa lagi kalau bukan Prof. Sang-Seok Lee dari Universitas Tottori, Jepang. Siapkan teh atau kopi, dan mari kita simak perjalanan hidup serta karya beliau yang bikin kagum ini!
Dari Fisika hingga Teknologi Terdepan
Prof. Sang-Seok Lee memulai perjalanan akademiknya dengan fokus pada fisika. Beliau mendapatkan gelar sarjana dan magisternya dari Kyungpook National University, Korea Selatan, di akhir 1980-an. Tapi, jangan salah, ini baru pemanasan! Di tahun 1998, beliau meraih gelar Ph.D. dari Tohoku University, Jepang, dan mulai mengeksplorasi teknologi canggih, terutama di bidang IC device simulation.
Kalau kata anak muda sekarang, Prof. Lee ini "nggak ada matinya" dalam hal belajar. Beliau bahkan sempat menimba pengalaman di Delft University of Technology, Belanda, sebelum bergabung dengan Mitsubishi Electric Corporation. Di sana, beliau mempelajari berbagai teknologi seperti RFMEMS (Radio Frequency Micro-Electro-Mechanical Systems), microfluidic devices, hingga sensor mutakhir.
Profesor, Peneliti, dan Pahlawan Energi Ramah Lingkungan
Sejak 2011, Prof. Lee bergabung di Universitas Tottori sebagai profesor di Graduate School of Engineering. Salah satu highlight dari karier beliau adalah penelitian tentang "Thermoelectric Generation using Carbon Nanotube Yarn". Bayangkan, beliau memanfaatkan nanotube karbon untuk menghasilkan energi listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Cocok banget kan sama tren dunia yang semakin cinta lingkungan?
Nggak cuma itu, penelitian terbaru beliau juga mencakup pengembangan sensor pH air dengan teknologi ISFET dan elektroda platinum. Jadi, bukan cuma mahasiswa yang dikejar deadline tugas akhir yang bisa mengukur pH kopi sambil nunggu inspirasi datang, sensor ini juga bermanfaat untuk monitoring kualitas air secara masif dengan biaya rendah.
Fun Fact!
Salah satu penelitian keren Prof. Lee adalah tentang sensor tekanan berbasis serat optik untuk memonitor hemodinamik ikan. Jadi, kalau selama ini kita mikir teknologi canggih hanya buat manusia, beliau membuktikan kalau hewan pun bisa menikmati manfaatnya!
Dari Laboratorium ke Dunia Internasional
Prof. Lee nggak cuma ahli riset di laboratorium, tapi juga jago menjalin kolaborasi internasional. Salah satu contoh terbaik adalah kerjasama antara Universitas Tottori dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Salah satu highlight dari kolaborasinya adalah hubungan erat dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Pada 6 Februari 2024, ITS dan Tottori University mengadakan dialog keren bertema "International Collaboration for Research and Exchange Study Indonesia-Japan." Di acara itu, Prof. Lee membagikan risetnya tentang "Thermoelectric Generation using Carbon Nanotube Yarn." Bayangin, bahan karbon yang biasa kita lihat jadi pensil, ternyata bisa dikembangkan jadi sumber energi ramah lingkungan!
Kolaborasi ini makin seru karena Prof. Lee dan Prof. Riyanarto Sarno dari ITS bekerja sama dalam penelitian pengembangan sensor mutakhir. Salah satu karya mereka adalah sensor yang bisa mengukur pH air dan kecepatan aliran air hanya dengan ion-sensitive field-effect transistor (ISFET) dan dua elektroda platinum. Simple tapi revolusioner, kayak teknologi masa depan di film sci-fi!
Sensor Canggih Hasil Kolaborasi
Riset yang dilakukan Prof. Sang Seok Lee bersama Prof. Riyanarto Sarno nggak cuma soal teknologi canggih, tapi juga tentang efisiensi dan keberlanjutan. Mereka mengembangkan sensor air yang nggak memerlukan elektroda referensi eksternal. Intinya, alat ini bikin proses pengukuran lebih sederhana dan hemat biaya.