Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Dari Data Sampai Drama: Apakah Kita Siap Menghadapi Era AI?

18 November 2024   10:16 Diperbarui: 18 November 2024   10:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bing.com/images/create/

Dalam era data, kecepatan adalah segalanya. Latensi (alias jeda waktu saat data berpindah) adalah musuh utama. Bayangkan kamu buka video YouTube tapi buffering terus-menerus. Rasanya? Bikin pengen banting Wi-Fi, kan?

Solusinya adalah lokalisasi data. Daripada mengandalkan server yang jauh di cloud, data bisa diproses di dekat pengguna atau di edge. Ini seperti punya warteg favorit di depan rumah: cepat, praktis, dan memuaskan.

Tapi ada Tantangannya...
Makin banyak titik data, makin kompleks infrastrukturnya. Kalau nggak hati-hati, bisa seperti punya banyak cabang restoran tapi tanpa manajer yang mumpuni. Yang ada malah berantakan.

Siap atau Tidak, AI Akan Tetap Datang

Jadi, apakah kita benar-benar siap menghadapi era data dan AI? Well, kenyataannya mungkin seperti ini: sebagian dari kita sedang semangat mempelajari teknologi baru, sementara yang lain masih bingung menghapus file PDF dari desktop.

Tapi ada kabar baik: kita nggak harus jadi ahli IT untuk ikut dalam revolusi ini. Digital Realty menyoroti bahwa fondasi utama untuk siap menghadapi AI adalah data infrastructure yang kokoh. Ini mencakup empat pilar penting:

  1. Data: Pastikan data nggak tercecer seperti berkas tugas yang lupa disimpan. Lokalisasi, integrasi, dan pengelolaan adalah kuncinya.
  2. Jaringan (Network): Latensi rendah dan interkoneksi yang cepat. Intinya, bikin jalan tol data tanpa macet.
  3. Keamanan (Security): Jaga data seperti kamu jaga password e-wallet---dengan cinta dan paranoia.
  4. Komputasi (Compute): Infrastruktur yang cukup kuat untuk memproses data berat, seperti GPU atau bahkan DPU.

Bukan Cuma Teknologi, Tapi Juga Budaya
Tentu saja, teknologi hanyalah separuh dari cerita. Untuk benar-benar siap, kita juga harus mengubah cara berpikir. Data bukan lagi soal dokumen Excel yang kita simpan di folder "Untitled 123." Data adalah inti dari semua keputusan bisnis, dan kita harus mulai memperlakukannya seperti aset berharga.

Antara Optimis dan Realistis

Oke, sekarang saatnya jujur lagi. Apakah artikel ini menjawab semua pertanyaan tentang kesiapan kita menghadapi era data dan AI? Mungkin tidak sepenuhnya. Tapi setidaknya, kita tahu bahwa:

  • Dunia ini bergerak dengan kecepatan cahaya, dan kita nggak bisa lagi santai-santai.
  • Data adalah raja, dan AI adalah penasihatnya. Kalau kita nggak siap, mereka akan jadi duo yang terlalu kuat untuk diabaikan.

Jadi, siap atau tidak, mari kita terima era baru ini dengan semangat. Kalau masih bingung mau mulai dari mana, ya setidaknya pastikan laptopmu nggak ngelag dulu.

Referensi: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun