Spiess (2013) berbicara tentang pentingnya framework yang mempermudah analisis proses bisnis langsung dari model BPMN (Business Process Model and Notation). Framework ini otomatis mengubah diagram menjadi bentuk yang lebih mudah dianalisis, seperti workflow graphs.
Pendekatan ini senada dengan teknik loop conversion dalam algoritma Prinz. Dengan “mengkonversi” model proses yang rumit, mereka membuat analisis soundness jadi lebih praktis dan bisa diterapkan langsung ke berbagai jenis model.
Mengapa Semua Ini Penting?
Bayangkan Anda adalah seorang manajer proyek yang baru saja diberi tanggung jawab untuk memastikan proses bisnis perusahaan berjalan tanpa hambatan. Lalu, saat sedang memeriksa model proses, Anda menemukan deadlock yang membuat semuanya macet. Panik? Tentu saja. Tapi dengan algoritma seperti ini, Anda bisa mengecek dan memperbaiki model sebelum semuanya terlambat.
Selain itu, efisiensi algoritma ini bikin pengecekan soundness bukan lagi hal yang menakutkan. Kalau sebelumnya analisis ini butuh waktu seperti menunggu antrean rumah sakit, sekarang bisa selesai dalam waktu sekejap.
Aplikasi di Dunia Nyata: Dari Kantor hingga Kafe
Oke, sekarang kita masuk ke bagian seru: bagaimana algoritma ini bisa membantu kita di dunia nyata? Kalau Anda pikir ini hanya untuk nerd-nerd teknologi, Anda salah besar. Mari kita lihat beberapa contoh dunia nyata yang relatable.
Contoh 1: Proses Restoran Cepat Saji
Bayangkan sebuah restoran cepat saji yang punya alur proses seperti ini: pelanggan memesan → kasir mencatat → dapur memproses pesanan → pesanan disajikan.
Tampak sederhana? Tunggu dulu, bagaimana jika pelanggan memesan burger yang memerlukan tambahan khusus, seperti “tanpa bawang” atau “saus ekstra”? Dan bagaimana kalau ada pesanan grup besar yang bikin dapur kebingungan siapa harus melayani lebih dulu?
Tanpa pengecekan soundness, model proses bisnis seperti ini rentan macet. Deadlock bisa terjadi di dapur ketika semua staf sibuk menangani satu jenis pesanan, sementara kasir terus memasukkan pesanan baru. Dengan algoritma Prinz, siklus dalam proses ini bisa diurai, masalah deadlock bisa diidentifikasi, dan workflow bisa dioptimalkan.
Contoh 2: Pengolahan Klaim Asuransi