Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengurai Simpul Rumit: Algoritma Pengecekan Soundness untuk Model Proses Bisnis

18 November 2024   06:00 Diperbarui: 18 November 2024   07:39 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Spiess (2013) berbicara tentang pentingnya framework yang mempermudah analisis proses bisnis langsung dari model BPMN (Business Process Model and Notation). Framework ini otomatis mengubah diagram menjadi bentuk yang lebih mudah dianalisis, seperti workflow graphs.

Pendekatan ini senada dengan teknik loop conversion dalam algoritma Prinz. Dengan “mengkonversi” model proses yang rumit, mereka membuat analisis soundness jadi lebih praktis dan bisa diterapkan langsung ke berbagai jenis model.

Mengapa Semua Ini Penting?

Bayangkan Anda adalah seorang manajer proyek yang baru saja diberi tanggung jawab untuk memastikan proses bisnis perusahaan berjalan tanpa hambatan. Lalu, saat sedang memeriksa model proses, Anda menemukan deadlock yang membuat semuanya macet. Panik? Tentu saja. Tapi dengan algoritma seperti ini, Anda bisa mengecek dan memperbaiki model sebelum semuanya terlambat.

Selain itu, efisiensi algoritma ini bikin pengecekan soundness bukan lagi hal yang menakutkan. Kalau sebelumnya analisis ini butuh waktu seperti menunggu antrean rumah sakit, sekarang bisa selesai dalam waktu sekejap.

Aplikasi di Dunia Nyata: Dari Kantor hingga Kafe

Oke, sekarang kita masuk ke bagian seru: bagaimana algoritma ini bisa membantu kita di dunia nyata? Kalau Anda pikir ini hanya untuk nerd-nerd teknologi, Anda salah besar. Mari kita lihat beberapa contoh dunia nyata yang relatable.

Contoh 1: Proses Restoran Cepat Saji

Bayangkan sebuah restoran cepat saji yang punya alur proses seperti ini: pelanggan memesan → kasir mencatat → dapur memproses pesanan → pesanan disajikan.
Tampak sederhana? Tunggu dulu, bagaimana jika pelanggan memesan burger yang memerlukan tambahan khusus, seperti “tanpa bawang” atau “saus ekstra”? Dan bagaimana kalau ada pesanan grup besar yang bikin dapur kebingungan siapa harus melayani lebih dulu?

Tanpa pengecekan soundness, model proses bisnis seperti ini rentan macet. Deadlock bisa terjadi di dapur ketika semua staf sibuk menangani satu jenis pesanan, sementara kasir terus memasukkan pesanan baru. Dengan algoritma Prinz, siklus dalam proses ini bisa diurai, masalah deadlock bisa diidentifikasi, dan workflow bisa dioptimalkan.

Contoh 2: Pengolahan Klaim Asuransi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun