"Son suka," jawab bocah berbaju merah. Sedangkan si bocah berbaju  kuning hanya terdiam sambil membolak balik halaman buku Maya, "Lelaki  tua dan laut," matanya beralih dari halaman yang satu ke halaman yang  lainnya, "wuih kawan e semua halaman tulisannya sama Lelaki tua dan  laut," ujarnya kepada saudaranya.
"Mana, mana coba beta lihat," kali ini bocah berbaju merah juga ingin  melihatnya, "ho semua sama nih ma," sahut bocah berbaju merah.
Mereka sudah pasti membaca header buku tersebut, dimana judulnya ada  di sebelah kanan atas di halaman-halaman ganjil. Setelah melihat-lihat  sepintas isi buku. Bocah berbaju kuning itu mengembalikannya kepada  Maya.
"Suka baca?" tanya Maya kepadanya.
"Sonde tanta, sonde suka," jawabnya.
"Nah sekarang bungkuskan kuenya sudah," kata Maya.
Bocah berbaju merah itu ber kulit hitam, sedikit lusuh, dan seperti  ada bekas goresan di pipi kirinya, bibirnya kering. Tangan kirinya  menjepit sebuah tas kulit imitasi yang sudah putus pegangannya, tas yang  sudah pasti bukan miliknya.
"Kalian tinggal dimana?"
"Tondao tanta."
Hati Maya memekik kaget, "Tondao?" itu jarak yang sangat jauh. Ia  saja terkadang merasa malas jika harus kesana meskipun tak harus  berjalan kaki.
"Kalian jalan kaki dari sana sampai ke sini?"