Kasi Kessos Ruri Anggraini yang mewakili Camat Kuok menyampaikan bahwa  1 kelurahan dan 6 desa di Kuok sudah melaporkan ATS namun tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah. Ruri menanyakan batasan ATS dan APS.
Selanjutnya, Camat Salo Refizal mengatakan bahwa sebanyak 128 warganya tercatat putus sekolah. Lingkungan pergaulan anak serta  kepedulian orang tua menjadi penyebab utamanya.Â
"Ini jadi perhatian di kecamatan. Saat ini kami menyiapkan Perdes terkait pendidikan dan perempuan serta hak anak. Ibu Anna dari DPPKBP3A membantu kami untuk menyelenggarakan musyawarah yang mengikutsertakan perempuan dan anak. ATS. Persoalan ATS Â di kecamatan kami perlahan teratasi sesuai dengan program Bapak Pj Bupati dengan 0-Zero anak putus sekolah."ujar Refizal.
Sementara itu, Camat Bangkinang Kota Minda mengatakan bahwa penyebabnya dan masalah anak putus sekolah yanng paling utama adalah adanya orang tua anak yang Disabilitas yang tidak memasukkan ke dalam institusi pendidikan.
 "Orangtua disabilitas masih menganggap kondisi anak adalah lain keluarga. Inilah yang menjadi penyebab dan perhatian kami karena anak-anak kita kurang diperhatikan. Orang tua juga kurang memperhatikan anaknya dengan sibuk mencari nafkah, " ujar salah satu camat perempuan di Kampar.Â
"Kami langsung berembuk dengan seluruh kepala desa Pendidikan di kecamatan kami setelah menerima undangan beserta laporannya. Ternyata ada beberapa nama yanng tertera dalam lampiran yang merupakan nama orangtua anak. Sampai saat ini kami hanya memiliki beberapa APS saja, "ujar Camat Koto Kampar Hulu yang mendapat giliran terakhir.Â
Kadiskes Kampar mendapat kesempatan pertama menanggapi hasil pemetaan potensi dan sumber daya pendidikan dari 6 kecamatan dengan menyampaikan data terkait penanganan warga yang mengalami gangguan jiwa. Sebelumnya, MC Dody Subayang meminta PLT Kadisdikpora untuk memberikan arahan rakor sebagai leading sector percepatan Desa Pendidikan menuju Derappp.Â
Kabid Dikdas, Nandang Priyatna,S.Pd.,M.Si memaparkan bahan presentasi yang berjudul Back to School sesuai arahan PLT Kadisdikpora. Selanjutnya Ketua IBIKampar, Satiti Rahayu, A.Md.,M.K.M menjelaskan bahwa DRPPAmerupakan program Kemenppa. "Ada 10 indikator DRPPA sebagaimana  disampaikan  oleh Kepala DPPPKBP3A sebelum membuka rakor ketiga ini, "pungkas perempuan yang juga Kabid Perlindungan Anak ini.
Ir. Zulia Darma selaku Kadisparbud kembali menegaskan tentang pentingnya menyediakan pendidikan vokasi sesuai dengan minat, bakat,dan kemampuan anak.
.Seluruh Kepala Desa Pendidikan mendapat pencerahan dari sekretaris Dinas PMD.Rm Rakor ketiga ditutup dengan penandatanganan NKB oleh 25 Kepala Desa yang hadir atau yang mewakili bersamaan dengan pemotretan peserta Rakor.Â
Sebanyak 10 jurnalis hadir meliput rakor di aula kecamatan XII Koto Kampar. Camat Zulfikar mengajak narasumber, peserta, dan panitia makan siang di Resto Arin dekat kantor camat.Â