Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PJ Bupati Kampar Berkomitmen Penuh Menghapus Kemiskinan Ekstrem Mulai dengan Percepatan Desa Pendidikan Menuju Derappp

22 Januari 2023   07:05 Diperbarui: 22 Januari 2023   07:39 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Kadiskes Kampar, Zulhendfa Das'at (Jumat, 20/1/2023)

Koordinator Sigap  IKerlipndonesia (SKI) Kabupaten Kampar, Hot Martua Pasaribu menyiapkan rangkaian Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Desa Pendidikan pasca pengukuhan 87 Desa Pendidikan dan Saresehan Giat Desa Pendidikan Menuju Desa Ekowisata Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan (Derappp) Desember 2022.

"Apa yang membuat rakor ketiga ini mengalami hal seperti ini, ya,Bun?" Pertanyaan Hot Martua sesaat sebelum peserta Rakor rehat sholat jumat kepada Pembina SKI, Yanti Kerlip. 

"Bunda sempat kaget menyimak MC kita mempersilakan kepala desa bergantian menandatangani Nota Kesepakatan Bersama (NKB) tentang penyelenggaraan Rumah Kerlip Beriman barusan. Ranti sampai pontang-penting menyiapkan berkas. Suasana rakor pun jadi tidak kondusif lagi,"ujar Yanti Kerlip sambil mengurut dada. Sebelumnya, pembina SKI ini membimbing Tim Perintis Rumah Kerlip Beriman menyiapkan semua berkas dan perlengkapan rakor ketiga agar pelaksanaannya lebih baik dari sebelumnya.

MC andalan panitia, Dody Subayang membacakan agenda rakor ketiga yang terlampir dalam undangan rakor berkali-kali. "Kepala DPPKBP3A berkali-kali meminta saya untuk mempersingkat waktu Rakor kali ini sampai jelang Jumat. Beliau juga yang meminta penandatanganan dilaksanakan saat ini, "ujar pegiat pariwisata andalan Riau ini kepada Yanti Kerlip. 

Apa yang dikhawatirkan pun terjadi. Kepala Desa Pendidikan menandatangani NKB di meja belakang kegiatan undangan berfoto. Mereka membubuhkan tandatangan tanpa mendapat penjelasan tentang NKB tersebut dalam waktu yang sangat singkat.

"Kita segerakan pelaksanaan rakor di setiap kecamatan dan jika perlu kita ulang penandatanganan NKB setelah mendiskusikan Rumah Kerlip Beriman sebagai PKBM,"pungkas Yanti Kerlip kepada Hot Martua.

Pemetaan Potensi

Terlepas dari persoalan tersebut, rakor Percepatan Desa Pendidikan   di Wilayah Kampar I sesi pertama× berhasil memetakan data ATS dan APS serta faktor-faktor penyebab yang perlu segera diatasi. Camat XIII Koto Kampar yang menjadi tuan rumah menyampaikan kegembiraannya mendapat kepercayaan PJ Bupati Kampar untuk melaksanakan Rakor di Wilayah Kampar I.

PLT Kepala Disdikpora, H.Aidil,  S.H., M.Si, Kadisparbud, Ir.  Zulia Dharma, Kadiskes, Zulhendra Das'at, Sekretaris Dinas PMD, Ambar, Kabid Bambang mewakili Kadispersip, perwakilan Bappeda dan Dinas PU PR hadir untuk menjelaskan bentuk dukungan dan fasilitas yang disediakan masing-masing OPD dalam penghapusan kemiskinan ekstrem melalui Percepatan Desa Pendidikan  Menuju Derappp.

Hampir seluruh undangan  hadir dalam rakor yang dilaksanakan pada pukul 10.10-12.10 tersebut. Camat Bangkinang Kota, Salo, Koto Kampar Hulu, perwakilan Camat Kuok dan Bangkinang menyajikan hasil pemetaan ATS dan APS di Wilayah masing-masing. Sebanyak.25 dari 39 Kepala Desa Pendidikan menandatangani NKB penyelenggaraan Rumah Kerlip Beriman.

Faktor-faktor penyebab ATS dan APS di XIII Koto Kampar sebagaimana disampaikan oleh Camat Zulfikar, antara lain: berkali-kall tidak naik kelas, lemah mental dan fisik, berasal dari  keluarga kurang mampu, lemah mental meski fisik bagus, dan  tidak mau sekolah. 

Kasi Kessos Ruri Anggraini yang mewakili Camat Kuok menyampaikan bahwa  1 kelurahan dan 6 desa di Kuok sudah melaporkan ATS namun tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah. Ruri menanyakan batasan ATS dan APS.

Selanjutnya, Camat Salo Refizal mengatakan bahwa sebanyak 128 warganya tercatat putus sekolah. Lingkungan pergaulan anak serta  kepedulian orang tua menjadi penyebab utamanya. 

"Ini jadi perhatian di kecamatan. Saat ini kami menyiapkan Perdes terkait pendidikan dan perempuan serta hak anak. Ibu Anna dari DPPKBP3A membantu kami untuk menyelenggarakan musyawarah yang mengikutsertakan perempuan dan anak. ATS. Persoalan ATS  di kecamatan kami perlahan teratasi sesuai dengan program Bapak Pj Bupati dengan 0-Zero anak putus sekolah."ujar Refizal.

Sementara itu, Camat Bangkinang Kota Minda mengatakan bahwa penyebabnya dan masalah anak putus sekolah yanng paling utama adalah adanya orang tua anak yang Disabilitas yang tidak memasukkan ke dalam institusi pendidikan.

 "Orangtua disabilitas masih menganggap kondisi anak adalah lain keluarga. Inilah yang menjadi penyebab dan perhatian kami karena anak-anak kita kurang diperhatikan. Orang tua juga kurang memperhatikan anaknya dengan sibuk mencari nafkah, " ujar salah satu camat perempuan di Kampar. 

"Kami langsung berembuk dengan seluruh kepala desa Pendidikan di kecamatan kami setelah menerima undangan beserta laporannya. Ternyata ada beberapa nama yanng tertera dalam lampiran yang merupakan nama orangtua anak. Sampai saat ini kami hanya memiliki beberapa APS saja, "ujar Camat Koto Kampar Hulu yang mendapat giliran terakhir. 

Kadiskes Kampar mendapat kesempatan pertama menanggapi hasil pemetaan potensi dan sumber daya pendidikan dari 6 kecamatan dengan menyampaikan data terkait penanganan warga yang mengalami gangguan jiwa. Sebelumnya, MC Dody Subayang meminta PLT Kadisdikpora untuk memberikan arahan rakor sebagai leading sector percepatan Desa Pendidikan menuju Derappp. 

Kabid Dikdas, Nandang Priyatna,S.Pd.,M.Si memaparkan bahan presentasi yang berjudul Back to School sesuai arahan PLT Kadisdikpora. Selanjutnya Ketua IBIKampar, Satiti Rahayu, A.Md.,M.K.M menjelaskan bahwa DRPPAmerupakan program Kemenppa. "Ada 10 indikator DRPPA sebagaimana  disampaikan  oleh Kepala DPPPKBP3A sebelum membuka rakor ketiga ini, "pungkas perempuan yang juga Kabid Perlindungan Anak ini.

Ir. Zulia Darma selaku Kadisparbud kembali menegaskan tentang pentingnya menyediakan pendidikan vokasi sesuai dengan minat, bakat,dan kemampuan anak.

Dokpri Peserta Rakor Desa Pendidikan  di XIII Koto Kampar (Jumat, 20/1/2023)
Dokpri Peserta Rakor Desa Pendidikan  di XIII Koto Kampar (Jumat, 20/1/2023)
.

Seluruh Kepala Desa Pendidikan mendapat pencerahan dari sekretaris Dinas PMD.Rm Rakor ketiga ditutup dengan penandatanganan NKB oleh 25 Kepala Desa yang hadir atau yang mewakili bersamaan dengan pemotretan peserta Rakor. 

Sebanyak 10 jurnalis hadir meliput rakor di aula kecamatan XII Koto Kampar. Camat Zulfikar mengajak narasumber, peserta, dan panitia makan siang di Resto Arin dekat kantor camat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun