Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika si Mumu Kabur dari Rumah

1 Oktober 2022   14:59 Diperbarui: 1 Oktober 2022   15:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari petpintar.com

Ketika si Mumu Kabur dari Rumah

( Fabel)

Sudah hampir seminggu si Mumu dan si Lulu menempati rumah baru. Rumah yang baru dibangun Pak Yon amat apik.
Tempatnya juga luas. Si Mumu dan si Lulu pun bebas terbang.

Mereka berdua tinggal bersama majikan baru Pak Yon. Hampir tiap hari kedua Murai kecil dirawat dengan baik oleh Pak Yon. Dibelikan makanan kesukaan yaitu jangkrik dan vitamin. Minuman pun tersedia.

Hari sudah siang, si Mumu duduk di pojok kanan dekat dengan ranting kering. Ia menggerutu sambil terisak.

"Ada apa Mumu, kenapa kau?"
tanya si Lulu sambil mendekati temannya.
Si Mumu diam saja. Ia ingin mengatakan sesuatu tapi malu.

"Ayoo katakan Mumu. Jangan diam saja. Kita kan sahabat. Saya siap bantu jika kau ada kesulitan," bujuk Si Lulu yang setia dengan sahabat barunya.

"Aku kesel tahu gak? Masak kita dikurung begini dan cuma diberi jangkrik sedikit. Kan makanku banyak. Aku masih butuh pertumbuhan," ucap Si Mumu seolah protes dengan majikan.

Si Lulu kini jadi tahu penyebab temannya murung. Dia pun mendekati si Mumu sambil mengelus-elus ekor temannya.

"Sudahlah kau jangan seperti itu. Kita wajib bersyukur karena Pak Yon amat baik. Kalau kau diberi makan banyak nanti kau bisa berat badannya besar. Kalau badanmu besar nanti kau tak bisa terbang," bujuk Si Lulu

Si Mumu diam saja. Si Lulu tidak tahu apakah si Mumu paham akan nasihat temannya.

Mumu diam saja karena ia baru mencari cara agar ia bisa lepas dari tempat itu.

" Hemm aku lebih baik kabur saja. Di luar pasti banyak makanan lezat," ucap si Mumu sambil melihat-lihat celah pagar yang bisa untuk keluar. Namun, ia tak juga menemukan celah untuk bisa keluar. Ia pun berusaha mencari cara lain agar ia bisa keluar. Akhirnya ia menemukan cara tapi ia diam saja.

"Kok senyum-senyum sendiri Mu?" tanya si Lulu penasaran setelah melihat wajah si Mumu ceria.

"Tdak apa-apa kok," jawab si Mumu sambil melihat-lihat pintu. Ia menunggu Pak Yon untuk memberi makan.

Si Lulu heran dengan sikap si Mumu. Ia pun membiarkannya.

"Tuh Pak Yon datang, dia baik kan. Makan secukupnya saja, biar perutmu tidak besar!"

"Ya," ucap si Mumu tenang. Si Lulu dan si Mumu pun senang karena makanan kesukaannya datang. Mereka sudah lapar. Walaupun lapar bagi Lulu sudah cukup makan beberapa saja. Beda dengan Mumu, ia amat Iahap. Sambil makan si Mumu melirik kesana kemari. Tampaknya ia gelisah.  

"Haaa lepas-lepas!" teriak Pak Yon dengan lantangnya. Pak Yon segera menutup pintu dan berlari keluar. Rupanya si Mumu kabur.

Pak Yon berusaha mencari si Mumu. Namun, tak juga menemukan. Ia pun duduk-duduk di bawah pohon jambu barangkali di Mumu kembali.

***
Si Lulu pun gelisah.  Ia tak bisa berbuat apa-apa atas kaburnya teman barunya. Ia hanya berdoa semoga si Mumu bisa kembali.

Si Mumu tersenyum bahagia karena bisa terbang ke sana kemari dengan bebas. Ia pun bisa terbang tinggi sambil menikmati pemandangan indah.

"Hemm bahagianya aku bisa bebas terbang tak ada yang melarang," gumam Mumu.

 Ia pun ke sana-sini tiada henti. Tak diduga ia sudah jauh sekali. Badannya lesu. Ia pun bertengger di batang pohon mangga sambil memegang perutnya yang sakit karena kelaparan.

Segera ia terbang lagi untuk mencari makanan. Si Mumu pun menemukan makanan berupa ulat. Namun,  ia merasa tidak enakb dan kurang kenyang dengan makanan itu. Ia pun terbang lagi untuk mencari makanan seperti yang sering diberikan majikannya.

"Duh ke mana lagi harus aku cari. Semua tempat tidak kutemukan makanan itu." gerutu si Mumu.  Lalu ia mendekati burung yang sedang makan di bawah pohon.

"Bagi-bagi dong makanannya," pinta Mumu dengan muka masam,"

"Hemm cari sendiri dong," jawab burung prenjak.

"Sedikit juga tidak apa-apa kok."

"Nih kuberi tapi besok cari sendiri," Prenjak melemparkan makanan.

Ia pun menerima makanan dari burung prenjak. Lalu memakannya. Hatinya bahagia dapat makanan tetapi ia merasakan makanannya tidak enak seperti yang diberikan majikannya. Ia pun jadi ingat bahwa makanan yang diberikan majikannya itu lezat. Ia pun tak harus mencari ke sana kemari.

Akhirnya ia berpikir untuk pulang ke rumah majikannya.

"Syukurlah Mumu, kau pulang," ucap si Lulu bahagia. Pak Yon yang kelelahan mencari si Mumu bisa tersenyum bahagia. Kemudian diambilnya  beberapa makanan untuk mereka berdua. Si Mumu dan si Lulu pun tertawa bersama-sama.

Ambarawa, 1 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun