Mohon tunggu...
Yannuar Permana
Yannuar Permana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Semester Akut, Bukan Penulis. Tiada kata terlambat untuk berkarya, terlebih sesuai dengan passion kita.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Catatan Mimpi #2 : Alpha Waves

26 Agustus 2013   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ulat akan dipuji dan diakui setelah menjadi kupu-kupu
Manusia pun demikian
kan diakui dan dipuji setelah mencapai “kesuksesannya”
dan ketika belum menggapai kata “sukses” itu
mungkin kan tak dianggap siapa-siapa atau bahkan kan dihina
Janji-NYA kan terbukti.. bahwa semua kan indah pada waktunya..

“Dan... Sebagai sesama manusia kita wajib untuk memaafkan. Bahkan kita harusnya berterima kasih dengan kata-kata pedas mereka,kita bisa menjadi seperti ini. Meminta maaf itu mudah, tapi memaafkan itu sulit. Hal sulit itulah yang membuat kita lebih mulia jika kita bisa melakukannya dengan ikhlas yaitu memaafkan . Itu!!!!“

Prook..prook..prook…suara sepatu kuda.. heheheya bukan lah.. suara tepuk tangan penonton yang meriah setelah aku berucap kata ITU!!! Sambil menunjukkan jari telunjukku ke depan. Ehmm… entah perasaan apa yang aku rasakan sekarang.Walaupunhanya mimpi tapi tepuk tangan mereka seperti merasuk ke saraf otak dan membuat ku tersenyum , senyum yang sangat lebar dan tidak bisa sedikit menutupi kegembiraanku pada waktu itu. Hingga pada akhirnya…

“Ehemmm….Ehemm….”Suara serak berat terdengar dan sepertinya aku pernah mengenal suara itu.

“Enak tidurnya, mas? Mimpi apa?” Senyum setengah ikhlas bahkan tidak ikhlas sama sekali yang terpampang nyata di depanku. Yup.. betul sekali. Senyum dari Pak Robert Sujarwo.

“Eeee…enak pak. Tadi mimpiin bapak. Eh…” Jawabku PD dengan senyum cengar cengir,tapi sebentar. Apakah ini mimpi atau bukan?

“Hahahahahaa….”

“S E M U AD I A A A M !!! Siapa nama kamu?”

Tegas Pak Robert agar seisi ruangan diam. Sambil melototin aku meski kali ini tidak tepat dihadapanku tapi ngeri´juga melihatnya marah.

“Sial, ini berarti aku sudah bangun dan benar-benar nggak di dalam mimpi. Aduuh..gawatt!”

“Na...nama saya Enca,pak.. bukan Caca.”Jawaban yang sangat bodoh ku katakan ke pak Rbert yang jelas pasti tambah marah karena aku tertidur tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun