Mohon tunggu...
Yannuar Permana
Yannuar Permana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Semester Akut, Bukan Penulis. Tiada kata terlambat untuk berkarya, terlebih sesuai dengan passion kita.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Catatan Mimpi #2 : Alpha Waves

26 Agustus 2013   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Cerita sebelumnya ---> Catatan Mimpi #1

Dan Tarraaaaa………….. (sound effect).
Ternyata aku sudah berada di tempat lain yang sepertinya sudah tak asing lagi… tapi dimana ya ???

“Baik, tiba saatnya kita pada sesi pertanyaan. Silahkan bagi penonton yang ingin bertanya angkat tangannya! Yaak… silahkan! “

Seru seseorang yang sepertinya menjadi pembawa acara di acara ini. Sambil bingung, aku lihat sekeliling banyak sekali penonton dihadapanku. Ditambah kenapa aku tiba-tiba memakai jas bagus dan rapi. Seketika aku baru menyadari bahwa aku berada di acara seperti Mario Teguh dan aku yang jadi seperti Mario Teguhnya.

“Ohh meenn…. Apa-apaan ini ? Oh iyaa.. inikan masih di dalam mimpi. Oke, nggak masalah”Batinku sembari mendengarkan pertanyaan yang samar dari seorang ibu yang cantik nan anggun.

“Nama saya Dewi Sari. Begini Pak, saya dulu sempat diejek..bahkan dihina oleh seorang teman saya sewaktu kuliah bahwa saya nggak akan pernah sukses.. Jangan kan sukses, dia juga bilang berprestasi di kampus saja mungkin tidak bisa. Tapi sekarang saya sudah buktikan bahwa saya bisa seperti ini. Saya bekerja disebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT dan menjadi salah satu petinggi disana. Nahh.. pada suatu hari.. melalui facebook dia meminta maaf kepada saya karena sudah pernah menghina saya dan dengan mudahnya kemudian dia meminta untuk dicarikan pekerjaan di perusahaan tempat saya bekerja. Jujur saya masih tidak bisa melupakan hinaan dari dia karena pada waktu itu sungguh menyakitkan hati hinaan tesebut. Jadi apakah yang seharusnya saya lakukan dengan teman saya itu. Walaupun ada rasa kasihan juga karena sejak lulus hingga sekarang dia belum punya pekerjaan tetap. Terima kasih”

Disertai tepuk tangan dari penonton lain setelah Ibu Dewi memaparkan pertanyaannya, aku sedikit melonggarkan kerah dan meneguk air ludahku agak berat karena msekipun pertanyaan itu umum, tapi ini kan baru pertama kalinya ku di depan banyak sebagai obyek mereka. Dan lagi.. aku disadarkan dengan pikiran bahwa ini semua hanya mimpi.

“Yeah.. It’s just a dream. My dreams!”

Aku susun segera kepercayaan diriku yang sebelumnya jantung berdetak dua kali lebih cepat saat aku tidur (aku kan memang masih tidur sebenarnya #ngakak) dan sekarang siap untuk menjawab pertanyaan ibu itu. Dengan satu tarikan nafas agak panjang dan . . .

“Baik, pertanyaan dari Ibu Dewi.. Sempat dihina.. dulu ya bu waktu kuliah dan sekarang masih kesal dengan hinaan itu. Begini sahabat – sahabat ku yang suuperr. Hidup itu memang penuh celaan. Entah itu yang kita ketahui maupun tidak. Tapi bukan berarti dari celaan itu kita sakit hati terus menerus. Kadangkala kita justru berterima kasih kepada merekayang mencela kita. Bisa jadi dengan hadirnya celaan itu kita bisa lebih giat lagi, lebih giat dalam menambah ilmu kita, menambah dalam beribadah, dan menambah usaha kita untuk menunjukkan kepada mereka dan dunia baha KITA BISA!!!
Coba anda bayangkan, jika tanpa celaan itu kita mugkin masih ‘jalan di tempat’ dan menganggap semuanya normal dan serba cukup tanpa harus melakukan hal yang extra. Dan itu mungkin awal anda jauh dari kata ‘SUKSES’ itu. “

Di acara ini, pasti ada layar yang bisa dituliskan dengan pena digital. Entah apa namanya.. aku tuliskan saja sebuah kata – kata yang tiba-tiba datang melewati otakku yang ukurannya tidak begitu besar ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun