Menginjak tahun ketiga, kondisi Mirna semakin menurun meskipun kemoterapi dilakukan tapi kondisi tubuh Mirna yang lemah semakin memperparah keadaanya, disaat itulah sikap Herman mulai berubah, sering pulang malam, dan tak ada lagi kata kata motivasi untuk Mirna, Herman seakan tenggelam.dengan dunianya sendiri, bahkan pernah suatu hari ia keceplosan
 "jika kamu sakit begini siapa yang akan bikin kan aku kopi!"
Mirna hanya bisa meratapi kata kata suaminya, dengan mengelus dada
Pada saat ia sedang berada di Rumah Sakit karena keadaanya semakin menguatirkan dikarenakan kanker itu telah menyebar hingga tulang belakangnya, sehingga  Mirna sering mengalami sesak napas. Tapi Herman tak terlihat menemani Mirna di rumah sakit.
Dan dengan bantuan beberapa teman, saudara dan anak anak asuhnya mereka berinisiatif bergantian menjaga Mirna di hari hari terakhirnya.
Penyesalan Mirna kini berujung penderitaan yang dibawanya hingga liang lahat, bahwa tak selamanya janji itu ditepati
Pernikahan keduanya menjadi kuburan terahkirnyaÂ
Selamat jalan Mirna, penderitaanmu telah berakhir semoga jiwamu tenang di sisiNYA.
~~~~~~
Based on true story
Seperti yang di ceritakanya pada penulis