Accurate ( tepat, akurat ). Alat ukur yang digunakan harus memiliki tingkat presisi yang tinggi.
Reliability ( handal ). Alat ukur yang digunakan harus sudah teruji kehandalannya.
Time frame ( kerangka waktu ). Pelaksanaan konsep smart city harus memiliki target waktu yang jelas dan ada progres pada setiap pentahapan pelaksanaannya.
Prosedur Pentahapan Pelaksanaan Pembangunan Smart City
Di Republik banyak orang termasuk para pakar yang gemar membuat jargon dan slogan, yang pada akhirnya membuat mereka terjebak sendiri, tidak tahu harus berbuat apa dan memulai dari mana. Misalnya banyak yang sering mengatakan " membangun manusia Indonesia seutuhnya ", tetapi tidak mampu mendefinisikan konsep tersebut, tidak mampu menyusun indikator dan parameter dari konsep tersebut.
Jelas lebih bermanfaat jika menggunakan konsep konsep model kebutuhan dasar, kecukupan pemenuhan kebutuhan kalori per kapita, tingkat usia harapan hidup dan sebagainya. Demikian juga dengan konsep smart city, banyak orang tidak tahu bagaimana cara mencapainya dan harus mulai dari mana. Di bawah ini akan diuraikan . prosedur tentang tahap tahap pelaksanaan pembangunan smart city. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah :
I. Menetapkan Tema Dasar Smart City.Â
Dalam menyusun dan menetapkan tema dasar smart city, perlu melibatkan para stakeholder di kota yang akan ditetapkan sebagai kota smart city. Beberapa metode yang handal untuk tujuan tersebut adalah metode Delphi dan FGD ( Focus Group Discussion ), yang dilakukan tidak cukup satu kali. Sebagai contoh, ditetapkan lima tema dasar smart city, yaitu :
1. Smart people. Smart people diartikan sebagai orang modern yang memiliki sifat dan karakter adil, jujur, disiplin dan profesional. Kota yang berbasis pada teknologi digital hanya dapat mengakomodasi orang yang memiliki sifat sifat di atas, dan akan membuat menderita orang orang yang tidak memilikinya. Misalnya, orang yang tidak berdisiplin terhadap peraturan sistem transportasi masal, tidak akan dilayani sampai kapanpun. Orang bermental maling yang berbelanja di toko swalayan yang hanya dilayani oleh sistem teknologi, dalam waktu singkat akan menjadi penghuni hotel prodeo ( penjara ). Smart city. menolak orang orang yang fraud ( curang ) dan tidak disiplin.
2. Smart energy. Smart city menggunakan kriteria efisiensi dalam pemakaian energy. Perilaku boros dan menghamburkan energi tidak pada tempatnya, tidak akan dilayani. Misalnya lift didesain tidak akan bergerak jika anda minta dilayani untuk menaikkan satu lantai ke arah atas dan dua lantai ke arah bawah. Atau lift tidak akan bergerak jika hanya melayani kurang dari tiga orang, kecuali untuk keadaan / situasi emergency.
3. Smart Economy. Sebagian besar transaksi dilakukan secara elektronik berbasis teknologi digital, tanpa tatap muka, dapat dilakukan dari mana saja. Semua tempat dapat berfungsi sebagai toko, bank, mesin ATM. Transaksi elektronik menjanjikan kecepatan dan kemudahan, tetapi menuntut ketelitian dan kecermatan dengan presisi tinggi. Sistem canggih akan " menghukum " orang orang yang tidak memiliki sifat accurate dan correct.