Pendahuluan
Di dalam setiap detak kehidupan, kita sepakat bahwa kebahagiaan keluarga adalah salah satu harta terindah yang dapat kita miliki, dalam konteks psikologi, sebuah keluarga yang harmonis bukan hanya sekedar impian, tetapi sebuah kenyataan yang dapat dibangun. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan kasih sayang antara orangtua dan anak dapat menciptakan rasa percaya diri yang kokoh. Ketika cinta hadir, setiap anggota keluarga merasa dihargai dan memiliki peran penting, di mana mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh dukungan dan empati, lingkungan inilah yang membentuk mereka menjadi individu yang bahagia dan seimbang, siap mengatasi berbagai tantangan hidup dengan kepala tegak. Ajaran Islam mengajarkan  keluarga memiliki kedudukan yang sangat mulia. Pandangan fiqih dari empat mazhab mengajarkan kita bahwa suami sebagai pemimpin dan istri sebagai pendukung memiliki tanggung jawab yang sinergis, dengan mengingat sabda Rasulullah SAW, "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya," kita diingatkan untuk mencintai dan menghargai satu sama lain, saat suami memberikan perhatian dan nafkah, istri memberikan kasih sayang serta dukungan, keduanya membangun sebuah istana kebahagiaan yang tak ternilai. Perspektif Salafi  menitikberatkan  pendidikan dan akhlak, orang tua mendidik anak bukan sekadar kewajiban, tetapi sebuah wujud cinta yang tulus, dengan menanamkan nilai-nilai tauhid dan akhlak sejak dini, kita mempersiapkan generasi penerus yang tidak hanya sukses di dunia, tetapi juga selaras dengan tujuan akhir kita kebahagiaan abadi di Jannah, dalam setiap doa yang dipanjatkan, kita berharap agar keluarga kita selalu dikelilingi rahmat dan keberkahan, menciptakan ikatan yang kuat yang menghubungkan kita dalam cinta dan cita-cita yang sama, dengan berbagai perspektif ini, kita mendalami bahwa membangun keluarga bahagia hingga jannah adalah usaha yang tak hanya membutuhkan usaha, tetapi juga komitmen, cinta, dan ketulusan, mari kita ciptakan rumah yang bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga surga kecil di dunia, di mana setiap tawa, pelukan, dan doa menjadi pengikat yang menguatkan kita untuk selamanya.
Â
Psikologis, Perilaku, Sosiologi
Konsep "keluarga bahagia hingga Jannah," berupaya mengaitkan kebahagiaan yang tidak hanya berlaku di dunia ini, tetapi juga di akhirat, untuk meraih kebahagiaan abadi, kita perlu memahami dengan saksama berbagai elemen yang berperan dalam menciptakan kebahagiaan keluarga dan ketahanan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dalam bidang psikologi keluarga dan sosiologi memberikan panduan mengenai faktor-faktor kunci yang dapat kita tanamkan dalam  keluarga.
Pertama, fokuslah pada aspek keluarga itu sendiri, kekuatan ikatan keluarga dibangun melalui  visi yang sama untuk masa depan, ketika anggota keluarga berbagi kenangan indah, mereka mengikat hubungan yang lebih dalam, menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara mereka. Selain itu, kepercayaan memainkan peranan penting sebagai pengikat, dengan adanya rasa percaya, setiap anggota merasa aman untuk berbagi tantangan dan impian tanpa khawatir dihakimi, untuk membimbing mereka dalam menghadapi berbagai rintangan.Setiap keluarga pasti menghadapi tantangan, di sinilah ketahanan keluarga diuji, kemampuan untuk berkomunikasi secara efisien adalah kunci untuk menyelesaikan masalah yang timbul. Keluarga yang memiliki kebiasaan diskusi terbuka cenderung lebih mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi, di samping itu, melakukan praktik spiritual seperti berdoa bersama dapat memperkuat ikatan dan memberikan rasa tujuan yang dalam bagi seluruh anggota. Penelitian juga menunjukkan bahwa keluarga yang beribadah bersama umumnya  lebih stabil dan bahagia disebabkan hubungan spiritual yang terjalin. Kualitas kesabaran dan kemampuan memaafkan juga merupakan aspek penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi setiap anggota keluarga, saat perbedaan muncul, kemampuan untuk bersabar dan saling memaafkan menuntun mereka untuk mengatasi kesulitan dan memulihkan hubungan yang retak.
Beralih kepada harmoni dalam keluarga, saling menghormati dan mendukung antar anggota menciptakan atmosfer yang positif, studi menunjukkan bahwa saling menghormati meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi tingkat stres di dalam keluarga, dalam konteks ini, meminimalkan konflik dengan cara memahami dan berkompromi sangatlah penting untuk menjaga kedamaian.Penting untuk menekankan bahwa kesejahteraan pribadi saling terkait dengan kebahagiaan keluarga, dukungan emosional serta bantuan praktis dari anggota keluarga memperkuat ikatan satu sama lain. Selain itu, stabilitas keuangan mendukung rasa aman dan kepuasan di dalam rumah, fokus pada pengelolaan keuangan yang baik membantu mengurangi stres dan membuat anggota keluarga lebih menikmati momen kebersamaan.
Tradisi dan praktik budaya memberikan tempat tersendiri dalam kebahagiaan keluarga, bila anggota kelurga terlibat dalam ritual dan tradisi akan memperkuat hubungan antarsesama dan membangun kesejahteraan emosional. Menghabiskan waktu berkualitas bersama, baik lewat perayaan maupun kegiatan sehari-hari, memperkuat hubungan keluarga dan menciptakan kenangan yang berharga.
Aspek kesehatan, baik fisik maupun mental, juga sangat berperan dalam menciptakan kebahagiaan sebuah keluarga,menjaga kesehatan dengan cara berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat dapat meningkatkan keseimbangan dalam dinamika keluarga. Selain itu, keikutsertaan dalam kegiatan komunitas memberi keluarga kesempatan untuk memperluas jaringan dukungan sosial yang dapat bermanfaat bagi kesejahteraan mereka, untuk mencapai tujuan  "keluarga bahagia hingga Jannah," diperlukan upaya membina ikatan yang kuat melalui kepercayaan, komunikasi yang efektif, saling menghormati, dan praktik spiritual yang teratur. Ketahanan menghadapi rintangan, menjaga stabilitas finansial, serta berpartisipasi aktif dalam komunitas akan semakin memperkuat kebahagiaan keluarga, dengan mengutamakan elemen-elemen ini, kita dapat membangun lingkungan yang mendukung dan harmonis, tempat di mana kebahagiaan bukan hanya dinikmati di sini, tetapi juga menjadi jembatan menuju kebahagiaan yang kekal di akhirat.
Fiqh 4 Mazhab
Memahami konsep "keluarga bahagia hingga Jannah" tidak dapat dipisahkan dari kaidah-kaidah fiqh yang berasal dari empat mazhab Sunni utama, yaitu Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan Hanbali, dalam usaha mencapai kebahagiaan yang abadi ini, kita harus menggali hak dan kewajiban suami istri, yang merupakan dua aspek penting dalam sebuah hubungan. Salah satu faktor utama penyebab terjadinya konflik dalam keluarga adalah kurangnya pemahaman mengenai hak dan kewajiban masing-masing, oleh karena itu, sangat penting bagi setiap pasangan untuk mengetahui dan melaksanakan kewajiban mereka satu sama lain. Ketika suami dan istri saling bersepakat untuk menjalankan peran mereka dengan penuh pengertian, maka terciptalah kehidupan keluarga yang harmonis, namun, perhatian terhadap hak dan kewajiban tidaklah cukup, dalam hal pekerjaan, istri diizinkan untuk bekerja selama tidak bertentangan dengan maqasid shariah, atau tujuan hukum Islam, disinilah pentingnya menciptakan keseimbangan antara tanggung jawab profesional dan tugas keluarga, memahami dan menghargai kedua sisi ini adalah langkah penting menuju keharmonisan dalam rumah tangga.
Cinta dan kasih sayang merupakan fondasi yang esensial bagi kehidupan keluarga yang sehat. Hubungan yang dibangun di atas cinta yang tulus dan pengertian mampu mencegah kekerasan dalam rumah tangga serta pengabaian tanggung jawab, untuk membangun pondasi yang kuat, pendidikan pra-nikah bagi calon pasangan sangatlah bermanfaat. Pengetahuan mengenai peran dan tanggung jawab dapat berfungsi sebagai peta yang membantu mereka menciptakan keluarga yang kokoh dan Bahagia, namun, konflik sering kali tak dapat dihindari, oleh karena itu, penting untuk menganggap perceraian bukan sebagai jalan keluar pertama, tetapi sebagai opsi terakhir. Berbagai mazhab Islam mengajarkan bahwa meskipun perceraian diperbolehkan, sebaiknya dilakukan hanya jika rekonsiliasi sudah tidak mungkin, proses penyelesaian masalah dalam keluarga seharusnya dilakukan dengan bijaksana dan penuh cinta untuk menjaga keharmonisan yang telah tercipta. Aspek spiritual juga menjadi kunci dalam membangun fondasi keluarga yang kokoh, ketaatan kepada Allah, melalui pelaksanaan perintah-Nya dan berdoa secara rutin, menjadi praktik dasar untuk menjaga keharmonisan keluarga
Hukum keluarga Islam juga bersifat fleksibel dan dapat beradaptasi dengan tantangan zaman modern, tanpa kehilangan nilai-nilai inti yang ada, hal ini sangat penting, mengingat tantangan yang dihadapi keluarga saat ini sangat berbeda dari yang ada di masa lalu. Keluarga yang berhasil mengintegrasikan prinsip-prinsip fiqh dengan realitas zaman sekarang akan menemukan jalan untuk berkembang dan maju---baik di dunia ini maupun di akhirat.
Membangun "keluarga bahagia hingga Jannah" adalah sebuah perjalanan yang memerlukan pemahaman dan kepatuhan yang mendalam terhadap hak dan kewajiban masing-masing, dengan bimbingan cinta, kasih sayang, dan keadilan, serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, keluarga bisa mencapai kondisi harmonis yang diidamkan, dalam perjalanan ini, setiap anggota keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tujuan mulia untuk meraih kebahagiaan abadi.
Salafiah
Memahami keluarga Bahagia hingga Jannah, Salafiah mengedepankan ketaatan pada praktik tiga generasi pertama umat Islam, keluarga yang harmonis berakar pada kepatuhan terhadap perintah Allah, yang mencakup ibadah seperti salat dan doa, serta membimbing setiap anggota keluarga untuk menjalankan perannya dengan baik. Prinsip Maqasid Syariah, atau tujuan hukum Islam, sangat penting, memahami dan memenuhi hak serta kewajiban pasangan tidak hanya mencegah masalah dalam rumah tangga, tetapi juga menciptakan sebuah hubungan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Ketahanan keluarga juga menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kehidupan yang bahagia. Komunikasi yang efektif terbukti menjadi kunci untuk melewati berbagai kesulitan yang mungkin dihadapi. Keluarga yang mampu mengomunikasikan perasaan dan pikiran mereka dengan baik cenderung lebih sukses dalam menjaga keharmonisan. berdoa dan beribadah bersama dapat memperkuat ikatan antar anggota keluarga, menyelaraskan tujuan mereka dengan tujuan spiritual yang lebih tinggi, kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari menjadi panduan yang menguatkan semangat kebersamaan., perasaan bahwa ada seseorang yang selalu mendampingi dapat sangat membantu dalam mengatasi tekanan dan tantangan hidup. Fondasi terakhir yang tak kalah penting adalah cinta dan kasih sayang di antara pasangan. Semua prinsip ini diarahkan pada pembentukan hubungan yang berdasarkan cinta, sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan kebaikan dan kasih sayang dalam relasi keluarga, ketika cinta menjadi benang merah dalam keluarga, semua tantangan yang dihadapi terasa lebih ringan ketika dipikul bersama.
Secara keseluruhan, membangun "keluarga bahagia hingga Jannah" menurut Salafiah melibatkan kepatuhan yang kuat terhadap ajaran Islam, komunikasi yang efektif, saling dukung, dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan domestic, dengan membimbing diri melalui prinsip-prinsip Maqasid Syariah, anggota keluarga dapat memenuhi hak dan kewajiban mereka, menciptakan lingkungan yang dipenuhi cinta dan kasih saying, melalui fokus pada prinsip-prinsip ini, keluarga dapat berjuang untuk mencapai kebahagiaan dan ketahanan yang tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga sebagai jembatan untuk meraih kebahagiaan abadi di Jannah.
Pembahasan
Gagasan mengenai keluarga Bahagia hingga Jannah mengadopsi pendekatan multidisipliner yang mencakup perspektif psikologis, hukum Islam, dan Salafi, di mana sebuah keluarga yang bahagia ditandai oleh hubungan interpersonal yang kuat, komunikasi efektif, dan pembagian tanggung jawab yang proporsional. Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh keadaan emosional yang positif dan interaksi yang memuaskan, dengan kegiatan sederhana seperti menghabiskan waktu bersama dan menjaga komunikasi terbuka yang penting untuk membangun ikatan erat, distribusi fungsi dan peran yang jelas antara pasangan dapat menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, di mana "Faktor Keluarga" menekankan pentingnya berbagi sejarah, visi kolektif, dan kepercayaan untuk membantu keluarga menghadapi tantangan dan memelihara ketahanan. Prinsip-prinsip fiqh dari empat mazhab Sunni menyediakan pedoman berharga, menekankan peran saling melengkapi antara suami dan istri, dengan suami sebagai pencari nafkah dan istri sebagai pengelola rumah tangga dan pendidik anak. Hukum Islam memperbolehkan perceraian namun memandangnya sebagai pilihan terakhir, dengan penekanan pada rekonsiliasi dan mediasi untuk menjaga keharmonisan. Maqasid al-Shariah berupaya melindungi integritas keluarga dengan memastikan pasangan memenuhi hak dan kewajiban, termasuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah tangga serta menghindari kekerasan, dalam konteks Salafi, kepatuhan pada ajaran moral menjadi dasar bagi struktur keluarga yang kuat, di mana komunitas Salafi berfungsi sebagai jaringan dukungan. Persepsi kebahagiaan berkaitan erat dengan fungsionalitas keluarga, di mana dukungan sosial dan struktur keluarga yang seimbang meningkatkan rasa bahagia. Langkah-langkah untuk menciptakan keluarga harmonis dalam Islam, termasuk taat kepada perintah Allah, berdoa bersama, dan bimbingan dalam menjalankan peran, dibarengi dengan nilai-nilai saling menghormati, kasih sayang, serta tanggung jawab, sangat krusial untuk mencapai keluarga yang bahagia hingga Jannah.
Gagasan tentang "keluarga bahagia hingga Jannah" dalam fiqh Islam mencakup pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip kehidupan berkeluarga yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Sunnah, fokus utamanya adalah pada hak dan kewajiban pasangan, peran maqasidh syariah, serta pencegahan masalah sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga dan penelantaran.
Salah satu penyebab utama permasalahan dalam keluarga adalah minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban masing-masing pasangan, oleh karena itu, sangat penting bagi pasangan untuk mengetahui dan memenuhi peran untuk menjaga keharmonisan keluarga ,bagi Istri yang bekerja di  luar rumah diperbolehkan untuk bekerja dalam batas-batas tertentu, selama tidak bertentangan dengan maqasid syariah. Dengan menyeimbangkan antara tanggung jawab pekerjaan dan kewajiban keluarga agar tidak ada tugas-tugas penting yang terabaikan.
Tujuan-tujuan maqasid syariah memainkan peran penting dalam menyelesaikan masalah keluarga yang dihadapi saat ini. Prinsipnya menekankan cinta, kasih sayang, dan saling menghormati di antara para pasangan, yang merupakan dasar bagi terbentuknya keluarga yang bahagia. Kekerasan dalam rumah tangga adalah hal yang bertentangan dengan maqasid Syariah, oleh karena itu, penting untuk mengatasi ketidaktahuan mengenai prinsip-prinsip ini untuk  mencegah masalah yang mungkin timbul.
Langkah-langkah untuk menciptakan keluarga yang harmonis mencakup kepatuhan terhadap perintah Allah, berdoa, mengarahkan anggota keluarga dalam menjalankan peran mereka, serta menampilkan perilaku baik dan mencari rezeki yang halal. Praktik-praktik ini sangat diperlukan untuk membangun kehidupan keluarga yang bahagia dan harmonis.
Mengikuti program pendidikan dan ceramah terkait isu-isu keluarga dalam Islam dapat memperkuat pemahaman dan penerapan langkah-langkah tersebut.
Tantangan dan Solusi
Masalah sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga dan pengabaian hak-hak perempuan, terutama dalam kasus pernikahan anak, menunjukkan betapa krusialnya kebutuhan akan pendidikan dan kepatuhan terhadap hukum keluarga Islam, untuk mencegah masalah-masalah ini dan menjaga lingkungan keluarga yang adil serta bahagia, sangat penting untuk menekankan tanggung jawab, kedamaian, keamanan, dan nilai moral yang baik dalam kehidupan keluarga.
Prinsip-prinsip utama bagi keluarga bahagia menurut fiqh empat mazhab utama menekankan pentingnya menciptakan keluarga harmonis dengan mentaati perintah Allah, berdoa, membimbing anggota keluarga, menunjukkan perilaku baik, dan mencari rezeki halal. Konsep keluarga malaah mendukung kemitraan, keadilan, keseimbangan, saling membantu, dan komunikasi yang efektif.
Sikap serta solusi yang diajarkan Rasulullah dalam menyelesaikan problematika keluarga menjadi penting untuk mengatasi masalah kontemporer saat ini, kurangnya pengetahuan pasangan seputar hak dan kewajiban adalah salah satu penyebab utama munculnya konflik dalam rumah tangga, nilai-nilai luhur seperti kasih sayang, saling menghormati, tanggung jawab, dan toleransi sangat berperan dalam menciptakan sebuah keluarga yang harmonis menurut ajaran Islam
Tantangan umum yang dihadapi keluarga mengindikasikan pentingnya membangun lingkungan rumah tangga yang bahagia, terutama dalam mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga dan pengabaian hak-hak perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan kebijakan yang ada berpengaruh besar terhadap kesehatan dan keharmonisan dalam keluarga. Keluarga dari berbagai status sosial ekonomi perlu mengatasi tantangan yang berbeda untuk mempertahankan kebahagiaan mereka.
Terakhir, perspektif kontemporer menunjukkan bahwa ketahanan pasangan suami istri sangat bergantung pada komunikasi yang baik, do'a, dan ibadah yang konstruktif, menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam keluarga untuk membangun ketahanan keluarga. Kesimpulannya, prinsip-prinsip keluarga bahagia berdasarkan fiqh empat mazhab dan gerakan Salafi mencerminkan interaksi kompleks antara nilai-nilai agama, perubahan sosial, serta tantangan yang dihadapi, penekanan pada komunikasi timbal balik dan kepatuhan pada prinsip Islam menjadi langkah yang krusial dalam mencapai keluarga yang bahagia dan harmonis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI