Mohon tunggu...
Yana Saphira
Yana Saphira Mohon Tunggu... Lainnya - Everyday is a learning process

Menulis adalah cara terbaik untuk mengeluarkan isi kepala yang saling beradu cepat untuk disampaikan dengan lisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jendela Besar

24 September 2022   01:06 Diperbarui: 24 September 2022   01:13 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya jendela yang besar

Satu hayalan yang bermain di angan

Bukan jendela dengan palang

Seolah yakin akan datangnya ancaman

Sama sekali tidak memberi ketenangan

Mengapa tidak kita bangun jendela besar itu?

Bukankah kita perlu menyambut cahaya

yang belum dibanderol harga?

Untuk apa berharta tetapi terjaga

Waspada...

Palang dan kunci di mana-mana

Nyatanya harta pun nyaris tak ada

Lalu mau berlindung dari apa?

Ataukah ada bisikan nan fana

Yang semakin menggerus ketauhidan kita?

Sadarkah kemanapun sembunyi,

Malang bahkan maut tidak jua terelakkan

Hidup hanya sebentar...

Hiduplah dengan riang

Hiduplah dengan tenang

Hiduplah dengan senang

Kecuali kita telah berinventasi

dalam menanam bibit luka, derita...

Bagi orang lain entah siapa...

Sebuah generasi tercipta

Bersama dengan rasa takut dan was was

yang tanpa sadar meletak batu sandungan

Dalam perjalanannya sendiri

....dan

Terperangkap dalam penjara kata-kata manusia

Lalu lupa makna,

Lupa tujuan,

Lupa bahwa ada pilihan

Terlalu banyak dimensi.

Pertimbangan,

Emosi,

Materi,

Empati,

Dedikasi,

Bakti,

Tapi nyata dan fakta kita tidak SAKTI

Hari ke hari mengulang tanya

Terlalu lama lalu menjadi retorika

Dosakah?

Salahkah?

Benarkah?

Elokkah?

Normalkah?

Tapi nyata dan fakta jawabnya RELATIF

Menua itu pasti

Mati apalagi

Jika dengan menunda berakhir yang sama

Jangan tunggu mati rasa

Karena JENDELA BESAR itu (masih) ada

Jakarta, 24 September 2022 

Menjelang 25 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun