Real life atau kehidupan nyata adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang, peristiwa, dan aktivitas yang terjadi di luar dunia virtual (internet, buku, film, dan gim).
Karena pertimbangannya kepuasan batin, saya mengurungkan niat jadi TikToker. Sementara para ibu rumah tangga yang lelah berjibaku jualan makanan di real life akhirnya menyerah. Hidup lebih butuh uang daripada kepuasan batin.
Kepuasan batin bisa diciptakan, tapi uang cuma Peruri yang boleh mencetaknya.
YouTuber dan TikToker Cita-cita Gen Alpha
Apa yang dilakukan para ibu rumah tangga itu mungkin memang sesuai zamannya. Zaman medsos. Tiap kali mengisi kelas menulis, saya sempatkan bertanya kepada anak kabupaten Generasi Alpha (usia 13 tahun kebawah) apa cita-cita mereka kalau sudah besar.
Selalu ada jawaban jadi YouTuber, TikToker, dan influencer. Tidak pernah ada jawaban ingin jadi gamer, sebab anak kabupaten jarang main gim. Tiap pegang HP yang mereka lihat adalah TikTok, YouTube, Instagram, dan aplikasi CapCut serta Snack Video.
Menurut riset Global Media Insight sepanjang 2024 ada 122 juta orang yang menonton YouTube setiap harinya. Sebanyak 95 persen populasi dunia dari 100 negara menonton YouTube. Rata-rata orang menonton selama 40 menit di ponsel mereka.Â
Sementara itu Demandsage mencatat ada 1,58 miliar pengguna aktif TikTok per bulannya selama 2024. Tiap orang menghabiskan rata-rata 58 menit menonton TikTok di ponsel.Â
Indonesia ditasbihkan sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak dengan 157 juta pengguna aktif. Menyusul dibawahnya Amerika Serikat, Brasil, Meksiko, dan Vietnam.
Melihat besarnya pengguna dan penonton dua aplikasi itu, jadinya terasa wajar kalau anak dan remaja bercita-cita jadi YouTuber dan TikToker.
Jadinya wajar juga kalau ibu-ibu banting setir jadi TikToker. Di sana mereka bisa bernyanyi, melawak, bercerita kehidupan sehari-hari, atau ikut berbagai tantangan yang sedang viral.