Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Para Ibu yang Meninggalkan Bisnis Real Life untuk Jadi TikToker

15 Desember 2024   12:22 Diperbarui: 15 Desember 2024   12:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dibuat oleh AI MicrosoftCopilot dan diolah pribadi menggunakan Canva

Kepuasan batin bisa diciptakan, tapi uang cuma Peruri yang boleh mencetaknya.

YouTuber dan TikToker Cita-cita Gen Alpha

Apa yang dilakukan para ibu rumah tangga itu mungkin memang sesuai zamannya. Zaman medsos. Tiap kali mengisi kelas menulis, saya sempatkan bertanya kepada anak kabupaten Generasi Alpha (usia 13 tahun kebawah) apa cita-cita mereka kalau sudah besar.

Selalu ada jawaban jadi YouTuber, TikToker, dan influencer. Tidak pernah ada jawaban ingin jadi gamer, sebab anak kabupaten jarang main gim. Tiap pegang HP yang mereka lihat adalah TikTok, YouTube, Instagram, dan aplikasi CapCut serta Snack Video.

Menurut riset Global Media Insight sepanjang 2024 ada 122 juta orang yang menonton YouTube setiap harinya. Sebanyak 95 persen populasi dunia dari 100 negara menonton YouTube. Rata-rata orang menonton selama 40 menit di ponsel mereka. 

Sementara itu Demandsage mencatat ada 1,58 miliar pengguna aktif TikTok per bulannya selama 2024. Tiap orang menghabiskan rata-rata 58 menit menonton TikTok di ponsel. 

Indonesia ditasbihkan sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak dengan 157 juta pengguna aktif. Menyusul dibawahnya Amerika Serikat, Brasil, Meksiko, dan Vietnam.

Melihat besarnya pengguna dan penonton dua aplikasi itu, jadinya terasa wajar kalau anak dan remaja bercita-cita jadi YouTuber dan TikToker. Jadinya wajar juga kalau ibu-ibu banting setir jadi TikToker. Di sana mereka bisa bernyanyi, melawak, bercerita kehidupan sehari-hari, atau ikut berbagai tantangan yang sedang viral.

Mereka tahunya medsos jadi tempat satu-satunya untuk dapat uang dan ketenaran. Padahal kita tahu kalau Ria Ricis, Gen Halilintar, Tante Ernie, atau Bunda Corla memulai "karir" di medsos secara tidak sengaja. Awalnya mereka tidak meniatkan diri untuk cari uang dan ketenaran.

Menurut pemikiran jadul saya, TikToker dan YouTuber tidak ideal untuk dijadikan cita-cita karena terjadi di dunia virtual, bukan dunia nyata. Kalau buat hobi, ya, oke aja. Seperti Kompasiana, tidak ideal kalau tujuan kita untuk cari duit. Namun, kalau untuk mengasah kemampuan menulis, cari teman sehobi, gabung komunitas, memperluas wawasan dari artikel orang lain, atau untuk coba-coba menulis, ya, ideal banget.

Usaha Real Life

Meski banyak yang pindah jadi TikToker, ada juga kebalikannya. Satu ibu teman anak saya tadinya aktif di TikTok dan sudah meng-endorse banyak produk sekarang jadi pengusaha mikro. Dia buka usaha fotokopi dan percetakan serta jualan es teh kekinian. Saya iseng tanya kenapa pilih buka usaha, kan, sudah enak di TikTok.

Dia memilih berwirausaha di real life karena kepuasan batin dan tantangan. Bagaimana dia harus taat pada target balik modal (breakeven point) dan menggali kreativitas supaya bisnis dan jualannya tetap jalan. Usahanya itu didukung suaminya yang punya bengkel las.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun