Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menarik Hati Akar Rumput dengan Sembako, Kaus, dan Gemoy

28 November 2023   13:55 Diperbarui: 28 November 2023   14:09 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu model yang dipilih tim sukses Prabowo adalah joget ala TikTok dan citra gemoy. Sementara Anies tampak menikmati kampanye model diskusi sesuai latar belakangnya sebagai akademisi.

Warga Tanpa KTP

Dibanding kelas menengah, nasib lebih baik dialami kelas bawah. Mereka tidak bimbang, ragu, dan bingung siapa capres yang akan mereka coblos, karena sudah tidak punya waktu memikirkan selain urusan perut.  

BPS dan Bank Indonesia membagi kelas bawah jadi tiga, yaitu:

  1. Miskin, dengan pengeluaran kurang dari Rp354.000 per bulan.
  2. Rentan, dengan pengeluaran Rp354.000–532.000 per orang sebulan.
  3. Menuju kelas menengah, dengan pengeluaran Rp532.000–1,2 juta per orang sebulan.

Kelas miskin dan rentan inilah yang saking terbawahnya, sampai tidak dapat akses untuk bikin KTP. Kemendagri menyebut ada 2,7 juta orang Indonesia yang belum punya KTP padahal sudah berusia 17 tahun keatas. Mengutip kompascom Menteri Desa Abdul Halim Iskandar juga sudah minta pemerintah desa untuk mendata warganya yang takpunya KTP supaya mereka dapat akses ke berbagai bantuan sosial.

Akar rumput yang begini mestinya jadi prioritas utama para capres kalau mau menarik hati rakyat. Persoalannya, yang tahu persis siapa-siapa saja yang miskin dan tertinggal sampai ke ujung pelosok adalah lurah dan kepala desa. Ndilalah, kompascom memuat berita kalau para kepala desa se-Indonesia sudah mendeklarasikan diri mendukung Prabowo-Gibran.

Ini berarti kemungkinan Ganjar-Mahfud dan AMIN untuk menyelusup ke kelas bawah lewat kepala desa jadi sulit, walau tidak benar-benar tertutup.

Kaus, Sembako, Pawai, dan Pentas Seni

Andai, andai Prabowo yang sudah kali ketiga nyapres dan Gibran yang berlimpah privilese terus menyebarkan semangat Indonesia maju tidak cuma dari joget gemoy dan makan gratis, pasangan ini bisa mengunduhkeuntungan dari akar rumput di kelas menengah sekaligus kelas bawah.

Joget ala TikTok dan persepsi gemoy memang cocok diterapkan kalau target pemilihnya pelajar dan kelas bawah. Namun tidak cocok untuk menggaet kelas menengah yang berpendidikan. Lalu makan gratis juga sudah dilakukan banyak rumah makan di Indonesia tiap Jumat.

Dari sini sebetulnya mudah terlihat kalau yang niat nyapres dan haqqul yaqin bisa memimpin negara sebetulnya cuma pasangan AMIN dan Ganjar-Mahfud. 

Visi misi AMIN membawa negara jadi makmur untuk kemaslahatan bersama. Sedangkan visi misi Ganjar Mahfud akan membawa Indonesia jadi negara maju dengan digitalisasi dan landasan hukum yang kuat.

Dibanding Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo sudah kehilangan tujuan untuk apa dia ingin jadi presiden. Sedangkan Gibran juga tampak belum punya arah untuk apa dia jadi cawapres selain digadang oleh kelompok oligarki yang memanfaatkan nama besar bapaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun