"Oh, kau."
"Apa yang kaubaca?" Alexious mengintip judul buku di depan Graecia. "Oh, bacaan anak sastra."
"Tidak juga. Kok kau ke bagian buku klasik? Kaucari buku apa?"
Lelaki yang hidungnya sangat mancung dan berambut kecoklatan itu menjawab santai, "Iseng, cari bacaan yang berbeda. Buku apa yang bagus dari referensimu?"
Graecia mengangkat bahu, "Kaucari saja sendiri."Â
Alexious duduk di depan Graecia dan mengurungkan niatnya mencari buku. "Sejak kapan kau rajin ke perpustakaan?"
Graecia tidak menjawab, matanya masih menyusuri huruf demi huruf buku The Eumenides dari trilogi Oresteia karangan dramawan Yunani Kuno Aiskhylos. Lima detik kemudian dia baru mendongakkan kepala dan menjawab Alexious.
"Sejak aku mati kutu di kelas Profesor Ariadne." Graecia menoleh kanan-kiri. Tidak ada salahnya mengobrol sedikit mumpung sepi.
Graecia mendesah panjang lalu menceritakannya kejadian di kelas Profesor Ariadne tempo hari kepada Alexious. Alexious tekun mendengar curahan hati Graecia sambil sesekali menahan diri untuk tidak menyeringai lagi.
"Kautahu apa arti namamu. Graecia?" tanya Alexious ketika Graecia sudah selesai bercerita dan berkeluh-kesah.
"Yang diberkati, anggun, dan indah-dari kata grace."